Data Pribadi Bocor Dari Kominfo

277

When Kominfo strikes again….

This time, with Data Pribadi yang bocor.
Well hello, people. Kamu udah dengar belum kalau tiga harian ini, netizen +62 tuh lagi rame-ramenya sama kabar data pribadi kita nih, dari nomor telepon sampai NIK bocor dan dijual lagi ke black marketPlot twist-nya lagi adalah, kebocoran data pribadi ini diduga didapat dari the one and only Kementerian Komunikasi dan Informatika aka Kominfo.

Whaaaat? *act surprised*
Ok jadi ceritanya gini, guys. Kamu pasti sering dapet SMS random nggak jelas dari nomor nggak dikenal gitu kan? Isinya macem-macem. Misalnya, “selamat, Anda Mendapatkan Undian 100jt Rupiah!!” atau “Nomor anda terpilih untuk mendapat hadiah satu unit sepeda motor”. Yang gitu-gitu. Pernah kan? Nggak cuma dari SMS, bahkan nomor-nomor nggak jelas itu udah mulai mengusik WhatsApp kita, guys. Contohnya kayak yang baru-baru ini terjadi ngirimin surat dan mengatasnamakan sebuah bank, meskipun kita bukan nasabah mereka.  Nah pertanyaannya adalah, oknum-oknum gabut itu dapat data kita darimana sih?

Iya. Dari mana sih?
Inhale, exhale, and be ready. Diduga data pribadi kita-kita ini bocor dari… Kominfo, guys. Yep, dugaan ini awalnya mencuat di Twitter. Salah satu akun di sana nge-spill bahwa ada 1,3 miliar data SIM Card yang udah bocor dan dijual ke black market. Nah dijualnya itu dengan harga yang nggak main-main, guys. Yaitu senilai Rp742 juta. Bahkan, ada sebanyak 2 juta data yang dijadikan sample dan dikasih secara gratis aka cuma-cuma. Penyedia informasinya, menurut pengakuan penjual yang di-spill di akun itu sih.. Yha, dari Kominfo.

SERIUSAN???
Dugaan ini kemudian dibantah mentah-mentah dong sama Kominfo. Menkominfo Johnny G. Plate menyebut bahwa data-data itu nggak ada di Kominfo. Lebih jauh, Pak Johnny bilangnya pihaknya bakalan melakukan pemeriksaan lebih jauh yang sesuai aturan perundang-undangan. Terus, pihaknya juga bakalan melakukan audit buat cari tahu data itu statusnya apa, bocornya dari mana, apakah dari aplikasi Penyelenggara Sistem Elektronik aka PSE atau dari operator, dll.

HMMM…
Talking about aplikasi PSE, Pak Johnny bilangnya para developer aplikasi kudu bisa melindungi data pribadi penggunanya mulai dari nama, nomor telepon, email, dll jangan sampai bocor, guys. Ada 3 hal yang harus jadi concern-nya para PSE buat membangun ruang digital yang proper. Pertama, of course mereka make sure data pribadi penggunanya dilindungi, teknologi enkripsinya kudu yang advanced biar nggak di-breach, dan cyber security-nya harus yang paling canggih. Selain itu, SDM digital yang ada di PSE itu juga harus kuat, dan terakhir harus ada organisasi yang bikin pengawasannya jadi lebih mudah, bersamaan dengan tata kelola perlindungan data yang harus di-elevate lagi. Biar kedepannya eggak ada lagit tuh kejadian kayak begini.
Advertisement

I see. Terus data pribadi yang bocor tadi gimana?
Well, balik lagi ke kebocoran data. Diketahui pihak Kominfo udah meminta pertanggungjawaban berbagai operator seluler terkait kebocoran data ini, guys. Disampaikan langsung oleh Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Semuel Abrijani Pangerapan, pihak operator adalah pihak yang punya wewenang nyimpenin data para penggunanya, dan kalau sampai bocor yha it’s on them. Berbagai perusahaan operator itu juga udah diminta buat investigasi mendalam terkait kebocoran data-data ini.

Tapi takut banget data w bocor astaga…
Nah kalau kata Pak Johnny sih, sering-sering aja ganti password. Biar data-data kita yang ada di internet nih, terhidar dari berbagai macam pembobolan keamanan digital aka cyber security. Selain itu, Pak Johnny juga mengimbau supaya Nomor Induk Kependudukan aka NIK masing-masing dari kita tuh dijaga, guys. Pokoknya NIK tuh dikasih dan dicantumin kalau benar-benar terpercaya dan bener-bener dibutuhkan aja.

…..
We got you. Tapi memang kamu harus tahu bahwa sampai sekarang, cyber security Indonesia tuh masih tergolong cukup rendah dan butuh perbaikan here and there, guys. Dilansir dari data National Cyber Security Index, Indonesia ada di posisi 83 out of 160 negara. Makanya sampai ada yang menyebut oknum yang bocorin ini adalah pahlawan, karena buktiin cyber security negeri ini emang lemah. Terus, merespons hal itu, Pak Samuel bilangnya ini tuh bukan pahlawan, tapi hacker. Yang namanya hacker yha harus ditindak tegas. In that sense, Kominfo pun udah berkoordinasi sama Cyber Crime Polri buat menindak pihak yang bocorin miliaran data ini.

I see. Anything else?
Nah sambil ngurusin itu, despite the fact that cyber security Indonesia masih butuh banyak peningkatan, Kominfo came up with the idea of mengintegrasikan semua aplikasi punya pemerintah baik itu di pusat atau daerah. Biar efisien aja gitu, guys. Integrasi berbagai aplikasi ini bakalan dinamain dengan Super AppFor context, saat ini ada hampir 25.000 aplikasi punya pemerintah, dan rencananya bakalan diintegrasiin jadi sekitar 10 aplikasi aja, guys. Adapun aplikasi yang udah rame dipakai masyarakat kayak PeduliLindungi dan e-Kemenkeu nggak akan diganggu gugat.

 
Siap-siap lindungi data kamu gengs…
Advertisement