Misi Damai Pak Jokowi, Kasus Cacar Monyet di Eropa Meningkat, Gas Klorin Bocor di Yordania, India Resmi Larang Penggunaan Plastik Sekali Pakai

318

Good morning

Welcome to the first week of July. You know, sometimes Monday is hard for us. So while you’re here, we want to remind you again to take it easy because everything will be fine in the end. If it’s not fine, it’s not the end. Have a great Monday.

Now, here’s your full updates on: Jokowi’s peace mission.

Yep, we got everything here.
Guten morgen everyoneOver the weekend kemarin, kamu tentu ngikutin yah, informasi soal misi damainya Pak Presiden Joko Widodo di tanah Eropa. Yep, setelah hadir di KTT G7 di Jerman, Pak Jokowi nggak langsung balik ke Jakarta guys. Instead, beliau membawa misi mulia, tapi bukan mencari kitab suci. Ehehehe. Melainkan, mendamaikan dua negara yang lagi dalam kondisi perang, yakni Rusia dan Ukraina. Yep, dari Polandia, Pak Jokowi lanjut Kyiv terus lanjut ke Moskow buat ketemu dua orang pemimpin kedua negara: Volodymyr Zelenskyy dan Vladimir Putin.
 
OK. Tell me everything.
Well, jadi emang dalam hal ini, kapasitas Pak Jokowi sebagai pemimpin indonesia adalah sebagai pemegang presidensi KTT G20 yang juga bertanggungjawab untuk turut berkontribusi dalam terwujudnya perdamaian dunia. Dalam keterangannya sebelum bertolak ke Ukraina, Pak Jokowi bilang bahwa isu perdamaian dan kemanusiaan tuh selalu jadi prioritas buat politik luar negerinya Indonesia, dan misi ini niatnya baik, jadi semoga dimudahkan. Nah setelah naik kereta api selama 13 jam, nyampe lah Pak Jokowi di Ukraina.
 
Go on…
Sesampainya di Ukraina, Pak Jokowi menyempatkan diri berkunjung ke Kota Irpin yang luluh lantak akibat perang. Dalam kunjungan itu, beliau menyampaikan kesedihannya, dan berharap supaya ngga ada lagi kota di Ukraina yang hancur akibat perang. Selanjutnya, Bu Iriana Jokowi juga menyempatkan datang ke rumah sakit di lokasi untuk memberikan bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan dll.
 
Lanjut…
Nah selanjutnya, Pak Jokowi melakukan perjalanan ke Istana Marynsky dan ketemuan sama Presiden Zelenskyy di sana. Kemudian, dilangsungkan pertemuan tete-a-tete aka pertemuan dua orang aja, just two of them dan membahas beberapa hal strategis. Adapun yang dibahas keduanya, among other things, adalah juga Pak Jokowi yang mendorong adanya dialog perdamaian antara Kyiv dan Moskow. Selain itu, di-address juga soal harga-harga yang sekarang lagi melonjak naik, khususnya di sektor pangan dan energi.
 
Kenapa dibahasnya sama Zelenskyy?
Well, soalnya kan sebelum invasi itu dilancarkan, Ukraina tuh salah satu pemasok gandum terbesar secara global. Namun hal ini udah terganggu banget gara-gara invasi, yang menyebabkan jalur perdagangan di-block, produksi gandum terhambat, yang berujung dengan supply chain yang berantakan. Makanya dengan pertemuan ini, Pak Jokowi bilangnya semua upaya harus dilakukan supaya Ukraina bisa kembali melakukan ekspor gandum dengan aman dan tentram. Nggak ketinggalan Pak Jokowi juga menyampaikan undangan buat Zelenskyy supaya dateng ke KTT G20 di Indonesia November besok, yang dibalas sama Zelenskyy, “Liat nanti ya”. Kalau Ukraine masih dalam perang, Zelenskyy nggak bakal pergi kemana-mana katanya.
 
Kalo ga dateng boleh transfer dan kirim papan bunga aja om…
Hus, bukan kondangan ini. Nah dalam pertemuan tersebut. Pak Jokowi juga bilang bahwa dirinya siap menjadi pembawa pesan dari Zelenskyy buat Putin. Terus Zelenskyy juga berterimakasih atas kunjungan Pak Jokowi yang merupakan kunjungan pertama pemimpin negara Asia ke dua negara pasca invasi terjadi.
 
