Good morning
Hi there, Tuesday is here, so we’re curious: How do you usually start your day? Coffee? Meditate? Morning jog? For us, its catching up! with you in your inbox and while getting our cup of joe. However you choose to start your day, remember to breathe and tell yourself: Today is gonna be a great day….
We’re gonna start with none other than: Erupsi Gunung Semeru…
Yang udah mereda, but pls be cautious, guys.
Yep. Pasca-erupsi mengeluarkan awan panas Minggu dini hari kemarin, aktivitas di Gunung Semeru diketahui udah makin reda, guys. But still, masyarakat sekitar diimbau untuk nggak deket-deket ke sana dulu. Bahkan, Jepang pun sempat ketar-ketir lo.
Hold on. Gimana bisa?
Easy, we got everything covered here. Semuanya ada penjelasannya, guys. Jadi tuh gini, kayak yang kita bahas kemarin, pada hari Minggu lalu, starting from tengah malam Gunung Semeru yang terletak di Malang-Lumajang, Jawa Timur itu bereaksi mengeluarkan awan panas kan. Beberapa kali tuh ada letusan-letusan kecil. Nah puncaknya di pukul 2.46 dini hari, letusan yang gede akhirnya keluar dengan tinggi kolom abu 1.500 meter di atas puncak gunung. Kolom abu tersebut intensitasnya sedang sampai tebal dan bergerak sejauh 7 kilometer ke arah tenggara dan selatan. Dari situ, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi gercep naikin status Gunung Semeru dari level 3 aka Siaga jadi level 4 alias awas.
Oh no…
Adapun dari tengah malam, terus di jam 2.46 dini hari, sampai jam 6 pagi, Gunung Semeru tuh terpantau masih aktif, guys. Pantauan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi mencatat, dalam rentang waktu 6 jam, udah ada 29 kali letusan dan satu kali gempa vulkanik selama 65-120 detik. Nggak cuma itu, ada juga gempa guguran yang terjadi sebanyak 6 kali selama 50-140 detik, satu kali gempa vulkanik dalam, plus satu kali gempa tektonik jauh. Kondisi ini dinilai cukup parah sih, guys. Makanya warga pun dilarang buat beraktivitas di sekitaran gunung dalam radius 8 kilometer dan diimbau meninggalkan rumah mereka.
Tell me more.
Terus, akibat erupsi ini, salah satu dusun namanya Dusun Kajar Kuning di Lumajang tuh beneran ketutup abu dan debu awan panas semua, guys. Mayan tebel, sampai 3 meter lah. Selain itu, beberapa rumah warga juga ada yang kekubur, fasilitas umum kayak jembatan juga tertimbun awan panas. Jembatan yang ketimbun ini bahkan merupakan akses utama yang menghubungkan Lumajang-Malang. Sounds so parah, rite? That being said, nggak mungkin banget untuk warga nggak dievakuasi ke tempat yang lebih aman kan. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa juga sempat mention supaya warga buru-buru evakuasi cus ke posko-posko yang udah disiapkan.
Feel bad for them…
Same. Masih dari keterangan Bu Khofifah, saat ini udah tersedia sebanyak 12 posko di mana kalau ditotal-total, jumlah warganya yah mencapai 2.000 orang. Tapi sampai sekarang proses pendataan juga masih dilakukan sih, supaya distribusi bantuan ntar juga bisa maksimal, guys. Meanwhile, namanya ngungsi yha yang dicari adalah fasilitas kesehatannya yekan. In that sense, kalau mau berobat, warga bisa langsung cus ke beberapa puskesmas yang udah dijadikan tempat perawatan rujukan akibat erupsi ini.
