Saksi Sidang Lanjutan Bharada E Diduga Berbohong, Jembatan Di Gujarat India Ambruk, Festival Musik Di Istora Senayan Dihentikan Polisi, Hubungan Erat Antara Sepak Bola & Pendukungnya

339

Good morning

Hi there, smile, because today you are stronger than yesterday 🙂 Remember to be kind to yourself and always put yourself first because you matter the most. Go for some walk, meditate, have a good coffee and let’s start a slow morning with…

When everybody’s eyes are on Susi…..

Because of keterangannya yang sus betul. 
Yep. Kemarin banget nih, sidang lanjutan untuk terdakwa Bharada Richard Eliezer Pudihang Lumiu aka Bharada E kembali digelar, guys. Dan yang kalian harus tahu adalah, di sidang ini, banyak banget yang mencurigakan, mulai dari saksi yang dicurigai pake handsfree, sampai dugaan bohong di pengadilan. Ini juga yang bikin Majelis Hakim ke-trigger dan ngancem itu saksi bakal dipidanakan. Yep, everybody meet: Susi.

Tell. Me. Every. Single. Detail. 
That’s what we’re here for. Jadi gengs, as we all know sidang kasus pembunuhan berencana Brigadir Yosua Hutabarat dengan lima terdakwa itu kan masih terus bergulir yah. Adapun sidang untuk terdakwa Bharada Richard Eliezer ini udah berlangsung sebanyak dua kali start from dua minggu ke belakang. Agenda sidangnya juga beda-beda, sidang yang pertama itu untuk mendengarkan dakwaan jaksa, sedangkan sidang kedua untuk mendengarkan keterangan para saksi di mana saksi itu didatangkan dari pihaknya Brigadir Yosua. Nah kemarin banget nih, setelah dua kali sidang, sidang ketiga pun akhirnya digelar.

Mau sampe berapa kali astagaaa….
Sampai majelis hakim bisa memutuskan Richard Eliezer bersalah atau nggak atas kasus ini. Well, dalam sidang kemarin, agendanya sama kayak sebelumnya, yaitu mendengarkan keterangan para saksi. Ada 12 saksi totalnya, dan ke-12 saksi ini adalah orang-orang yang kerja sama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi, guys. Mulai dari ART, supir, ajudan, security kompleks, dll. Lalu, yang jadi highlight kemarin tuh perhatian publik tertuju ke Susi, ART yang kerja di rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling yang mengubah keterangannya beda dengan yang udah dia jabarkan lewat Berita Acara Pemeriksaan aka BAP.

Waduhh…
To give you a wider context, kuasa hukum Bharada Richard, Ronny Talapessy minta sama majelis hakim supaya 12 saksi ini diperiksa secara terpisah, gengs. Hal ini dilakukan biar mencegah saksi kasih keterangan yang sama dan jatohnya malah memberatkan Richard. Di-acc tuh sama Hakim Wahyu Iman Santoso, dan terjadilah saksi memberikan keterangannya secara terpisah. Salah satunya adalah si Susi ini yang kemarin ngubah keterangannya, guys. Adapun keterangan yang diubah ini adalah keterangan soal what happened di rumah Ferdy Sambo di Magelang, Jawa Tengah pada 4 Juli 2022 lalu.

Emang berubah gimana?
Nah di keterangan BAP, Susi bilangnya Brigadir J SUDAH ngangkat Putri Candrawathi yang sakit dari sofa di ruang keluarga otw ke kamar pribadinya di lantai 2. Nah di keterangannya di sidang kemarin, Susi meralat hal itu, guys. Brigadir J baru sempat mau ngangkat, belum diangkat beneran katanya. Makin dicecar kan sama majelis hakim “Gimana ceritanya baru ‘sempat mau ngangkat’? Jadi diangkat atau nggak?” gitu kan. Dijawab sama Susi “Belum sempat. Udah dilarang sama Kuat Maruf. Dari sini hakim kemudian mempertanyakan keterangan Susi di BAP. In his words, Hakim Iman bilangnya gini: “Terus yang di BAP ini apa? Apa kamu mencabut semua keterangan di BAP? Saya bilang sama saudara kalau bohong konsisten. Terjebak sendiri kan Anda, di BAP ini. Makanya mana yang bohong Anda di BAP atau yang saat ini?”

