Eropa Tidak Akan Ketergantungan Gas Alam Rusia

268

Who says ‘We’ll survive even without you?”

European countries.
To Russia.
Yep. Here’s your latest updates dari perkembangan drama-drama tingkat tingginya Rusia, Ukraina, and Negara Barat, guys. Kali ini, kita bakal berfokus soal minyak dan gas alam. Secara udah masuk ke Bulan Agustus, meaning bentar lagi winter ye kan, dan buat negara-negara Barat, winter berarti mereka butuh lebih banyak gas buat nyalain heater di rumah-rumah warganya. Nah tapi niiiih, baru aja minggu lalu, negara-negara Eropa sepakat bahwa mereka nggak bakal lagi ketergantungan sama gas alam dari Rusia.

Hold on. How did we get here?
Okay. Jadi awalnya gini, guys. Selama ini, Rusia tuh dikenal sebagai pemasok gas alam terbesar buat Eropa, di mana 41% gas alam yang dipake di Europe itu asalnya dari Rusia. Terus, 25% minyak mentah yang ada di Eropa juga asalnya dari Rusia. Makanya. negara-negara Eropa kayak Perancis, Jerman, Belanda, Poland, sampai Czech Republic dll tuh pada ketergantungan banget sama gas dan minyak dari Rusia, guys. Nah tapi, sekarang kan ada invasi nih, negara-negara ini kzl bgt dong sama Rusia sampai menetapkan berbagai sanksi ekonomi kan. Nah namun dengan posisinya yang super penting sebagai supplier itu, Rusia malah dianggap menggunakan hal tersebut untuk nge-blackmail Eropa…

Blackmail?
Yoi. Kayak: “Lu rese, gue resein lagi lu..,” gitu guys kira-kira. Nah dalam konteks ini, ada beberapa hal yang dilakukan Rusia aka Putin untuk melakukan blackmail tadi. Pertama, kalau negara-negara Eropa mau ngimpor minyak sama gas, mereka harus bayar pake Rubel, mata uang Rusia. Nggak boleh pake mata uang lain, bukan Euro, bukan juga USD. Terus, keadaannya diperparah dengan Rusia yang tiba-tiba aja melakukan perbaikan sama pipa Nord Stream 1, yang dipake buat mengalirkan gas ke negara-negara Eropa. Akibatnya, pasokan gas sebesar 60% pun harus di-cut deh. 60%, guys. Itu banyak lo….

Terus respon Eropa gimana dong tuh?
Yha bete lah. Kata Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, “Russia is blackmailing us. Russia is using energy as a weapon.” Makanya untuk merespons hal ini, Menteri Energi dari berbagai negara Eropa pun akhirnya weekend kemarin meeting untuk men-tackle kejadian ini. Dan hasilnya, mereka sepakat mau mengurangi penggunaan gas alam sebesar 15% dari jumlah yang mereka biasa abisin, terhitung dari Agustus ini sampai Maret tahun depan. Adapun  penghematan ini juga dilakukan considering
Advertisement
 bentar lagi tuh winter. Mereka butuh banget gas alam buat survive di musim dingin nanti, guys.

I see….
For context, negara-negara Eropa tuh emang memakai gas alamnya Rusia buat berbagai kebutuhan selama musim dingin nanti, guys. Bahkan, di Jerman dan Polandia, hampir setengah pasokan gas alam yang ada di negara mereka didapat dari Rusia. Karena itulah, meski 15% kedengerannya dikit, tapi sebenernya itu berarti listrik yang terbatas, rumah-rumah yang makin dingin, pabrik yang dibatasi operasinya, hingga inevitably, ekonomi yang melemah.

Terus gimana dong? Mohon-mohon sama Rusia gitu?
Yha nggak dong. Menlu Jerman, Annalena Baerbock bilangnya EU beneran bakal bersatu buat mengakhiri ketergantungan bahan bakar fosil dari Rusia. Toh dengan negara Eropa yang menghemat sebesar 15% itu, udah cukup buat jadi stok negara-negara Eropa ini bertahan di winter mendatang. Dalam jangka yang lebih panjang, orang-orang di EU juga udah pitching sama sejumlah negara kayak Israel mulai 2023 nanti dan Nigeria buat ngimpor minyak dan gas alam ke Eropa sebesar 80% dari kargo yang ntar bakal datang ke Eropa.

Got it. Anything else?
Meanwhile di Iran, yang kemaren baru aja tandatangan kontrak sama perusahaan gasnya Rusia dinilai bisa banget jadi center cadangan gas yang oke. Apalagi dengan letak geografisnya yang strategis abis, Iran bisa banget memainkan peran penting dalam industri gas alam dan minyak mentah di dunia. Berbagai pakar menilai, kalau Iran pinter mainin harga, pendapatan negara mereka bakalan surplus banget. Tapi yha gitu, Iran dan gasnya nggak dilirik sama sekali sama negara-negara Barat karena mereka juga masih menjatuhkan sanksi ke Iran terkait persenjataan nuklir. So instead, Iran justru mulai menjalin kerjasama dengan China dan Rusia.
Advertisement