Predisen Jokowi Panggil Ratusan Petinggi Polri Ke Istana Negara

237

First stop, we’ll start with Jokowi’s invitation….

To ratusan petinggi Polri.
Yep. Salah satu headline yang rameee banget dibahas di hari Jumat kemarin adalah ketika Pak Presiden Joko Widodo memanggil ratusan petinggi Polri mulai dari level Kapolres, Kapolda, sampai pejabat Mabes Polri untuk datang menghadap ke Istana Kepresidenan. Pemanggilan ini jadi most awaited dan most anticipated banget secara saat ini juga lagi banyak banget kisruh dan blunder yang terjadi di Polri ygy. So people be like, “Finally!!” gitu.

Background pls.
You got it. Well, jadi sejak kasus terbunuhnya Brigadir Yosua Hutabarat aka Brigadir J yang rupanya didalangi oleh eks Kadiv Propam Polri, Ferdy Sambo, masyarakat kan jadi punya trust issue sama kepolisian dan institusi Polri yah. Logikanya, anggota sendiri terbunuh aja penanganannya lama banget dan berbelit, apalagi kalau orang lain yang terbunuh. Terus selang nggak berapa lama, terjadilah Tragedi Kanjuruhan yang bikin nama Polri semakin tercoreng. Secara match itu kan diamankan sama polisi tapi nyatanya sebanyak 132 orang meninggal. Dan masih banyak lagi lah blunder-blunder di Polri ini, guys. Makanya di sini polisi ini dirasa perlu dapat arahan nggak cuman dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, tapi juga dari Presiden Joko Widodo.

Jadi mereka dikumpulin semua di Jakarta gitu ya?
Yang pejabatnya aja. Jenderal Listyo bilangnya ada sebanyak 559 orang anggotanya yang hadir di Istana Kepresidenan Jumat kemarin, guys. Adapun 559 orang ini terdiri dari 24 pejabat utama Mabes Polri, 33 orang Kapolda, dan 400 Kapolres. Yang menarik adalah, dalam undangannya, Presiden meminta ratusan anggota Polri yang hadir untuk nggak bawa handphone, nggak bawa tongkat, nggak pake penutup kepala, dan cuma boleh bawa buku dan pulpen. Nggak cuma itu, untuk level Kapolres juga nggak boleh bawa kendaraan pribadi alias harus pake bis yang udah disediakan.

Wkwkw menarik. Terus di istana mereka kena semprot? 
Yha nggak dong. Despite momen pemanggilan ini pas banget sama kepercayaan publik yang udah turun banget sama institusi Polri, di sini nggak ada adegan Jokowi marah-marah atau anggota Polri kena semprot gitu, guys. (Well, arahan ini diselenggarakan tertutup sih). HOWEVER, disampaikan oleh Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional aka Kompolnas, Benny Mamoto, emang nggak ada yang marah-marah di sini, gengs. Cuma aja, Pak Jokowi menekankan supaya kepercayaan publik tadi harus supaya cepat naik, gitu.

Gimme all the details…
Ada beberapa poin penting dari arahan Pak Jokowi Jumat kemarin, guys. Terutama yang related to gimana caranya kepercayaan publik bisa cepet naik. We’ll get you through this: Pertama, disampaikan oleh Jenderal Listyo, Jokowi kasih instruksi adanya reformasi internal Polri, mulai dari yang instrumental sampai yang kultural. Semuanya kudu dievaluasi dan dibenahi lah. Terus, Presiden juga kasih arahan supaya anggota Polri tetap stick sama tugasnya sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. Hence, anggota Polri kudu jaga solidaritas mereka. Harus bantu Pemda setempat mengawal kebijakan pemerintah di lingkup kabupaten/kota, provinsi, dan nasional, plus kudu bantu jaga tahun politik bareng sama TNI in terms of stabilitas keamanan.

