Festival Musik Di Istora Senayan Dihentikan Polisi

443

When you’ve been very excited about music festival….

Wait until you hear about:
Over capacity.

Yep, itulah yang terjadi di salah satu festival musik yang berlangsung di Istora Senayan Jakarta weekend kemarin, gengs. Namanya aja Berdendang Bergoyang, tapi boro-boro Berdendang apalagi Bergoyang, pengunjung yang ada di sana banyak yang jatuh pingsan sampai akhirnya festival tiga harian ini harus dihentikan polisi, gengs.

Whoa kok bisa sih??
Ya itu tadi, karena over capacity. Well in case you need some background, cerita awalnya tuh gini, gengs. Fesitval Berdendang Bergoyang tuh emang di-set berlangsung selama tiga hari mulai dari tanggal 28, 29, dan 30 Oktober kemarin, gengs. Kayak konser musik yang selama ini udah ada, line up di festival ini pun oke-oke banget. Mulai dari Rossa, D’Masiv, Project Pop, HiVi, Reza Artamevia, bahkan Umi Elvy Sukaesih dan Bang Haji Rhoma Irama juga manggung di Berdendang Bergoyang ini, gengs.

Sounds fun…
Itu juga yang ada di pikiran masyarakat kan. Festival tiga hari, line up-nya oke, harga tiket yang affordable, tertarik dong orang-orang buat join yekan. Cuman yha gitu, dari event organizer termasuk panitia penyelenggara juga nggak mikirin berbagai kemungkinan yang terjadi, terutama when it comes to kapasitas penonton. Dari kapasitas Istora Senayan yang cuman bisa nampung 10.000 orang, ternyata di Day-1 itu ada sebanyak 21 ribu pengunjung yang hadir, gengs. Makanya nggak heran kalau acara ini emang over capacity.

Iyalah…
Makanya dari over capacity ini, terjadi penumpukan kan tuh, terutama dari pengunjung yang belum bisa masuk ke venue di mana terjadi dorong-dorongan. Bahkan, penonton yang udah punya tiket banyak juga yang nggak bisa masuk ke venue karena kelebihan kapasitas tadi. Terus, pas udah masuk venue, sesek-sesekan deh tuh di situ karena kapasitas venue yang nggak nyukup buat si puluhan ribu pengunjung ini. Makanya di Day 1 hari Jumat kemarin itu banyak yang pingsan.. Dari catatannya tim medis, ada lebih dari lima puluh orang yang pingsan, guys.

Whoaaa that’s a lot…
Emang. Polisi pun langsung bertindak dan melakukan investigasi. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin menilai dalam hal ini emang panitia penyelanggaranya yang lalai, mulai dari izin penonton dan ticketing terutama. Dalam hal ini, pihak kepolisian lagi coba ngejar panitia apa sebenernya alasannya nambah-nambahin kapasitas jumlah penonton sampai exceeds 11 ribu orang kayak gitu, sambil terus memantau perkembangan di Day 2 dan Day 3 nya.

Tell me about Day 2…
Hari kedua juga sama. Crowded nggak waras juga. Banyak yang antri tapi nggak bisa masuk karena beberapa gate ada yang ditutup. Terus, sekalinya ada gate yang buka, tetep ada yang  nggak bisa masuk ke venue. Tapi, panitia satu orang pun nggak ada yang muncul. Ricuh deh. Banyak penonton yang berusaha memaksa masuk tapi nggak bisa karena dari keterangan petugas yang berjaga, itu venue udah nggak memungkinkan lagi buat ditambah orang. Makanya sampai ditutup pake pembatas kaca gitu tapi tetep dibobol sama penonton. In their words,
Advertisement
mereka bilangnya gini: “Itu kosong! Itu apaan? Kita bisa lihat. Emang kita buta?!” Gitu deh, gengs. Chaos lah pokoknya.

Ya ampun…
Makanya di Day 3 izin penyelenggaraan Berdendang Bergoyang dicabut polisi guys demi keselamatan dan keamanan. Well, awalnya permohonan pencabutan izin ini disampaikan oleh pihak Polres Metro Jakarta Pusat ke Polda Metro Jaya atas alasan-alasan yang tadi udah dijelasin. Poldanya rapat dan disampaikan oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Zulpan, pihak Polda Metro Jaya memutuskan untuk mencabut izin Berdendang Bergoyang untuk tanggal 30 kemarin itu which means Day 3 harus ditiadakan deh.

I see. Does anyone say anything?
Of course. Yang mau didenger kan pasti statement dari promotor si festival yah, yang dalam hal ini adalah Emvrio Production. Dalam keterangannya, Humam Arief selaku penanggung jawab kegiatan menyebut pihaknya udah mengikuti prosedur dan udah ada izin keramaian. Segala tim medis dan tim keamanan juga udah ditambah, katanya gitu. Terus terkait dengan Day 3 yang batal, pihak penyelenggara juga bakal memenuhi tanggung jawab dengan ngadain refund. Oya, for the records, dua orang dari pihak penyelenggara Berdendang Bergoyang ini udah dimintai keterangan sama polisi, gengs.


Hemm…
Btw kejadian ini kan juga udah didengar oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. “Pihak EO jangan aji mumpung,” kalau kata Bang Sandi. Begitu demand naik, jual tiket juga gila-gilaan. Hal ini kan of course jadi boomerang buat kita sendiri ygy. In that sense, pihak EO tuh kudu mematuhi protokol cleanliness, health, safety, and environment sustainability aka CHSE, gengs. Nggak cuman itu, caring capacity, early warning system, ketersediaan jalur evakuasi, sama CPR tuh hal yang wajib di-checklist buat semua EO yang mau ngadain event apa pun itu.

Setujuuu. Anything else?
 Btw di luar over capacity tadi, Berdendang Bergoyang nih emang rame banget diomongin orang karena experience penonton di sana tuh emang dinilai minus, guys. Pertama, jarak antar stage yang jauh (For context, mereka punya lima stage: Berdendang, Bergoyang, Berdansa, Bergembira, sama Bergelora). Ada abang-abang yang yang jualan minuman TEPAT di tengah-tengah crowd, dan Harga makanan dan minuman di sana tuh sungguh overpriced :((((.
Advertisement