Update Tragedi Kanjuruhan

344

We’ll start with none other than: Update Tragedi Kanjuruhan.

Where are we now?
If you’re wondering, “Againnn? Three days in a row?” Yes, because we reallyyyy need to talk about this, guys. Tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan waktu match-nya Arema FC VS Persebaya ini tercatat sebagai tragedi paling mematikan nomor dua sepanjang sejarah sepak bola dunia dan udah menewaskan ratusan korban jiwa plus ratusan lainnya luka-luka. Nah, kejadiannya itu kan di hari Sabtu kemarin, dan sampai sekarang, udah banyak banget pihak yang speak up dan melakukan berbagai tindakan untuk mendalami kasus ini lebih jauh, guys. Termasuk Presiden Joko Widodo.

Catch Me Up!

Sure. Now let’s dive in to it one by one:

  • Perbedaan data korban meninggalAs we all know, kalau ada tragedi kayak gini, data jumlah berapa korban meninggal kan essential banget yah. Tapi, ada perbedaan data nih guys antara data yang udah dihimpun sama Polri VS Aremania. Beda lagi sama datanya Badan Penanggulangan Bencana Daerah aka BPPD Jawa Timur. Disampaikan oleh Kadiv Humas Polri, Irjen Dedi Prasetyo, per kemarin, setelah diidentifikasi dari seluruh rumah sakit, korban tewas itu ada 125 orang, guys. Tapi Aremania bilangnya korban tewas ada lebih dari itu. Adapun data 175 orang tewas itu ada dari BPPD Jawa Timur.
  • Salat gaib. Masih ngomongin korban tewas, Kementerian Agama bakal menggelar salat gaib buat mendoakan korban tewas dalam tragedi ini. Adapun salat gaib ini akan dilakukan di Masjid Istiqlal Jakarta hari Jumat besok abis solat Jumat. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga udah mengeluarkan surat edaran terkait ini dan ngajak seluruh umat muslim di Indonesia buat salat gaib juga mendoakan para korban.
  • Kapolres Malang dinonaktifkan. For context, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan rombongan tuh kan dari kemarin udah tiba di Malang dan melakukan analisis dan evaluasi langsung terkait kejadian ini. Nah, dari hasil analisis dan evaluasi tadi, Kapolri akhirnya memutuskan buat menonaktifkan Kapolres Malang, AKBP Ferli Hidayat. Nggak cuma itu, atas perintah Jenderal Listyo, Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta juga menonaktifkan sejumlah pejabat kayak Komandan Batalyon, Komandan Kompi, Komandan Peleton, sampai orang-orang di Brimob.
  • Personel TNI represif. Have you watched that video, guys? Dalam video kerusuhan yang viral di media sosial, ada oknum yang keliatan jelas pake baju loreng-loreng ijo yang melakukan tindakan represif ke para supporters yang turun di lapangan itu, gengs. Merespons hal ini, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa bilang pihaknya udah melakukan investigasi dan kalau udah terbukti, bakal dilanjutkan dengan proses hukum, gengs. Mulai dari Pasal 126 KUHPM, plus KUHP.  Terus, anggota TNI yang terlibat juga udah diperiksa sama pihak Pusat Polisi Militer Angkatan Darat aka Puspomad.
  • Tim Gabungan Independen Pencari FaktaRemember there is so much “Why this?” and “Why that?” dalam tragedi ini? Nah, merespons hal ini, Presiden Joko Widodo  pun kasih instruksi buat membentuk tim khusus yang bertugas mengusut kasus ini secara detail, namanya Tim Gabungan Independen Pencari Fakta aka TGIPF. Tim ini dikasih deadline juga sama Pakde, guys. Pakde Jokowi menyampaikan tim ini udah harus mencapai kesimpulannya maksimal banget dalam waktu satu bulan.
  • Mahfud MD memimpin TGIPFYep, dari instruksi Pak Jokowi di atas, akhirnya benaran direalisasikanlah TGIPF itu melalui Rapat Koordinasi Khusus yang dihadiri Menko Polhukam Mahfud MD, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, perwakilan Kemenpora Chandra Bhakti, dan masih banyak lagi. Dalam rakorsus ini, akhirnya ditentukanlah Prof Mahfud yang memimpin tim ini, guys. Pak Mahfud pun langsung gercep kerja yang bakal selesai dalam dua sampai tiga minggu ke depan. Selain itu, Pak Menkes juga diminta mengutamakan pelayanan kesehatan korban, no matter how much it costs.
  • Pintu tertutup. Now moving on to poin yang sempat kita bahas kemarin aka pintu tribun di Stadion Kanjuruhan yang cuman ada dua pintu yang kebuka (out of 14 doors) waktu kerusuhan itu terjadi. Dalam keterangan yang Komisioner Komisi Kepolisian Nasional aka Kompolnas, Albertus Wahyurudhanto, belum diketahui secara pasti siapa yang kasih instruksi buat nutup pintu itu. Sementara Kapolres Malang waktu itu juga nggak ada memerintahkan begitu. Lebih jauh, dari Kompolnas juga bilangnya nggak mungkin polisi yang megang kunci, itu urusannya panitia, katanya gitu.
  • Mulai jam delapan malam demi rating. Talking about panitia, Despite the fact that pihak aparat udah nge-warning mereka untuk mulai pertandingannya sore aja, tapi nggak bisa diindahkan sama pihak panitia dengan alasan udah terikat kontrak hak siar dengan salah satu stasiun TV. Hal ini juga yang mengundang reaksi banyak pihak. Salah satunya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dalam keterangannya, Kang Emil bilang pertandingan malam tuh sarat banget sama gesekan ceunah. Jangan apa-apa dipaksain buat sekadar rating, katanya gitu.
  • Sanksi buat Arema. Ketua Komisi Disiplin PSSI, Erwin Tobing bilangnya pihaknya udah melakukan investigasi secara menyeluruh terkait tragedi ini dan udah menghasilkan sebanyak tiga plus 1 putusan. Pertama, Arema FC nggak boleh ngadain match lagi dengan penonton sebagai tuan rumah, kalaupun mau tanding ada penontonnya, match itu harus diadain di tempat yang jauh dari Malang, Terus, Arema FC juga dikenakan sanksi sebesar Rp250 juta. Nah, kalau masih diulangi juga nih pelanggaran kayak gini, bakalan ada sanksi yang lebih berat buat Arema FC.
  • Panitia disanksi seumur hidup. Yep, selain sanksi buat Arema, PSSI juga menjatuhkan sansi buat panitia pelaksana event kemarin yang dirasa punya andil besar dalam event ini. Ketua Panitia Pelaksana namanya Abdul Harris barengan sama security officer Arema, Suko Sutrisno dijatuhkan hukuman sama PSSI di mana mereka nggak boleh melaksanakan aktivitas apapun termasuk pengamanan dalam sepak bola Indonesia seumur hidup mereka.
Advertisement