Whoaaa berarti dari Ukraina lanjut ke Rusia nih?
Yoi. Abis dari Ukraina, hari Kamis kemaren, Pak Jokowi lanjut lagi ke Moskow, Rusia dan ketemu juga sama Presiden Vladimir Putin di Kremlin. Misinya sama aja, yaitu mendorong adanya dialog yang ending-nya bisa damai nih dua negara dengan adanya ruang-ruang dialog yang kebuka. Dalam pertemuan tersebut, Pak Jokowi sama Putin juga ngobrol empat mata, dan yang dibahas juga masih soal pangan dan supply chain. Dalam hal ini, Presiden Jokowi membahas soal gimana caranya supaya pangan dari dua negara itu bisa masuk lagi ke supply chain global, dan khusus pangan Ukraina yang didistribusikan lewat jalur laut. Terus Putin udah mastiin hal itu bakalan berjalan aman. Selain itu, dibahas jugalah kerjasama-kerjasama lain kayak tourism, investasi di IKN, perdagangan dll.
 
Well, anything interesting?
Banyak pihak yang menyoroti soal hangatnya sikap Putin pas menyambut Pak Jokowi, yang beda banget sama pas doi ketemu sama pemimpin-pemimpin Eropa gitu, guys. Jadi sama Pak Jokowi mereka salaman deketan, banyak senyum, dan ngobrolnya juga mejanya ga gede-gede banget. Hal ini sangat kontras kalo dibandingin sama pertemuan Putin dengan Presiden Prancis Emanuel Macron misalnya, yang tegang dan jauh-jauhan. Ga percaya? Coba cek-cek….
 
Got it. Anything else?
Nah setelah selesai mengunjungi keduanya, Pak Jokowi kini udah kembali ke tanah air lewat Abu Dhabi. Sesampainya di Indonesia, Pak Jokowi langsung melaksanakan takziah ke almarhum Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Tjahjo Kumolo. Dalam keterangannya, Pak Jokowi mengenang bahwa almarhum Tjahjo Kumolo sebagai pribadi yang tenang dan sederhana, yang juga merupakan seorang tokoh teladan dan nasionalis sejati.

What’s causing some global concern?

Monkeypox.
Yang belakangan ini kasusnya makin meningkat aja di seluruh dunia. Yep, baru aja di-update WHO kemarin, jumlah kasus cacar monyet di Eropa udah meningkat hingga tiga kali lipat. Padahal, wabah itu ngga endemi di sana.
 
WHAT?
Yep. Kamu masih inget kan kalau sekarang ini, bukan hanya pandemi Covid-19 yang still haunting us all, tapi juga ada satu wabah lain yang nggak kalah bikin kita panik, namanya monkeypox aka cacar monyet. A little catch up! about the disease: cacar monyet ini adalah salah satu jenis cacar yang awalnya nyerang ke koloni kera, termasuk tupai, tikus, gitu-gitu. Tapi seiring berjalannya waktu, wabah cacar monyet ini diketahui juga ikutan nyerang manusia, gengs. Jadi dari hewan ke manusia, terus manusia ke manusia lainnya gitu.
 
Hadehhhh…
Nah, cacar monyet ini emang kerap kali kasusnya ditemukan di Afrika. Namun belakangan, jumlah kasusnya semakin meningkat dan penyebarannya makin meluas ke negara Afrika lainnya yang sebelumnya ngga punya kasus tersebut, kayak Afsel dan Maroko. Akibatnya, otoritas kesehatan di sana jadi makin tighten the seat belt dan menjadikan cacar monyet ini sebagai keadaan darurat. Dari situ, mereka juga minta negara-negara tajir buat bagi vaksin ke mereka, biar masalah equity yang terjadi waktu jaman Covid-19 kemaren nggak keulang dua kali.
 
I see….
Nah yang lagi jadi concern, kasus cacar monyet mulai banyak ditemukan di Eropa, padahal penyakit ini diketahui bukan penyakit endemi di benua biru tersebut. Engga tanggung-tanggung, jumlah kasusnya bahkan udah mencapai tiga kali lipat dalam dua minggu terakhir. Makanya, disampaikan oleh Koordinator WHO buat Eropa, Dr. Hans Kluge, berbagai upaya pencegahan dan penanganan wabahnya harus di-upgrade ke next level lagi, biar kasusnya juga nggak makin parah dan bisa ditekan. Secara keadaannya udah mendesak kayak gini yekan.
 