Yess 
yang mana yang bener tuh?
Well, kalau kata Susi sih keterangannya yang bener yang saat ini, guys. Nah dikejar lagi dong sama hakim, “Jadi yang di BAP bohong?” dijawab sama Susi nggak bohong. “Waktu pemeriksaan BAP juga saya takut dan takut,” katanya gitu. Lebih jauh, dengan jawaban terbata-bata, Susi juga bilang begini: “Di BAP pikiran saya lagi ini,” langsung dipotong sama hakim tuh. “Ndak, saat ini pikiran Anda juga sedang kacau. Karena banyak sekali bohong yang nampak,” katanya gitu. Yep, Susi emang terindikasi bohong, guys di sidang kemaren.

Se-bohong itu?
Well, at least kalau kata Bharada Richard sih gitu, guys. Banyak banget poin-poin yang disampaikan Susi di persidangan kemarin yang nggak sesuai sama fakta, even dari dialog juga beda. Contoh, waktu kejadian di Magelang, Susi bilang sempat ada komunikasi antara Richard dan Yosua di mana Richard ngomong, “Jangan gitu lah bang” ke Yosua, padahal Richard ngakunya nggak pernah ngomong gitu. Terus, soal Ferdy Sambo yang Susi bilang lebih sering di rumah Jalan Saguling, padahal kalau kata Richard, Sambo cuman stay di rumah Saguling tuh weekend doang, daily basis Sambo lebih sering stay di rumah yang Jalan Bangka. The same also goes to keterangan Susi soal Ferdy Sambo yang diisolasi di rumah dinas Duren Tiga. Padahal, Bharada E bilangnya waktu Sambo kena Covid-19 tuh isolasi mandirinya di rumah Jalan Bangka, bukan di Duren Tiga. Not to mention keterangan Susi yang bilang nggak pernah ngeliat senjata laras panjang yang dibawa dari rumah Magelang ke Jakarta. Padahal lagi nih, itu senjata lumayan gede dan mudah ke-notice. Apalagi di mobil cuman ada empat orang, yha pasti keliatan itu senjata.

Ya ampun…
Nah nggak cuma terindikasi bohong, hakim di sana juga menyebut keterangan Susi ini dibuat-buat banget aka settinganguys. Bahkan keterangan yang dijelaskan Susi dinilai nggak masuk akal sama hakim. Mulai dari Putri Candrawathi yang jatuh tergeletak terus Kuat Maruf yang nyuruh dia buat naik ke atas, padahal mereka berdua kondisinya sama-sama lagi di lantai satu. Bingung dong hakim, ditanya lah, “Kuat udah tahu Putri jatuh?” Dijawab Susi nggak tahu. Makin dikejar lagi sama hakim, “Apakah Saudara Putri teriak dulu ‘Hei Kuat, tolong saya’?”. Tapi yha gitu. Susi lagi-lagi bilang nggak tahu.

Terus terus?
Terus, keterangan Susi lalu berlanjut ketika Brigadir Yosua yang niatnya mau naik juga tapi dihalau sama Kuat, sempat ada cekcok di situ antara Kuat dan Yosua, dan kemudian Putri dipapah sampai ke kamar mandi sama Kuat dan Susi. Nah dari sini there is something missing kan.  Susi udah di atas sama Bu Putri terus minta tolong. Susi tau dari mana kalau Yosua dihalau sama Kuat sampai ada cekcok. Tapi dari keterangan Susi sih emang kedengaran mereka berdua sempat cekcok tadi. In her words, Susi ngomong, “Om Kuat sambil ngomong, ‘Om, diapain ibu? Om Yosua ngomong saya nggak ngapa-ngapain ibu. Saya mau ngomong yang sebenarnya bukan begini kejadiannya.” But still, keterangan Susi itu masih nggak make sense buat hakim, guys. Hakim Wahyu bahkan bilang “Kamu anggap kami ini bodoh?” gitu guys.

HEMMMM…..
Iyaa. Dan yang bikin Majelis Hakim makin kzl sama Susi adalah, Susi nih suka jawabnya nggak tahu mulu. Kayak gini contohnya, Awalnya kan hakim tanya, “Saudara sering pergi sama Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi nggak?” Dijawab sama Susi, “Tidak, Yang Mulia”. Dipancing lagi sama hakim, “Atau mereka tidak pernah pergi bersamaan?” Nggak tahu, katanya gitu. Terus kalau ke Bali waktu itu ikut nggak? Ditanya lagi kan sama hakim. Nah di situ Susi jawabnya ikut. Makin dicecar kan sama hakim, “Kok tadi katanya nggak tahu, ketahuan kan kalau kamu bohong”. Kecurigaan kalau Susi bohong ini juga diliat sama Jaksa Penuntut Umum, guys. Di situ JPU bahkan bilangnya kesaksian Susi dikendalikan jarak jauh dan pake handsfree, gengs.

