Kasus Lembaga Donasi ACT, Penambakan Massal Pada Hari Kemerdekaan US, Hutan Amazon Dimasa Depan, Korut : Covid-19 Datang Dari Balon

294

Hello

Wednesday is here, so… it’s podcast time! Yep, listen to our well-curated news in a fun manner just a click away… or you can scroll down for our usual catch up! Now, we have 360 updates on the controversial ACT, the Chicago shooting, Amazon, to North Korea. Let’s go!

Here’s your A to Z recap on: ACT’s case

Look no further.
Yoi guys. Ini baru hari Rabu, tapi udah banyak aja nih isu di dunia medsos negara +62. Kali ini kita mau bahas soal sebuah lembaga donasi yang pasti kamu pernah denger namanya, dan belakangan makin sering kamu denger namanya: Yep, Aksi Cepat Tanggap aka ACT. Despite tujuannya sebagai lembaga donasi aka filantropi, ACT disebut malah main-main sama dana sumbangan, sampai diusut sama Densus88, guys.
 
Oh wow. How did we get here tho?
It all started dengan liputan mendalam tentang pengelolaan dana ACT oleh Majalah Tempo, dan dimuat di majalahnya pada edisi Senin kemarin. Berangkat dari laporannya Tempo inilah isu ACT terus bergulir sampe sekarang. ACT sendiri secara hukum resmi berdiri sebagai yayasan yang bergerak di bidang sosial dan kemanusiaan sejak 21 April 2005 lalu. Sejak 2005 itu, ACT terus  menjalankan berbagai program dalam kegiatan tanggap darurat, pemulihan pasca bencana, pengembangan masyarakat, sampai kegiatan-kegiatan keagamaan kayak Zakat, wakaf, gitu-gitu yang sumber dananya, berasal dari donasi, guys.
 
Okay….
Pokoknya ACT nih aktif banget lah menjalankan program-programnya, terutama kalau lagi ada bencana baik bencana alam kayak gempa bumi misalnya, sampai bencana lain kayak pesawat jatuh dll. Makanya donasi yang mereka kumpulkan angkanya juga fantastis, sampai 540 miliar per tahunnya. Tapi hal ini ngga berjalan lama, karena pada akhir tahun lalu, diduga telah terjadi krisis keuangan dalam lembaga ini yang ending-nya, founding father ACT, Ahyudin, harus mundur dari jabatan sebagai presiden, dan gaji karyawan juga harus dipotong sebesar 50%.
 
Gara-gara apa emang krisisnya?
Well, salah satunya diduga karena adanya pemborosan yang terjadi di lingkup internal ACT ini, guys. Pemborosan tuh, yha boros. Keliatan dari gaji top level management-nya yang nyampe 30-250 juta per bulan. Itu belum bonus, kayak bonus Idul Adha, bonus tahun ajaran baru, sampai bonus kalau ada overachieved targets. Belum lagi fasilitasnya kayak mobil mewah, fasilitas Grade A kalau dinas tugas ke luar kota, yang gitu-gitu.

Go on…
Nah, selain pemborosan, ACT juga diduga terlibat dalam penyelewengan dana sumbangan, di antaranya adalah waktu jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang 2019 kemarin. To freshen you up, waktu peristiwa itu terjadi, keluarga korban kan akhirnya dapat uang kompensasi dari Boeing sebesar Rp135 Miliar. Nah, keluarga korban ini setuju kalo duit kompensasinya dikelola oleh ACT, dan dari dana itu, mereka meminta ACT untuk membangun 91 sekolah. Nah tapi, pembangunannya diduga banyak yang mandeg, guys. Kalaupun kelar, kualitas bangunannya jelek banget. Kalau udah kayak gini, pihak ACT dong yang harus bertanggung jawab. Proses penyaluran dana buat pembangunan ini gimana gitu kan. Jatohnya juga jadi utang both ke keluarga korban, dan juga ke Boeing.
 