Tapi kalo monkeypox ini udah ada vaksinnya ya?
Yep, udah. Jadi vaksinnya itu pengembangan aja guys dari vaksin smallpox atau chickenpox aka cacar air. Nah, di negara-negara kayak Inggris dan Jerman, pemberian vaksinasi buat monkeypox ini udah dilakukan khususnya kepada mereka yang high risk. Adapun kalo di Covid-19, kelompok high risk adalah mereka yang punya comorbid atau udah tua, maka dalam monkeypox ini, yang highrisk adalah gay dan bisexual men yang punya banyak partner seksual. Kesimpulan ini diambil karena dari data UK Health Security Agency (UKHSA), ditemukan bahwa sejak pertama kali kasusnya terdeteksi di Inggris pada 7 Mei lalu, 96% penderitanya adalah gay. Terus dari semua kasus yang ada, penderita yang berjenis kelamin perempuan cuma ada lima aja.
 
Kalau di Indonesia gimana?
Meanwhile here at home, Kementerian Kesehatan memastikan belum ada kasus monkeypox yang ditemukan di Indonesia. However, disampaikan oleh Jubir Kemenkes dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH, pemerintah udah siap siaga melakukan berbagai upaya pencegahan. Salah satunya adalah dengan melakukan pengetatan di pintu-pintu masuk negara, kayak pelabuhan atau bandara. FYI, penularan monkeypox ini terjadi melalui skin-to-skin contact, kissing, maupun droplet yang berdekatan. Terus, wabah ini ngga menyebar melalui udara kayak covid-19 gitu.
Advertisement
 
Okay….
Masih dari pernyataan dr. Syahril, di pelabuhan atau bandara itu udah dilakukan screening, jadi kalau ada yang bergejala seperti gejalanya cacar monyet, yha nggak boleh masuk. Tapi kalau yang udah sembuh atau mereka yang tanpa gejala, mereka tetap masih bisa masuk ke wilayah Indonesia, kalau kata dr. Syahril sih gitu, guys. Adapun gejala yang ada di wabah ini adalah sakit kepala, badan panas, dan ada benjolan kayak cacar di sekujur tubuh.
 
I see. Did anyone say anything?
Yep. Dirjen WHO, Tedros Ghebreyesus, bilang pihaknya udah berkoordinasi dengan beberapa ahli dari seluruh dunia buat mengubah nama monekypox ini, guys. Kenapa diganti, hal ini dikarenakan desakan berbagai pihak yang bikin surat terbuka langsung ke WHO atas nama monkeypox yang diskriminatif dan full of stigma banget, dan ngejurusnya langsung ke Afrika. Makanya harus diganti. Selain itu, Pak Tedros juga bilangnya minggu depan bakalan diputuskan apakah wabah monkeypox ini masuk ke kategori darurat. Kalau iya, berarti kan pembentukan Komite Daruratnya juga bakal segera diputuskan gitu.
 
OK. Anything else?
Btw, despite the fact that Indonesia belum menemukan satupun kasus monekypox, bukan artinya kita boleh lengah, guys. Protokol kesehatannya jangan sampai ketinggalan. Meanwhile, pemerintah juga sambil melakukan everything they could buat menghalau penyebaran wabah ini. Diketahui pemerintah sendiri udah nyiapin dua lab buat testing si monkeypox ini, yaitu di Lab Pusat Studi Satwa Primata IPB, sama Lab Penelitian Penyakit Infeksi, punyanya Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan aka BKPK di Jakarta.

When you’re not the only one who’s dealing with a toxic ex…

Because Jordania is also dealing with toxic… gas.
Yes, warga Yordania lagi super waspada banget nih guys, menyusul bocornya gas klorin beracun yang bahaya banget. Akibatnya, sebanyak 13 orang tewas dan 250++ orang lainnya luka-luka.
 
Whaaat? I need some background here. 
Sure. Jadi kebocoran ini terjadi di pelabuhan Aqaba yang berlokasi di Laut Merah. Adapun kebocorannya terjadi ketika tangki berisi gas klorin yang lagi proses dinaikin ke kapal pakai derek itu tiba-tiba jatuh hingga menyebabkan kebocoran tangki yang meluap ke bagian dek kapal. Tangki ini berisi 25 ton gas klorin yang mau diekspor ke Djibouti di Afrika. Nah karena tangkinya bocor, gas klorin yang warnanya kuning itu langsung membumbung ke udara dalam jangka waktu yang sangat cepat, sehingga orang-orang yang lagi beraktivitas di pelabuhan itu banyak yang jadi korban.
 
