Badai PHK Indonesia

385

Here’s your full recap on: Badai PHK Indonesia…

Nggak cuman satu dua, tapi belasan perusahaan.
You must have heard the news, rite? Over the weekend kemarin, para budak korporat dan budak startup Ibukota tuh heboh ngomongin PHK massal yang berlangsung di berbagai perusahaan sepanjang tahun ini. Perusahaan yang nge-PHK banyak, terus yang di-PHK juga nggak cuman 100-200 karyawan, tapi sampai ribuan, guys.

WHAT??? 
Iya. Well, kalau kamu inget, beberapa waktu lalu tuh sempat heboh di media sosial ada satu company yang melakukan mass layoff terhadap 3% karyawannya. Itu loo, yang rame juga di LinkedIn ehehehe. Nah ternyata, mass layoff aka PHK massal ini tuh nggak berhenti sampai di situ, guys. Banyak perusahaan gede di berbagai bidang dan didominasi oleh startup ini juga melakukan hal yang sama terhadap karyawannya. Hal ini of course jadi pertanyaan dong. “WHYYYY????”

Same question here. 
To answer the question, PHK massal ini rupanya nggak terlepas dari kondisi ekonomi global yang sekarang lagi ambyar ini, guys. Termasuk ancaman resesi global tahun depan, suku bunga yang naik, perlambatan pertumbuhan ekonomi di sektor tertentu, sampai demand masyarakat yang makin ke sini makin lemah. Not to mention iklim investasi yang makin buruk. Faktor-faktor ini kemudian berdampak secara luas kan, termasuk pada para pelaku industri. Dan industri pun kudu muter otak biar operasional tetep jalan, dan jalan yang dipilih yha.. Rasionalisasi jumlah karyawan.

Sad….
Adapun yang dari kemaren heboh banget sama berita PHK Massal ini adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. Dalam keterangan tertulis, pihak GoTo bilang mereka emang harus mengambil keputusan sulit merampingkan karyawan aka PHK massal biar perusahaan bisa tetep dinavigasi di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan ceunah. Lebih lanjut, GoTo juga bilangnya mereka harus fokus ke hal lain yang ada dalam kendali perusahaan. GoTo pun memutuskan buat melakukan PHK ke sebanyak 1.300 orang atau sekitar 12% dari total karyawan mereka.

:((((
The same also goes to PT Ruang Raya Indonesia alias Ruangguru. CEO Ruangguru, Adamas Belva Devara menyebut pihaknya udah gagal dalam memprediksi dan mengantisipasi situasi ekonomi yang berkembang pesat. In his words, Belva bilangnya gini: “Kami mengerti bahwa banyak perasaan marah, sedih, dan kecewa atas hal ini maupun kepada kami secara personal. Untuk itu, kami terima dan kami minta maaf,” katanya gitu. Nggak cuma GoTo dan Ruangguru, sepanjang tahun ini, udah ada belasan company yang memilih melakukan PHK massal. Mulai dari e-commerce, ekspedisi, fintech, edutech, dll.

Tapi karyawan ini tetep dapat haknya kan?
Of course. Para karyawan yang terdampak tetep dapat haknya sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang kok, guys. Yaitu berupa pesangon, gaji bulan terakhir tetep penuh, perpanjangan asuransi, dll. Kalau case-nya Ruangguru sama GoTo, para karyawan terdampak ini bakal tetep dapat support
Advertisement
 buat cari kerjaan baru, konsultasi psikologis, keuangan, dan akses buat pelatihan kerja dan pengembangan karier sampai Mei 2023 nanti. Malah GoTo juga bilangnya mereka bakalan merekomendasikan orang-orang ini buat kerja di company rekan bisnisnya GoTo, guys.

I see. Did anyone say anything?
Ada dong. Pakar bisnis Rhenald Kasali bilangnya resesi global yang belakangan ini terus diomongin tuh belum tentu kejadian, guys. Tapi seolah udah di depan mataa banget sampai harus PHK massal dan publik jadi ‘dipaksa’ buat memercayai itu dan ikut ngerasain efeknya. In that sensekeparnoan orang-orang inilah yang bisa bikin resesi itu ntar bisa beneran kejadian, guys. Makanya Pak Rhenald bilangnya ini tuh ‘trust recession bukan economic recession’. Lebih jauh, Pak Rhenald juga menyampaikan yang harusnya diwaspadain sekarang tuh bukan dampak resesi, tapi dampak disrupsi yang sukses ngilangin 40% lapangan kerja dan digantikan dengan robot.

Berarti resesi atau nggak nih?
Well banyak pakar dan ahli sih memprediksi di 2023 nanti bakalan ada resesi, tapi Ekonom INDEF, Eko Listiyanto, menyebut bahwa kemungkinan Indonesia jatuh ke resesi tuh masih kecil banget, guys. Konsumsi domestik masih bisa dijaga, pertumbuhan ekonomi juga masih oke. Dan dengan belanja sosial pake anggaran yang ada, Indonesia bisa terhindar sih dari resesi. Balik lagi soal PHK massal, pakar ekonomi Bhima Yudhistira bilangnya salah satu faktornya adalah overstaffing aka rekrutmen gila-gilaan di awal terus since investor pada cabs dari itu company, perusahaan nggak bisa cover lagi biaya operasionalnya, terus PHK deh.


Got it. Anything else?
Btw adanya PHK massal yang udah berlangsung sepanjang tahun ini kan akhirnya juga di-notice sama Kementerian Ketenagakerjaan yah. Dalam keterangannya, Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja menyampaikan supaya masyarakat tuh nggak panik. Karena bakal ada upaya dari Kemnaker buat mengatasi hal ini, guys. In that sense, banyak pihak menilai perlu ada paket kebijakan yang lengkap from A to Z yang disedian sama Kemnaker. Mulai dari urusan perpajakan, sampai bantuan sosial buat mereka yang rentan miskin.
Advertisement