Wah menarik….
Iya karena Susi mengubah keterangannya di BAP vs sidang kemarin, Jaksa Penuntut Umum jadi ngiranya Susi ada pake handsfree kan. In their words, jaksa bilangnya gini: “Saudara jujur saja. Saudara saksi di dalam memberikan keterangan apakah ada menggunakan handsfree? Ada yang mengajari saudara?” Dijawab nggak ada kan tuh. Dipastiin lagi kan sama jaksa, “Bener nggak ada?” Dijawab lagi sama Susi, “Benar,” kata Susi gitu. But still, indikasi kalau Susi ini bohong kuat banget kan. Makanya majelis hakim pun mengancam kasih hukuman pidana ke yang bersangkutan.

Hukuman pidana gimana? 
Hukuman pidana karena memberikan kesaksian palsu. Yep, karena keterangannya yang berubah-ubah tadi itu, ditambah indikasi berbohong yang dilakukan, pengacara Bharada Richard meminta majelis hakim untuk memproses Susi ke tindak pidana dan majelis hakim pun bilangnya bakal mempertimbangkan hal itu. Lebih jauh, Ronny bilangnya Susi udah melanggar Pasal 3 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan bisa dikenakan Pasal 174 KUHAP Tentang Kesaksian Palsu dengan ancaman tujuh tahun penjara. Nggak cuman itu, Hakim Anggota Morgan Simanjuntak bilangnya Susi diharapkan bisa hadir di setiap persidangan mulai kedepannya. Hakim Morgan bilangnya hal ini penting biar pengadilan segera tahu apa motif dari pembunuhan Brigadir Yosua, guys.

Ok enough with 
Susi. Anything else?
Yes. Dari tadi fokus ngomongin Susi, sampe lupa kalau ada saksi lain yang juga hadir memberikan keterangannya di sidang kemarin. Adapun beberapa diantaranya adalah ajudan Ferdy Sambo, Adzan Romer dan Daden Miftahul Haq sama ada kakaknya Ferdy Sambo, Leonardo Sambo. Cuman sampai berita ini diturunkan, belum jelas keterangan apa yang diberikan Leonardo di sidang kali ini, guys.

Who’s making the headline in India?

The bridge. 
Yep, Minggu (30/10) kemarin, jembatan di Gujarat, to be exact di barat India, ambruk hingga menewaskan 132 orang. Parahnya, ini jadi salah satu insiden paling mematikan di India, for the past recent years. 

Tell me what happened. 
Jadi, semuanya bermula ketika jembatan penyeberangan di atas Sungai Macchu dipenuhi sama wisatawan lokal yang emang lagi JJS alias jalan-jalan santai, enjoying their weekend. Apalagi, ini juga bertepatan sama liburan perayaan Diwali. Saking banyaknya pengunjung, jadi ratusan orang memadati jembatan di saat yang bersamaan, sampe akhirnyaaa BREK.. ambruk pukul 18.40 waktu setempat. Sebenernya, sebelum kejadian, video yang beredar di media sosial udah nunjukkin kalo jembatan itu udah goyang-goyang sejak siang hari.

GEEZ. 
Saksi mata bilang kalo banyak anak-anak yang ada di atas jembatan saat insiden terjadi. Video yang beredar di sosmed juga menunjukkan terjadinya kekacauan saat para pengunjung yang berada di tepi sungai teriak histeris waktu jembatannya putus. Mereka juga berusaha buat ngebantu nyelametin korban sebisa mereka. Apalagi, waktu kejadian kan hari juga udah mulai gelap, bikin kondisinya makin chaos.
 
Kok bisa sih? 
Walaupun otoritas berwenang belom ngumumin penyebab resminya, tapi menurut berbagai sumber, salah satu kemungkinan terbesarnya adalah karena kelebihan muatan. Ditambah lagi, usia jembatan ini udah 100 tahun guys.
Advertisement
 Terus juga sebenernya jembatan ini sempet ditutup buat renovasi selama enam bulan, bahkan baru dibuka lagi pekan lalu, tapi ya tetep aja hal ini bisa terjadi.
 
How are the victims?
Salah seorang korban yang berhasil selamat dan lagi dirawat di rumah sakit, Siddikbhai bilang kalo kondisinya kacau banget. Doi sendiri ngaku bahwa dia kesulitan buat lari nyelametin diri. Terus, saksi mata lainnya, seorang penjual teh di sana bilang kalo dia trauma banget usai kejadian. Dia ngeliat sendiri gimana orang-orang bergelantungan dan teriak minta tolong. Apalagi ketika dia lihat ada ibu-ibu yang lagi hamil gede, ikut jadi korban.

