Gagal Ginjal Akut Pada Anak Updates

305

Here’s your updates on: Gagal Ginjal Akut pada Anak

Obat sirup dilarang beredar.
Iya, seiring dengan kasus gagal ginjal akut yang semakin banyak menyebar di Tanah Air, kemarin banget nih, Kementerian Kesehatan akhirnya speak upguys. Berbagai penyelidikan pun dilakukan, dan langkah pencegahan pun dilakukan. Salah satunya adalah obat dalam sediaan sirup dilarang beredar dulu.

Hold on. I need some background.
You got it. Jadi beberapa waktu lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia aka IDAI tuh melaporkan kalau ada satu tren penyakit yaitu gagal ginjal yang dari awal September kemarin udah mengalami peningkatan secara drastis. In case you’re wondering kenapa malah dokter anak yang melaporkan kasus ini rather than dokter kfr *wink* or anything else, adalah karena emang kasus ini sebagian besar kejadiannya sama anak-anak di bawah usia lima tahun aka balita.

🙁 Gimana bisa ketahuan tuh?
Karena emang pasiennya yang datang sendiri ke fasilitas kesehatan sih, guys, kerasa kan sakitnya. Jadi Sekretaris Unit Kerja Koordinasi-nya IDAI, Eka Laksmi Hidayati mengatakan, para pasien ini datang dengan gejala yang most likely seragam, demam, bapil aka batuk pilek, diare, sama muntah. Nah, di antara gejala tadi, ada satu yang spesifik nih. Yep, mereka nggak bisa pipis. Bukan karena tersumbat, tapi emang nggak ada urine-nya alias ginjal mereka nggak memproduksi urine.
 
Noooo….
Iya, terus dicek pake kateter pun kering. Lannjut waktu dicek lagi lebih jauh di lab, mereka mengalami banyak peradangan, termasuk di hati. Sistem darahnya juga keganggu, banyak darah yang mengental dan kemudian menggumpal. Dan itu nggak cuman 1 atau 2 pasien karena per Selasa kemarin, udah tercatat 206 kasus yang tersebar di 20 provinsi di Indonesia. Parahnya lagi, 99 dari mereka sudah dinyatakan meninggal dunia :(.

:((((
Makanya hal ini jadi concern-nya pemerintah kan melalui Kementerian Kesehatan. Merespons hal ini, Kemenkes pun langsung mengeluarkan surat keputusan yang isinya pedoman tata laksana manajemen klinis dalam penanganan si gagal ginjal akut misterius ini, atau bahasa kedokterannya: Atypical Progressive Acute Kidney Injury. In a nutshell, surat keputusan Kemenkes itu isinya adalah pedoman buat tenaga medis dan tenaga kesehatan seluruh Indonesia terkait gimana caranya menangani kasus ini sesuai sama indikasinya. Mulai dari awal diagnosis, pengamatan gejala sama tanda klinisnya, gitu-gitu.

In our healthcare workers, we trust…
Yep. Masih dalam surat keputusan itu, Kemenkes juga ngasih pedoman kalau setelah meriksa pasien dan pasien itu positif gagal ginjal akut penanganannya gimana. Yaitu pasien bakal dirawat di ruang intensif sambil dipantau perkembangannya sama tim medis di mana bakal diliat ada nggak urinnya, nambah nggak, terus tekanan darahnya gimana, level kesadarannya gimana, stuff like that lah. Terus, Kemenkes juga ada kasih pedoman buat kasih obat ke pasien gagal ginjal akut ini, guys. Berupa Intravena Immunoglobulin aka IVIG yang kalau mau dipake, rumah sakit harus dapat approval dulu dari Dirjen Farmasi dan Alat Kesehatan Kemenkes.

Talking about 
obat….
Sampai sekarang kan gagal ginjal akut ini masih diselidiki dan diteliti sama Kemenkes yah. Adapun salah satu elemen yang mereka teliti dan selidiki adalah obat, guys
Advertisement
. Terus, dari hasil penyelidikan, Kemenkes akhirnya melarang tenaga kesehatan buat meresepkan obat dalam sediaan sirup atau cair ke masyarakat. Disampaikan langsung oleh Juru Bicara Kemenkes, dr. Mohammad Syahril, ada dugaan kandungan obat sirup, plus komponen lain dalam produksi obat sirup itu menyebabkan intoksikasi dan end up berpengaruh sama angka gagal ginjal akut yang makin meningkat. Makanya, selain nakes yang dilarang ngasih resep, apotek juga dilarang jualin obat sirup. Larangan ini sendiri mulai berlaku mulai kemarin sampai batas waktu yang belum ditentukan.


I heard about paracetamol too…
Iya ada. Buat membahas si paracetamol, let’s take a look to what’s currently happening in Gambia, Afrika Tengah. Di Gambia sekarang juga lagi ada kasus gagal ginjal akut yang sama-sama menjangkit anak dan udah menewaskan 69 di antaranya, guys. Nah setelah diinvestigasi sampe melibatkan WHO, usut punya usut gagal ginjal akut yang terjadi di sana itu terjadi gara-gara obat batuk pilek jenis paracetamol yang mengandung dua zat berbahaya, yaitu dietilen glikol dan etilen glikol. Dalam keterangannya, WHO bilang dua zat ini bisa bikin adalah zat beracun yang bisa bikin demam, diare, nggak bisa pipis, dan end up menyebabkan gagal ginjal akut dan meninggal. :((. Makanya obat itu sekarang udah ditarik dari peredaran seantero Gambia, guys.

Di Indonesia ada obat itu?
Enggak. Hal ini udah dikonfirmasi langsung sama Badan Pengawas Obat dan Makanan aka BPOM. Dalam keterangannya, BPOM menegaskan kalau obat yang di Gambia itu nggak ada terdaftar dan nggak beredar di Indonesia, guys. Terus, terkait dietilen glikol dan etilen glikol ini, sampai sekarang BPOM juga lagi menyelidiki obat-obat di peredaran Indonesia ada nggak yang pake kandungan dua zat tadi. Peredaran obat di Indonesia pun juga lagi diawasi banget sama BPOM, considering dua zat ini lumayan sering dipake sebagai zat pelarut.

Got it. Anything else?
Btw talking about penyakit, sekarang tuh most likely semua penyakit pasti dikait-kaitin sama Covid-19, kan. Demam, batuk, pilek, udah deh, pasti dianggap Covid. Nggak cuman itu, kalau ada penyakit dan itu orang udah vaksin, pasti dianggapnya, “Ini mah efek samping vaksin nih, fix.” Nah yang harus kamu tahu adalah, gagal ginjal akut ini has nothing to do with Covid-19 ataupun vaksinasinya, guys. Dan sampai saat ini, pihak kementerian dan stakeholders terkait pun masih terus melakukan penyelidikan dan penelitian, buat cari 5W1H-nya, dan begitu udah ketemu, kamu pasti diinfoin kok.
Advertisement