WOW….
Dugaan penyelewengan dana juga terjadi di Oktober 2021 lalu. Di Bantul, Yogyakarta, satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak berusia 5 tahun itu mengalami kejadian naas waktu sebuah truk mundur tiba-tiba dan melindas motor mereka yang lagi jalan dibelakangnya. Akibatnya, kaki si bapak dan anaknya patah, bahkan kaki si ibu harus diamputasi. Like always, datanglah ACT bermaksud memberikan bantuan dari donasi yang terkumpul dari para donatur. Seiring berjalannya waktu, pihak ACT nggak pernah benar-benar terbuka donasi yang udah kekumpul tuh berapa, mereka cuma janji mau bikin ini, mau bikinin itu, tapi yha ada yang ditepati, ada yang harus lama banget di-followup-nya. Pokoknya sketchy deh, guys.
 
OK…

Nah satu lagi yang disorot majalah Tempo adalah potongan donasi yang diduga tinggi banget, yang kata ACT diambil buat dana operasional, pengelolaan dll. Padahal dalam Islam, lembaga pengelola itu cuma boleh ngambil paling banyak 12,5%. Tapi diduga, ACT mengambil potongan sampe 30%. FYI guys, berbagai informasi ini juga udah dikonfirmasi sama pihak ACT, dan semuanya tuh detail banget dilaporkan di majalah Tempo edisi Senin kemarin. Cus beli.

 
Ada respons dari ACT?
Ada dong. Dalam konferensi persnya, Presiden ACT Ibnu Khajar menegaskan kondisi keuangan lembaga yang dipimpinnya tuh baik-baik aja. Terus soal penyelewengan dana, beliau menegaskan bahwa ACT udah berkali-kali mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) berdasarkan audit. Selain itu, ACT juga merupakan lembaga kemanusiaan yang mendapatkan izin dari Kementerian Sosial, dan udah berkiprah di lebih dari 40 negara.
 
I also heard a little bit about… terrorists?
Nah ini juga yang jadi bikin isunya makin meluas. Jadi Senin kemarin, Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi aka PPATK, Ivan Yustiavandana menyebut kalau ada indikasi penyelewengan dana yang dilakukan ACT ini disebut masuk ke rekening pribadi mereka…dan aktivitas terlarang. PPATK pun udah melaporkan penemuan ini sejak lama ke aparat penegak hukum kayak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme aka BNPT, sampai Detasemen Khusus aka Densus 88 Antiteror. Cuma sampai sekarang masih ditelusuri lebih lanjut sama dua lembaga itu, gengs.
 
WOW beneran tuh?
Well, ACT sih langsung membantah ya guys. Dalam konferensi persnya kemarin, pihak ACT emang mengakui ada dana yang disalurkan ke Suriah. Namun, dana itu bukan untuk aktivitas terorisme, melainkan untuk korban Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Kata Presiden ACT Ibnu Khajar, penyaluran dana itu merupakan donasi untuk kemanusiaan dan korban perang, jadi di mana terorisnya?
 
So, where are we going from here?
Well, they probably need to get a really good lawyer karena Bareskrim Polri bilang bahwa pihaknya udah membuka penyelidikan atas masalah pengelolaan dana masyarakat untuk bantuan kemanusiaan yang diduga dilakukan oleh ACT. Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, saat ini pihaknya masih mempelajari berbagai informasi yang ada. Selain itu, Kementerian Sosial juga menyampaikan bahwa pihaknya bakal memanggil pimpinan ACT untuk menjelaskan apa sih yang sebenernya terjadi. Terus Sekjen Kemensos Harry Hikmat juga menegaskan bahwa kalau emang bener nih ada penyelewengan dana, Kemensos juga berhak membekukan izin pengumpulan dana yang dilakukan ACT sampai proses ini tuntas.
 
I see. Anything else I should know?
Fyi guys, sejak rame laporan Tempo ini, berita soal ACT langsung viral di media sosial. Netizen Indonesia yang kreativitasnya nggak ada abisnya ini sampai ngepelesetin singkatan ACT jadi Aksi Cepat Tilep dan bikin hashtag #JanganPercayaACT. Dalam hal ini, Head of PR-nya ACT, Clara, bilang masih mempersiapkan penangan terbaik dari isu yang beredar ini. “Mohon doa aja, di tengah ujian yang dihadapi lembaga di tahun-tahun politik kayak gini,” katanya gitu.

