When there is a tension….
Between our government VS foreign scientists.
Oh boy, negeri +62 tuh emang nggak pernah kehabisan drama yah. Tapi kali ini dramanya beda. Bukan soal Sambo, bukan soal Pilpres or anything related to 2024. Kali ini, dramanya soal orang utan, yang diributin Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan aka KLHK sama beberapa peneliti dan ilmuwan asal Belanda, guys. Ending-nya, ilmuwan dan peneliti itu akhirnya dicekal di Indonesia.
Lah orang utan kok diributin?
Diributin gara-gara “Ini orang utan jadinya bakal punah atau nggak nih?” gitu guys. Well, in case you need some background, everything started from statement-nya Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Bu Siti Nurbaya yang menyebut spesies orang utan mulai dari Orang Utan Sumatera, Tapanuli, dan Borneo tuh masih jauh dari kata punah. Jangankan punah, spesies orang utan itu bakalan terus tumbuh kalau kata Bu Siti, guys. Statement ini kemudian nge-trigger para scientist dan peneliti kan, nggak cuman dari dalam negeri tapi juga luar negeri. So they be like, “Moso sih bu??” gitu.
Wkwk terus terus?
Terus, statement Bu Siti ini kemudian direspons oleh ilmuwan dan peneliti asal Belanda, atas nama Erik Meijaard dan Julie Sherman. In that sense, mereka mem-publish satu laporan di The Jakarta Post di mana mereka mengkritik pernyataan Bu Siti tadi itu, guys. Mereka bilangnya pernyataan Bu Siti soal spesies orang utan yang jauh dari kata punah itu kontras banget sama realita yang sekarang terjadi. Dalam laporan itu, mereka mengutip berbagai penelitian yang menunjukkan kalau spesies orang utan tuh udah makin menurun sedikit demi sedikit. Yang terbaru, di tahun 2018, ada satu penelitian yang menunjukkan global demand sekarang tuh udah bikin sebanyak 100.000 orang utan Kalimantan harus punah.
Wow sounds so spicy…
Ehehehehe begitulah, guys. Jadi merespons pernyataan Erik Meijaard ini, KLHK langsung bersurat tuh ke The Jakarta Post yang berperan sebagai publisher laporannya Erik. Dalam surat itu, KLHK menjelaskan ada empat alasan why Bu Siti Nurbaya bisa bilang spesies orang utan jauh dari kata punah. Pertama, hal itu disampaikan sebagai optimisme aja kalau populasi spesies orang utan emang masih banyak di Indonesia. Optimisme itu bukan sekadar feeling, guys. Tapi juga based on data dari pantauan intensif di lapangan yang di-conduct Dirjen Konservasi Alam dan Ekosistem-nya KLHK.
Asik nih pada main data. Tell me what they got..
Yep. Dalam pantauan lapangan yang di-conduct sama KLHK, ditemukan adanya peningkatan populasi orang utan di 24 situs pantauan yang ada di Sumatera dan Kalimantan. Secara spesifik, dari tahun 2014 dengan populasi sebanyak `1.441 berkembang jadi 2.431 di tahun 2022. That being said, ada perubahan signifikan kan di sini. Apalagi kalau ditambah dukungan dari berbagai stakeholders in terms of konservasi orang utan, orang utan tuh bisa terus bertumbuh dan berkembang biak plus populasinya bisa terus meningkat, guys.
Jadi yang bener yang mana nih?
We’ll leave it to you for that. But yang kamu harus tahu adalah, Erik Meijaard dan Julie Sherman kemudian dicekal oleh KLHK, guys. Yep, karena udah terlanjur kecewa dan menilai laporannya Erik ini indikasinya negatif banget dan mendiskreditkan pemerintah Indonesia, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI langsung mencekal Erik Meijaard dan Julie Sherman buat masuk ke wilayah Taman Nasional dan Konservasi Sumber Daya Alam di seluruh wilayah Indonesia, guys. In that sense, seluruh Taman Nasional dan kawasan konservasi di seluruh Indonesia nggak boleh memberikan pelayanan apa pun, termasuk kasih izin dan persetujuan ke Erik dan temen-temennya dalam kegiatan konservasi per 14 September kemarin. Well, sampai berita ini diturunkan, belum ada tanggapan sih either dari Erik dan Julie.
Got it. Anything else?
But I believe others have a say..
Of course, banyak pihak menilai KLHK tuh udah bersikap otoriter dengan mencekal ilmuwan dan peneliti asing buat melakukan aktivitas konservasi di Indonesia, guys. Disampaikan oleh Direktur Save Our Borneo, Muhammad Habib, KLHK tuh seolah nggak mau salah banget, gitu. Informasi dan data yang bener cuma dari mereka, katanya gitu. Lebih jauh, Habib menyebut dengan KLHK mencekal ilmuwan dan peneliti ini, justru jadi keliatan kalau emang ada fakta yang ditutup-tutupin sama kementerian ini, guys. Malahan, Save Our Borneo menilai habitat orang utan itu emang udah memprihatinkan karena hutan sekarang banyak yang udah digundulin buat dipake ini itu, dan izinnya datang dari.. pemerintah.
Got it. Anything else?
Btw KLHK tuh nggak sekali ini doang blunder soal pencekalan gini, guys. Beberapa waktu lalu, fotografer yang fokus motret satwa-satwa liar asal Amerika Serikat juga menyebut bahwa dirinya dipersulit izinnya untuk mendokumentasikan badak Sumatera. Lebih jauh, si FG yang diketahui bernama Alain Compost bilang bahwa dirinya udah berkirim surat sama KLHK untuk minta penjelasan terkait pelarangan ini karena Alain juga udah lama kerja sama dengan KLHK. Tapii, nggak ada tanggapan dari pihak kementerian sampai sekarang terkait surat itu.