🙁
Terus Polisi, militer dan tim tanggap bencana langsung dikerahkan dalam upaya penyelamatan. So far, ada lebih dari 177 orang yang udah berhasil diselamatkan. Menurut laporan, ada sekitar 400 orang yang berada di atas jembatan saat ambruk. PM Narendra Modi sih udah komen langsung terkait berita ini dan bilang kalo dia ikut sedih soal tragedi yang terjadi. Apalagi, tragedi ini terjadi nggak lama setelah tragedi Itaewon. So, pihak berwenang pun berjanji buat menyelidiki kejadian ini.

Anything else? 
FYI guys, jembatan yang dikenal sebagai Julto Pool ini emang udah jadi situs popular buat wisatawan di kawasan tersebut. Jembatan sepanjang 230 meter ini dibangun pas masa penjajahan Inggris di abad ke-19. Sooo, no wonder usianya udah 100 tahun lebih.

When you’ve been very excited about music festival….

Wait until you hear about:
Over capacity.

Yep, itulah yang terjadi di salah satu festival musik yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta weekend kemarin, gengs. Namanya aja Berdendang Bergoyang, tapi boro-boro Berdendang apalagi Bergoyang, pengunjung yang ada di sana banyak yang jatuh pingsan sampai akhirnya festival tiga harian ini harus dihentikan polisi, gengs.

Whoa kok bisa sih??
Ya itu tadi, karena over capacity. Well in case you need some background, cerita awalnya tuh gini, gengs. Fesitval Berdendang Bergoyang tuh emang di-set berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 28, 29, dan 30 Oktober kemarin, gengs. Kayak konser musik yang selama ini udah ada, line up di festival ini pun oke-oke banget. Mulai dari Rossa, D’Masiv, Project Pop, HiVi, Reza Artamevia, bahkan Umi Elvy Sukaesih dan Bang Haji Rhoma Irama juga manggung di Berdendang Bergoyang ini, gengs.

Sounds fun…
Itu juga yang ada di pikiran masyarakat kan. Festival tiga hari, line up-nya oke, harga tiket yang affordable, tertarik dong orang-orang buat join yekan. Cuman yha gitu, dari event organizer termasuk panitia penyelenggara juga nggak mikirin berbagai kemungkinan yang terjadi, terutama when it comes to kapasitas penonton. Dari kapasitas Istora Senayan yang cuman bisa nampung 10.000 orang, ternyata di Day-1 itu ada sebanyak 21 ribu pengunjung yang hadir, gengs. Makanya nggak heran kalau acara ini emang over capacity.

Iyalah…
Makanya dari over capacity ini, terjadi penumpukan kan tuh, terutama dari pengunjung yang belum bisa masuk ke venue di mana terjadi dorong-dorongan. Bahkan, penonton yang udah punya tiket banyak juga yang nggak bisa masuk ke venue karena kelebihan kapasitas tadi. Terus, pas udah masuk venue, sesek-sesekan deh tuh di situ karena kapasitas venue yang nggak nyukup buat si puluhan ribu pengunjung ini. Makanya di Day 1 hari Jumat kemarin itu banyak yang pingsan.. Dari catatannya tim medis, ada lebih dari lima puluh orang yang pingsan, guys.

Whoaaa that’s a lot…
Emang. Polisi pun langsung bertindak dan melakukan investigasi. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menilai dalam hal ini emang panitia penyelanggaranya yang lalai, mulai dari izin penonton dan ticketing terutama. Dalam hal ini, pihak kepolisian lagi coba ngejar panitia apa sebenernya alasannya nambah-nambahin kapasitas jumlah penonton sampai exceeds 11 ribu orang kayak gitu, sambil terus memantau perkembangan di Day 2 dan Day 3 nya.

Tell me about Day 2…
Hari kedua juga sama. Crowded nggak waras juga. Banyak yang antri tapi nggak bisa masuk karena beberapa gate ada yang ditutup. Terus, sekalinya ada gate yang buka, tetep ada yang  nggak bisa masuk ke venue. Tapi, panitia satu orang pun nggak ada yang muncul. Ricuh deh. Banyak penonton yang berusaha memaksa masuk tapi nggak bisa karena dari keterangan petugas yang berjaga, itu venue udah nggak memungkinkan lagi buat ditambah orang. Makanya sampai ditutup pake pembatas kaca gitu tapi tetep dibobol sama penonton. In their words, mereka bilangnya gini: “Itu kosong! Itu apaan? Kita bisa lihat. Emang kita buta?!” Gitu deh, gengs. Chaos lah pokoknya.