Who’s just had a gloomy independence day?

The United States of America
Yang baru aja merayakan Hari Kemerdekaannya pada 4 Juli kemarin. Sayangnya, perayaan itu harus dibikin kelam sama terjadinya aksi penembakan massal yang (again and again) menewaskan banyak korban, guys :(.
 
Wait, I need some background here. 
You got it. Jadi tentunya kamu tahu ya, bahwa setiap 4th of July, The United States ini merayakan hari Kemerdekaannya dengan berbagai acara meriah. Yep, kayak parade, kembang api, party, nongki-nongki dan kumpul-kumpul, pokoknya kayak kita kalo 17 Agustus-an di sini lah, guys. Nah puncaknya, yang paling gede, itu diadain di Washington DC, yang merupakan pusat pemerintahan. However, 4th of July tahun ini di US bisa dibilang kurang ngenakin banget, seiring dengan terjadinya mass shooting aka penembakan massal di Chicago, Illinois.
 
OMG…
Yep, adapun kejadiannya terjadi di jam 10 pagi, waktu masyarakat Chicago lagi pada parade di Highland Park. Pas lagi meriah melaksanakan parade, tiba-tiba ada seorang pria pakai senjata yang menembakkan pelurunya dan bikin orang-orang pada panik. Secara namanya parade, yha ramai orang dong. Makanya peluru itu pun mengenai banyak orang nggak muda nggak tua, dari anak-anak sampai yang usianya 85 tahun. Dan ditembakinnya tuh beneran yang… Ke muka, ke telinga. Sampai wajah para korban jadi berlumuran darah dan akhirnya tumbang. Diketahui sejauh ini ada enam orang yang tewas di tempat dan tiga puluh orang lainnya luka-luka.
 
Thoughts and prayers 🙁
Well, dari situ polisi yang emang lagi tugas menjaga area kemudian langsung gercep melakukan proses evakuasi dan para korban langsung bisa dilarikan ke rumah sakit. Nah pelakunya sendiri juga langsung dicari sama polisi, guys. Setelah berjam-jam melakukan proses pencarian, ketemulah seorang pria in his early 20s bernama Robert E Crimo. Crimo diduga membawa senjata waktu parade berlangsung, dan polisi langsung membawanya ke kantor polisi untuk dilakukan proses penyelidikan. Sampai saat ini, mereka masih menyelidiki hubungan si Crimo sama penembakan, makanya statusnya Crimo juga belum dijadikan sebagai tersangka.
 
That’s it?
Well, belum selesai beb. Yang kita omongin dari tadi ini bukan satu-satunya kejadian mass shooting yang terjadi di weekend-an 4th of July kemarin. Masih di Chicago, 12 jam sebelum what happened di Highland Park itu, ada juga penembakan yang bikin lima orang di sana luka-luka. Sampai sekarang polisi sana masih belum bisa menemukan siapa pelakunya, dan kejadiannya pun masih dalam proses identifikasi.
 
I see. Any words?
Yep. Walikota Highland Park, Nancy Rotering bilangnya kekerasan senjata aka gun violence tuh udah jadi teror buat masyarakat di Highland Park, di Chicago, di Illinois, bahkan di AS secara umum. Apalagi sekarang momennya lagi 4th of July, di mana seharusnya orang-orang tuh celebrate joyful, freedom, eh ini malah harus ada kejadian tragis gara-gara si gun violence ini. In her words, Bu Nancy menyebut kekerasan senjata sebagai teror yang harus dilawan bareng-bareng, guys.
 
Couldn’t agree more. 
Tru. Gubernur Illinois, JB Pritzker, bilangnya kejadian ini bikin kita semua marah. Karena gimana nggak marah, gara-gara kekerasan senjata aka gun violence ini, banyak banget yang udah jadi korban padahal mereka nggak tau apa-apa. Eh, sekarang malah nambah lagi. Apalagi teror ini terjadi pada 4th of July yang cuma setahun sekali. Malah seringan terjadi gun violence-nya malah. Lebih jauh, Presiden Joe Biden, yang juga udah mendapat laporan terkait kejadian ini juga menegaskan komitmennya untuk berjuang demi semakin memperkuat dan memperketat undang-undang kepemilikan senjata di masyarakat AS.
 