Tell me the condition now…
Nah sekarang, balik lagi ke keterangan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, aktivitas Gunung Semeru udah makin mereda. Nggak yang separah waktu hari Minggu-Senin kemarin. Sekarang tinggal awan panas yang kecil-kecilnya aja yang masih keluar. But still, the seatbelt keeps being tightened, dong. Karena awan panas guguran, guguran lava, dan lahar masih berpotensi banget dimuntahkan oleh Gunung Semeru. Jadi, penting banget buat masyarakat ngikutin rekomendasi Badan Geologi terkait do’s and dont’s-nya, Badan Geologi juga sampai sekarang koordinasi terus sama instansi terkait, mulai dari BNPB, Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Provinsi, dan instansi lainnya.
I heard something about Japan….
Yep, let’s talk about Japan. Hari Minggu kemarin, begitu dengar kabar Gunung berapi yang berupsi, Badan Meteorologi Jepang juga langsung ancang-ancang, guys. Dalam keterangannya, mereka bilang kemungkinan tsunami sampai ke negaranya, tepatnya di Pulau Miyako dan Yaeyama bisa kejadian, akibat dari erupsi ini. Belajar dari pengalaman yang udah-udah, emang ada beberapa case di mana letusan gunung berapi sampai ke lautan dan menyebabkan tsunami ygy. Tapi kalau di case kali ini, nggak gitu.
Why??
Peneliti Bencana dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Dr. Amien Widodo jelasinnya gini. Erupsi yang terjadi kali ini, nggak bakal sampe ke lautan. Hal ini karena gunung berapi yang letaknya di darat kayak Semeru, laharnya nggak sekuat itu buat sampe ke bibir pantai, bahkan ke laut. Beda sama Krakatau atau gunung api lain yang base-nya emang di dasar laut. But above all, Doktor Amien juga maklum sama kekhawatiran Jepang. Since Gunung Hunga di Pulau Tonga tuh emang sebelahan banget sama Jepang, kalau meletus dan Jepang tsunami, kan repot juga mereka. Gitu guys kira-kira. Fyi nggak lama setelah mengeluarkan status darurat, Badan Meteorologi Jepang pun mencabut status itu dan bilang erupsi ini nggak menimbulkan ancaman tsunami.
Got it. Anything else?
Fyi, selain mengevakuasi diri sendiri, kemarin warga sekitaran Gunung Semeru juga mengevakuasi hewan ternak, dengan dibantu sama petugas. Hal ini jadi bagian penting dari penanggulangan bencana since hewan ternak merupakan aset berharga buat masyarakat, jadinya kudu diselematkan. Lebih jauh, hewan ternak ini juga ikut dievakuasi biar mengantisipasi beberapa oknum yang manfaatin warga yang lagi lengah karena bencana. Makanya sekarang hewan ternaknya dikumpulin, dimasukin kandang, dan dikasih makan.
When things are getting worse in Iran..
It’s because the never-ending demonstration, yang udah berjalan hampir 3 bulan.
Demonstrasi itu sendiri bermula karena kasus kematian Mahsa Amini, remaja yang meninggal di dalam tahanan polisi moral.
Background please.
OK. Jadi huru hara di Iran ini bermula dari kematian Mahsa Amini pada 16 September lalu. Jadi di Iran itu ada yang namanya polisi moral gitu, guys alias polisi yang bertugas untuk memastikan bahwa hukum Islam dijalankan dengan baik. Nah, waktu itu giliran si Mahsa Amini yang kena tegur sama polisi moral gara-gara dia nggak pake hijab sesuai standar yang udah ditentuin dan pake pakaian yang dinilai lumayan ketat. Singkat cerita, Mahsa Amini akhirnya ditangkap dan ditahan. Tapi dalam beberapa hari, dia meninggal di dalam tahanan. Pihak keluarga sih bilang kalo dia dipukuli di sana, tapi pemerintah dan polisi membantah tuduhan itu dan justru ngeklaim kalo Amini meninggal karena penyakit bawaan. Padahal di usianya yang masih sangat muda, Amini sehat walafiat dan ngga ada penyakit bawaan.
Go on.