Is that it?
Belum selesai, beb. Lebih jauh, Pakde juga ngebahas soal gaya hiduo ‘mewah’ mereka sekalian kasih arahan supaya harus lebih sensitif sama masyarakat yang lagi kesusahan. Gaya hidup mewah itu harus direm kata Pak Jokowi, supaya nggak menimbulkan kecemburuan sosial ekonomi buat masyarakat. Apalagi di era media sosial kayak gini where
Advertisement
 orang mudah banget upload ini itu pamerin barang-barang mewah dan semua orang bisa liat. In his words, Presiden Jokowi menyebut, “Jangan gagah-gagahan karena punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati saya ingatkan, hati-hati.”


Judi online nggak dibahas nih?
Dibahas dong EHEHEHE. Apalagi dalam konteks ini, gaya hidup mewah dan keterlibatan pejabat Polri dalam judi online tuh beneran bikin kepercayaan publik jadi turun banget kan. Makanya, merespons hal ini, Jenderal Listyo Sigit bilangnya segala bentuk pelanggaran, bakalan ada langkah-langkah selanjutnya terkait buat memberantasnya dan ada tindakan tegas juga, katanya gitu. Termasuk pemberantasan judi online, pemberantasan narkoba, dan hal lain yang sungguh meresahkan masyarakat.

Talking about narkoboy…
We’re talking about pengedaran narkoba yang dilakukan anggota Polri. Now everybody meet: Irjen Teddy Minahasa, Kapolda Jawa Timur yang sekarang resmi jadi tersangka peredaran narkoba. Ceritanya tuh gini, Kapolda Jawa Timur sebelumnya Irjen Nico Afinta tuh kan dimutasi yah sebagai buntut dari kasus Kanjuruhan. Nah sebagai penggantinya, Kapolri lalu menunjuk Irjen Teddy ini. Tapi belum sempat dilantik, divisi Propam Polri udah menangkap beliau atas kasus pengedaran narkoba jenis sabu. Terus, dari gelar perkara yang diselenggarakan kemarin, Polda Metro Jaya akhirnya menetapkan Irjen Teddy sebagai tersangka.

Geeezz…
Akibatnya, pelantikan dan serah terima jabatan Irjen Teddy yang rencananya bakal digelar minggu ini pun harus batal, guys. Karena Kapolri udah membatalkan perintah mutasinya, dan jabatan dia sebelumnya sebagai Kapolda Sumatera Barat juga udah dinonaktifkan. Irhen Teddy sekarang dimutasi ke Pelayanan Masyarakat Polri sambil menunggu progres kasus ini berjalan. In that sense, Polri melalui divisi Propam bakalan mendalami kasus ini lebih lanjut terkait pelanggaran etik dengan ancaman pemecatan anggota kepolisian. Nggak cuman itu, karena udah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda Metro Jaya, dia dijerat Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 ayat 2, juncto Pasal 55 UU No. 35 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman mati dan hukuman minimal 20 tahun penjara.

Got it. Anything else?
Balik lagi ke Presiden Joko Widodo dan Polri. Akhir-akhir ini hubungan Pak Jokowi dan Jenderal Listyo emang banyak dipertanyakan publik, guys. Terutama waktu upacara HUT TNI beberapa waktu lalu di mana waktu presiden jalan, beliau salaman sama Panglima TNI Jenderal Andika. Nah sementara Kapolri Jenderal Listyo yang ada di sebelah Panglima di-skip sama Jokowi nggak disalamin. Makanya makin banyak spekulasi deh tuh di antara netizen. Terus, merespons hal ini, Kepala Sekretariat Presiden (soon to be Gubernur DKI) Heru Budi Hartono menyampaikan hubungan keduanya baik-baik aja. Sebelum upacara udah disalamin kok itu Kapolri, kata Pak Heru gitu. Terus, meskipun nggak salaman, Pakde tetep negur Jenderal Listyo kok. Jadi yha jangan dikompor-komporin lagi ceunah.
Advertisement