Negara-negara Persemakmuran Akan Keluar Dari Inggris

317

Goodbye Queen Elizabeth means Goodbye, England ?!?

Gimana sih maksudnya? 
Jadi guys, dengan meninggalnya Ratu Elizabeth II pada hari Kamis kemarin, berbagai kontroversi pun terjadi. Salah satunya adalah negara-negara Persemakmuran alias Commonwealth yang mulai mikir-mikir untuk keluar dari persemakmuran Inggris yang dipimpin oleh Raja Charles III.

Whatt? Tell me more!
Sure. Jadi kalo ngikutin sejarah, kamu pastinya tahu yaa bahwa Inggris itu negara penjajah banget, hobinya naklukin negara lain terus dengan semena-mena menjarah hasil buminya dan biasanya diwarnai dengan pembantaian warga asli. Nah saking banyaknya wilayah yang dijajah ini mungkin kamu juga pernah denger term “The empire on which the sun never sets” yang artinya emang matahari itu ngga pernah tenggelam di Kerajaan Inggris. Kenapa? Karena negara jajahan mereka yang tersebar hampir di seluruh dunia, ada di semua benua, dan hampir semuanya tergabung dalam persemakmuran aka the commonwealth.
 
Got it.
Rite. Saat ini, the Commonwealth of Nations, aka negara-negara persemakmuran ini berisi 56 negara merdeka dan setara, yang mayoritasnya adalah mantan negara jajahan Inggris. Totalnya ada 2,5 miliar populasi di negara-negara ini, di mana 14 di antaranya dipimpin oleh Raja Charles III walaupun secara simbolis aka seremonial aja. Adapun negara-negara yang termasuk adalah Antigua dan Barbuda, Australia, The Bahamas, Belize, Kanada, Grenada, Jamaica, New Zealand, Papua New Guinea, Saint Kitts and Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent and the Grenadines, Solomon Islands, dan Tuvalu.
Advertisement
 
Terus…
Nah adapun manfaat dari join persemakmuran ini adalah shared values, hubungan ekonomi yang erat, kesamaan dalam sistem hukum, penggunaan Bahasa Inggris, hingga manfaat olahraga lewat Commonwealth Games. Meski ngga semua anggota dari Commmonwealth nations ini adalah mantan jajahan Inggris, namun mayoritasnya begitu gengs. Makanya ngga heran, ketika Ratu Elizabeth II meninggal, mulai muncul-muncul gerakan untuk lepas dari commonwealth.
 
WOW.
Misalnya, Perdana Menteri Antigua dan Barbuda Gaston Browne yang ngga lama setelah Ratu Elizabeth II meninggal langsung menyatakan rencananya untuk mengadakan referendum untuk lepas dari persemakmuran. Menurutnya, hal ini bukan bentuk pemberontakan, tapi langkah yang sangat diperlukan untuk jadi negara yang benar-benar merdeka. Begitu juga dengan Jamaika yang bilang, “There is no question that Jamaica will become a republic.” Meanwhile, down under,
PM barunya Australia Anthony Albanese juga udah menyatakan niatnya mengadakan referendum nasional buat ngerubah Australia jadi republik. Terus, PM Selandia Baru Jacinda Ardern juga bilang hal yang sama, walaupun dia bilang kalo itu bukan fokus jangka pendeknya sekarang. Dia bilang masih banyak hal mendesak yang harus diatasi.
 
Tapi emang kenapa sih?
Ya karena banyak juga scholars yang mempertanyakan apakah konteks commonwealth ini masih relevan saat ini, terutama ketika negara-negara udah mulai menyadari efek buruk dari penjajahan. Selain itu, kamu juga harus tahu guys bahwa pemegang jabatan kepala Persemakmuran itu enggak turun menurun tapi ditunjuk. Nah di tahun 2018, commonwealth nations kemudian memilih Charles jadi kepala berikutnya dan sejak saat itu, Raja Charles III udah sering keliling ke negara-negara commonwealth tadi.
 
OK. Anything else?
Well, looking forward, calon penggantinya Raja Charles III, Pangeran William menyebut bahwa kalo dia sih nggak ngarep buat memimpin sebagai kepala Persemakmuran karena yang penting itu sikap kekeluargaannya dan kerja sama buat ngebangun masa depan.
Advertisement