Kejadian ini kemudian memantik api demonstrasi di seluruh Iran. Sejak kejadian itu, aksi protes terjadi di seluruh penjuru negeri, even sampe sekarang. Hampir seluruh warga Iran dari segala usia, etnis dan gender juga ikut di dalam aksi demonstrasi itu. But mostly, emang kebanyakan anak muda yang turun ke jalan-jalan. Bentuk protesnya juga macem-macem banget. Mulai dari para wanita yang ngebakar jilbab mereka, menari bahkan sampe motong rambut mereka. Terus, banyak sekolah, universitas dan toko juga ikut mogok, sebagai bentuk protes. Bahkan nih ya, Timnas Iran juga ogah buat nyanyi lagu kebangsaan mereka pas lagi main di World Cup Qatar pada 21 November kemaren. Nggak cuma di Iran, aksi protes juga ternyata menyebar ke negara lain. Misalnya para perempuan di Stockholm sampe Athena juga turun sebagai bentuk solidaritas mereka.
Terus, respons pemerintah gimana?
Sejauh ini, pasukan keamanan menindak para pengunjuk rasa dengan sangat keras. Apalagi di daerah tempat tinggalnya para etnis minoritas kayak Kurdistan dan Balochistan. Banyak orang yang ditembak gara-gara membunyikan klakson mobil mereka waktu lagi ngedukung para pengunjuk rasa. Bahkan, banyak wartawan, pengacara, selebriti, atlet dan masyarakat sipil yang ditangkap.
This has gone too far, sih..
Kalo menurut Kantor Berita Aktivis Hak Asasi Manusia di AS sih sekitar 402 orang telah meninggal dunia selama aksi protes ini. Angka itu termasuk 58 anak-anak dan ratusan orang lainnya yang terluka. Gimana enggak, pasukan keamanan aja udah mengerahkan pasukan, persenjataan berat sampe kendaraan militer demi menumpas para pengunjuk rasa.
Terus terus?
Akhirnya, gara-gara protes yang berkepanjangan ini, Jaksa Agung Iran Mohammad Jafar Montazeri bilang kalo parlemen dan kehakiman Iran lagi meninjau ulang soal undang-undang wajib jilbab di sana. Tapi ya of course ini prosesnya pasti bakal panjaaangg banget. Soalnya undang-undang itu juga udah berlaku sejak Revolusi Islam pada tahun 1979. Sebenernya, udah lama muncul perdebatan soal ini nih. Kaum konservatif bilang kalo aturan itu harus ditegakkan, tapi kaum reformis bilang kalo keputusan pake hijab ada di tangan individunya masing-masing.
Anything else?
Kejadian demonstrasi Iran kali ini jadi aksi demonstrasi terbesar di sana dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Juru Bicara Organisasi Hak Asasi Manusia Hengaw, Ramyar Hassani bilang ini pertama kalinya dalam sejarah Iran sejak Revolusi Islam, ada persatuan yang unik antar etnis. Terus, mereka semua juga meneriakkan protes dan tuntutan yang sama.
Raise your hand if you feel overwhelmed during the pandemic.
Gotcha. But it’s not only you, kok.. Menurut sebuah studi yang dirilis journal Biological Psychiatry: Global Open Science minggu lalu, ditemukan bahwa otak remaja di AS menua lebih cepat dari biasanya selama pandemi COVID-19.
Really? Tell me more!
Well, dalam studi ini juga ditemukan bahwa para peserta studi mengalami anxiety, depresi dan kesulitan mengatur emosi during the first year of pandemic. So, buat kalian yang ngerasa mental health-nya keganggu selama pandemi COVID-19, maybe it’s one of the reasons.
Tapi kok bisa?
Ada banyak faktor yang bikin anak-anak ini mengalami depresi selama pandemi, di antaranya karena mereka jadi harus belajar dari rumah, nggak ketemu sama temen, dan yang pasti kebayang bayang sama penyakit COVID-19. Apalagi, banyak dari mereka yang kehilangan anggota keluarga kan. Semua hal ini tentunya men-trigger stres dan kecemasan.