Ya ampun…
Makanya di Day 3 izin penyelenggaraan Berdendang Bergoyang dicabut polisi guys demi keselamatan dan keamanan. Well, awalnya permohonan pencabutan izin ini disampaikan oleh pihak Polres Metro Jakarta Pusat ke Polda Metro Jaya atas alasan-alasan yang tadi udah dijelasin. Poldanya rapat dan disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan, pihak Polda Metro Jaya memutuskan untuk mencabut izin Berdendang Bergoyang untuk tanggal 30 kemarin itu which means Day 3 harus ditiadakan deh.

I see. Does anyone say anything?
Of course. Yang mau didenger kan pasti statement dari promotor si festival yah, yang dalam hal ini adalah Emvrio Production. Dalam keterangannya, Humam Arief selaku penanggung jawab kegiatan menyebut pihaknya udah mengikuti prosedur dan udah ada izin keramaian. Segala tim medis dan tim keamanan juga udah ditambah, katanya gitu. Terus terkait dengan Day 3 yang batal, pihak penyelenggara juga bakal memenuhi tanggung jawab dengan ngadain refund. Oya, for the records, dua orang dari pihak penyelenggara Berdendang Bergoyang ini udah dimintai keterangan sama polisi, gengs.

Hemm…
Btw kejadian ini kan juga udah didengar oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. “Pihak EO jangan aji mumpung,” kalau kata Bang Sandi. Begitu demand naik, jual tiket juga gila-gilaan. Hal ini kan of course jadi boomerang buat kita sendiri ygy. In that sense, pihak EO tuh kudu mematuhi protokol cleanliness, health, safety, and environment sustainability aka CHSE, gengs. Nggak cuman itu, caring capacity, early warning system, ketersediaan jalur evakuasi, sama CPR tuh hal yang wajib di-checklist buat semua EO yang mau ngadain event apa pun itu.

Setujuuu. Anything else?
 Btw di luar over capacity tadi, Berdendang Bergoyang nih emang rame banget diomongin orang karena experience penonton di sana tuh emang dinilai minus, guys. Pertama, jarak antar stage yang jauh (For context, mereka punya lima stage: Berdendang, Bergoyang, Berdansa, Bergembira, sama Bergelora). Ada abang-abang yang yang jualan minuman TEPAT di tengah-tengah crowd, dan Harga makanan dan minuman di sana tuh sungguh overpriced :((((.

Who’s more loyal than your boyfriend?

Pendukung bola di mana pun emang nggak main-main deh, guys. Termasuk di Indonesia. Nggak cuma loyal sama klub bola idola mereka, atau pemain favorit mereka, tapi hubungan antar supporter juga emang nggak bisa disepelein. And you know what? Indonesia masuk tiga besar negara di Asia yang masyarakatnya paling gila soal sepak bola. Menurut survei terbaru dari Nielsen, Lembaga riset dan penelitian di bidang informasi global, minat publik Indonesia soal sepak bola menempati tempat ketiga di Asia. Itu berdasarkan hasil survei pada periode 2019-2021 dan Januari-April 2022. Indonesia cuma ada ada di bawah dua negara, yakni di posisi pertama ada Vietnam dan kedua Uni Emirat Arab.
 
Setelah itu, negara ASEAN lain yang juga masuk top 12 adalah Thailand, Malaysia, Singapura dan Filipina. Ini artinya Asia tuh emang punya market yang gede banget soal sepak bola. Bahkan, bisa ngalahin Brasil, Spanyol dan Inggris. Dari survei yang sama, Piala Dunia juga jadi tontonan paling diminati, yaitu 34% populasi dunia. Terus diikuti sama Liga Champions Eropa dan Piala Eropa.
 
Tapi ternyata, nggak semua fans sepak bola aktif di sosmed pas lagi mantengin pertandingan. Kalo soal ini, yang menang sih China, Brasil, India dan AS. Jadi, kalo kalian fans klub bola apa nih, guys?

“Yang nentukan itu Allah.”
 
Gitu guys kata Menteri BUMN Erick Thohir pas merespons soal dukungan maju capres yang muncul dari Partai Persatuan Pembangnan aka PPP. Pak Erick bilang bahwa doi terbuka kalo ada tawaran yang muncul, tapi balik lagi yang menentukan Allah SWT. FYI guys, sebelumnya emang PPP blak-blakan bilang siap dukung  Pak Erick maju capres atau cawapres.
 
Pak ET is you when your family asks “kapan married?” for the 17326 times…

Announcement

Thanks to Hafid for buying us coffee today!
 
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations
Just some family quote to warm your Tuesday…
Advertisement