🙁
Dari peristiwa ini, diketahui ada 13 orang tewas. Btw, if you’re not familiar with this gas we’re talking about, gas klorin merupakan bahan disinfektan dan pemurni air yang kalau dihirup, gasnya berubah jadi asam klorida yang sangat beracun bagi makhluk hidup. Makanya, kebocoran ini sampai menyebabkan 13 orang tewas itu dan 250++ lainnya luka-luka dan segera dilarikan ke rumah sakit.
 
I see. Did anyone say anything?
Yep. Kejadian ini kemudian langsung di-update ke pemerintah setempat aka no other than the Yordanian king himself, Raja Abdullah II. Beliau kemudian menerbitkan pernyataan resmi yang menyebut bahwa akan ada penyelidikan atas kejadian ini, dan once penyelidikannya selesai, semua informasinya akan dibuka secara transparan ke publik, dan pihak kapal juga harus tanggung jawab secara hukum atas apa yang terjadi. Terus, Perdana Menteri Bisher Al Khawasneh juga langsung otw ke TKP once dengar kabar itu. PM Bisher bilangnya kondisi gas di pelabuhan itu udah berhasil dikontrol dan kondisi udah balik normal sehingga kegiatan di sana bisa lanjut lagi.
 
Got it. Anything else?
Ngomong-ngomong soal tangki bocor, rupanya kejadian serupa juga pernah terjadi di Indonesia lo, guys. Tepatnya di bulan Mei lalu, di kawasan Cengkareng, Jawa Barat. Truk tangki punyanya Pertamina berisikan BBM Pertalite bocor dan tumpah ke jalan gara-gara ditabrak. Terus, masyarakat situ jadi ramai-ramai ngambilin itu Pertalite buat dipake pribadi.
 
Eitsss harus ada app-nya dulu, pak, bu…

When there’s finally some good news from India…

They now bans single-use plastic.
Yep, setelah beberapa waktu terakhir ini kita baca banyak berita kurang mengenakkan dari India (read: Gelombang panas, konflik muslim-Hindu), kini saatnya kita welcoming some good news: Per Juli 2022 ini, India udah resmi melarang penggunaan plastik sekali pakai. Dalam keterangan resminya Jumat lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi bilang bahwa larangan ini termasuk juga untuk penggunaan sedotan, sendok garpu, ear buds, packaging, bungkus permen, es krim, pokoknya semua deh. Meanwhile untuk kantong plastik, pemerintah India meminta industri untuk mempertebal bahan plastiknya, supaya warga mau me-reuse dan ngga langsung buang. Anyway guys, emang sampah plastik ini jadi salah satu isu serius di India, karena emang jumlah limbahnya yang bener-bener jadi sumber polusi utama. Menurut catatan resmi, India diperkirakan menggunakan 14juta ton plastik per tahunnya, dan karena masih kurangnya upaya pengolahan limbah plastik dari pemerintah, maka banyak sampah yang berakhir di jalanan. FYI guys, limbah plastik sendiri menurut PBB udah jadi epidemi, dengan sekiytar 100juta ton berakhir di laut. Akibat dari pembuangan yang banyak banget ini, para peneliti bisa menemukan limbah mikro-plastic di pencernaan hewan laut kayak hiu, walaupun mereka tinggalnya di dasar laut yang terpencil. Hiks…

“Harus rasional dong, realistis dong.”

WKWKWK gitu guys kata Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Bu Susi Pudjiastuti ketika ditanya soal responsnya atas sekelompok relawan yang mendukungnya maju jadi capres pada Pilpres 2024 hari Minggu (3/7) kemarin. Kata Bu Susi, ya w kan ga ada partai, ga punya apa-apa dalam dunia nyata, jadi ya ngga mungkin nyalonin donk. Meski begitu, komunitas Pendukung Ibu Susi (Kopi Susi) tetap mencalonkan sosok asal Pangandaran itu untuk running jadi presiden karena beliau dinilai sebagai sosok yang ideal buat jadi capres.
 
When you think somehow you can still end up with your favorite K-pop idol…

Announcement


Thanks to Monica, Someone, Wijaksana, & Nadia for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Hate walking? Read this first.
Advertisement