G20 Tidak Memberikan Solusi Krisis Iklim

265

When G20 is still being the highlight….

Disebut nggak bisa kasih solusi ceunah.
 Yoi guys. Kamu udah tahu kan, annual meeting maha penting di mana Indonesia yang jadi tuan rumahnya tahun ini aka KTT G20 masih jadi trending topic di mana-mana, guys. Banyak lah yang bisa jadi highlight, mulai dari yang bagus-bagusnya, sampai yang kurang bagusnya pun ada, termasuk asumsi nggak bisa kasih solusi in terms of Climate Crisis.
 
HAH GIMANA CERITANYA?
Jadi gini, guys. Semuanya tuh bermula wayyyy bertahun-tahun ke belakang, saat Group 20 aka G20 pertama kali dibentuk di tahun 1999. Di tahun itu, jumlah emisi karbondioksida yang bikin Bumi jadi diselimutin polusi ada di angka 23 gigaton yah. Nah angka itu terussss meningkat bahkan di tahun 2021, emisi karbondioksida udah mencapai 35 Gigaton, guys. Meanwhile, dari periode lebih dari dua dekade itu, Konferensi Tingkat Tinggi G20 kan rutin diadain. Para world leaders meeting dan menghasilkan banyak hal, salah satunya adalah soal penanganan climate crisis. Tapi ngeliat faktanya begini, orang jadi bertanya-tanya dong, “Mane nih hasilnya, Pak? Bu?” gitu kira-kira.
 
Tapi G20 tuh bukan cuman soal climate crisis ngga sih…
Well, itu bener. Ada KTT khusus sendiri bahkan yang ngomongin climate crisis which called Conference of the Parties aka COP yang kemaren baru aja selesai diadain di Mesir. Terus, Forum G20 ini sendiri mostly emang ngomongin ekonomi dan politik guys, supaya negara-negara anggota juga bisa makin kuat kerjasamanya, dan ekonomi setiap negara anggota juga bisa maksimal at its finest. Kalau poin ini hasilnya keliatan, gengs. Negara-negara anggota G20 diketahui emang menguasai sebanyak 80% GDP dunia. But the thing is, at the same time, mereka disebut berkontribusi terhadap 80% emisi gas rumah kaca yang dihasilkan worldwide.
 
Aih….
Makanya banyak yang protes, guys. Salah satunya adalah Extinction Rebellion Indonesia aka XR Indonesia. Dalam pandangannya, KTT G20 ini emang ada kasih solusi, udah di depan mata. Yaitu berupa solusi yang terdesentralisasi, dikelola sama masyarakat, ga pake biaya tinggi, dan berbasis pengetahuan adat. Cuman yha gitu, XR ngeliatnya solusi ini cuman sebatas dikasih panggung aja, nggak ada dukungan, nggak ada sumber dana, dan penyebarluasan yang masif dan sistematis dari pemerintah.
 
Terus gimana dong?
That being said, banyak opini yang bilang para world leaders yang ngumpul meeting di KTT G20 itu nggak bisa kasih solusi buat penanganan climate crisis. Terbukti dari emisi gas rumah kaca along with emisi karbon yang terus dihasilkan, terus banyak bencana, es di kutub mencair, lahan ijo-ijo aka hutan juga makin berkurang karena digundulin mulu, masyarakat adat kehilangan lahannya, gitu-gitu deh. Lebih jauh, diduga kuat negara G20 ini juga mendukung hal-hal yang bertolak belakang sama penanganan climate crisis ini. Saaaaaad~
 
Gimme all the details….
Contoh, investasi ke infrastruktur dan operasional PLTU Batubara which nggak ramah lingkungan sama sekali. Terus, pembangunan berbagai infrastruktur yang somehow malah merusak lingkungan kayak pembangunan jalan tol, bandara, dll. Sampai investasi ke project yang require pembukaan lahan besar-besaran kayak Food Estate (Read the full story here).

Terus, G20 Indonesia ini juga gitu?
Advertisement
Kita kawal bareng-bareng ygy. But on the other hand, kalau kamu skip, tema G20 di bawah presidensi Indonesia tahun ini tuh kan “Recover Together, Recover Stronger” yah, di mana pembahasannya bakal berputar di kesehatan global after pandemi Covid-19, terus transformasi digital buat penguatan ekonomi, dan of course, transisi energi buat mewujudkan masa depan yang berkelanjutan dan menangani climate crisis. Again, acara puncak KTT G20 di Bali kan baru banget kelar kemarin yah. Hasil dari pertemuan itu, terutama soal penanganan climate crisis dan action towards it yang harus kita kawal bareng-bareng, gengs.

 
I heard something about pembatasan and stuff…
Yep, pembatasan yang terdapat dalam KTT G20 kali ini dinilai lebay banget, guys. Contoh, kayak yang dialami sama Yayasan Lembaga bantuan Hukum Indonesia aka YLBHI waktu mereka lagi rapat di Sanur beberapa waktu lalu. Padahal rapat mereka has nothing to do with KTT G20, tapi tetep diintimidasi sama pecalang di sana, di mana setelah ditelusuri, pecalang itu bukan warga lokal. But still, intimidasi menjelang sampai penyelenggaraan KTT G20 ini kerasa, guys. In that sense, banyak yang menilai ini tuh emang pembatasan yang berlebihan.

Seberlebihan itu?

Kalau kata Greenpeace sih begitu, guys. Dalam hasil analisisnya, pembatasan yang berlebihan ini disebut seolah mencoreng kebebasan berpendapat dan prinsip demokrasi yang selama ini jadi core kita sebagai bangsa Indonesia. Lebih jauh, segala bentuk intimidasi kayak gini tuh disebut cuman bakal image pemerintah yang anti-kritik di mata negara-negara anggota G20. Makanya hal kayak gini yang menurut mereka kudu dibenerin sama pemerintah RI, guys.


I see. Anything else?
Btw selain isu-isu kurang enak dari G20, kamu harus tahu nih, guys, bahwa KTT G20 khususnya di bawah presidensi Indonesia tahun ini tuh banyak banget yang memorableguys. Kayak Presiden AS Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping yang akhirnya meet up for the first time, PM Inggris Rishi Sunak dan PM India Narendra Modi yang juga akhirnya ketemu dan ngobrol (Ngomongin kampung halaman nggak sih? Lol), sampai momen Ibu Negara Korea Selatan, Kim Keon-hee, yang menyita perhatian netizen waktu tea time bareng Bu Iriana.
 
Resolusi kita semua adalah menjadi Madam Kim di umur 50 tahun kulit masih kinclong nan kencang. On a serious note, spill skincare-nya dong, Madam” :))))))
Advertisement