Then?
Terus, para peneliti juga ngebandingin hasil riset mereka kali ini sama yang udah mereka lakuin sekitar delapan tahun yang lalu. Hasilnya, otak yang mengalami pandemi memiliki usia otak yang lebih tua dari usia aslinya. Yep, ditemukan bahwa otak pandemi mengalami pertumbuhan lebih cepat di area yang berfungsi mengatur rasa takut dan stres, yang disebut amigdala.
Sedih 🙁
Well, sebenernya, otak anak emang berubah dari waktu ke waktu. Tapiii, menurut penelitian emang perubahan fisik ini terjadi lebih cepat ketika mereka mengalami perubahan yang signifikan. Sama halnya kayak otak orang yang mengalami kekerasan, kemiskinan atau masalah hidup lainnya. Otak-otak ini juga mengalami penuaan yang lebih cepat dan berpotensi kena masalah kesehatan mental di masa depan. Peneliti juga menyebutkan bahwa masih belom jelas soal perubahan otak ini bakal berdampak di kemudian hari atau enggak, tapi ada kemungkinan kalo perubahan otak bisa jadi respons langsung terhadap pemicu stres yang bakal jadi normal nantinya.
Anything else?
Yang jelas, peneliti bilang bahwa penting banget buat orang tua dan wali merhatiin soal kondisi anak mereka, khususnya pasca pandemi kayak sekarang. Soalnya, walaupun aktivitas masyarakat udah mulai berangsur normal, tapi tetep ada kemungkinan munculnya masalah kesehatan mental.
When you’ve been listening to “Hati Hati di Jalan” so often….
Pls do.
Yoi, guys. Jangan terlalu fokus sama “Ku kira kita asam dan garam” kalau dengar kata “Hati Hati di Jalan” tuh, tapi juga dimaknai secara harfiah.
Hati hati hati di jalan.
Hati hati saat berkendara.
Karena faktanya, kecelakaan lalu lintas bahkan menimbulkan korban jiwa masih jadi isu yang concerning sekarang, guys. Khususnya di Jalan Tol.
Yep, Kementerian Perhubungan mencatat, ruas Tol Cipali jadi lokasi kecelakaan lalu lintas dengan fatalitas tertinggi di DUNIA. Serius, kalau dirata-ratain, ada satu korban jiwa per kilometernya. Yang terbaru, barusan kejadian akhir bulan lalu di KM 119.600 di mana satu minibus ringsek. Well, Kecelakaan di jalan tol tuh secara garis besar bisa disebabkan karena dua hal, guys. Pertama, adanya peningkatan jumlah kendaraan, bahkan sampai nyentuh 150 juta kendaraan yang ada di jalan tahun ini, terus ruas jalan tol juga dibangun semakin pesat.
Padahal, seharusnya pembangunan jalan tol yang semakin pesat ini kudu disikapi dengan konsistensi dan ketaatan pada aturan, biar gimana pun keadaan jalannya, seberapa banyak kendaraan di sana, kita tetep aman dan selamat sampai tujuan.
Jalan tol tuh seharusnya bukan jadi tempat buat kita kehilangan seseorang.
“Yang penting bekerja.”
Gitu guys kata Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono yang baru aja fix nih bakal menjabat sebagai Panglima TNI baru menggantikan Jenderal Andika Perkasa. Dalam keterangannya Pak Yudo bilang, ya gpp klo amanah barunya itu hanya bakal dijabat selama 11 bulan, kan yang penting kerja. Hal ini me-refer pada usia Pak Yudo yang bakal memasuki masa pensiun pada November 2023 mendatang.
When your coworker asks why you come to the office at 11 am…
Announcement
Thanks to Someone, Sayang, Wilhanif, Moza, & Aji for buying us coffee today!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here. Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)
Catch Me Up! recommendations
Really really don’t want to work today? Read this.