Got it. Anything else?
FYI, isu gun violence di US ini udah lamaaa banget jadi perdebatan soal sejauh mana sih warga sana boleh leluasa memegang senjata? Masalahnya, mass shooting ini kerap kali terjadi dan bikin banyak pihak menimbang bahwa sebenernya hak boleh punya senpi ini banyakan mudharatnya daripada manfaatnya. However, banyak juga yang dukung “the right to bear arms” ini. So, while all the elites are debating over this issue, korban gun violence tetap berjatuhan dan Amerika Serikat tetep jadi negara dengan jumlah kematian akibat senjata api terbanyak dibanding negara maju lainnya.

What they talk about when they talk about Amazon in the future…

Maybe not about the forest.
Iya guys, di masa depan, mungkin pas kita ngomongin Amazon, kita udah bukan ngomongin hutan super besar di Amerika Latin lagi, tapi justru ngomongin Amazon perusahaannya Jeff Bezos. Hal ini karena hutan di Amazon itu literally makin kehilangan areanya, aka udah mulai gundul. Aka mungkin bentar lagi udah ngga ada.
 
WHAT???
Yep. as we all know, Hutan Amazon tuh dikenal sebagai hutan hujan tropis terbesar di dunia juga menghasilkan oksigen terbesar dibanding hutan hujan lainnya. Yep, oksigen ini kan penting banget yah, secara makhluk hidup mana sih yang nggak butuh oksigen? Terus, keberadaan hutan hujan tropis ini juga sangat penting buat kelangsungan hidup manusia karena pohon-pohon di sana bisa menyerap karbon dioksida aka gas rumah kaca, jadi gasnya ga perlu nyampe ke atmosfer dan menyebabkan pemanasan global karena panasnya udah di-contain duluan sama para pepohonan tadi. But the thing is, thanks to deforestation, hutan di Kalimantan, Sumatera, eh maksudnya Amazon sekarang udah makin gundul aja, guys. Meaning, pasokan oksigen yang dihasilkan juga bakalan berkurang, dan mereka nggak bisa menyerap karbondioksida secara maksimal lagi. 🙁
 
Nooo…
Yep, makin gundulnya hutan Amazon ini diungkap oleh salah satu lembaga penelitian di Brazil bernama INPE. Menurut laporannya yang baru aja dirilis minggu ini, deforestasi di hutan Amazon tahun ini udah mencapai rekor tertinggi sejak tahun 2016 lalu. Terus, data satelit INPE menunjukkan bahwa dari periode 1 Januari sampai 24 Juni kemarin, udah ada seluas 3.750 km persegi lahan hutan yang abis terbakar dan gundul. Kalau diitung per bulannya malah lebih concerning lagi. Di bulan lalu misalnya, ada seluas 2.562 km persegi yang abis kebakar. Serem banget kan.
 
Waduhhhh…
Nah, deforestasi aka penggundulan hutan ini of course nggak terlepas dari berbagai pihak yang wajib bertanggung jawab, termasuk pemerintah. Sayangnya emang, Pemerintah Brazil saat ini yang dipimpin oleh Presiden Jair Bolsonaro yang populis banget, dan 11 12 lah sama Trump gitu guys. Dia ngga percaya sama yang namanya global warming, ga percaya Covid-19, dan doi bahkan bilang global warming adalah hoaks. Bahkan dalam janji kampanyenya, Bolsonaro menjanjikan pembukaan lahan besar-besaran di Amazon biar ekonomi warga makin bergerak.
 
Wah sakit.
Yep, jadinya sejak terpilih di tahun 2019 lalu, Bolsonaro kerap kali bikin kebijakan yang ‘katanya’ untuk mengurangi kemiskinan warga di sekitar Hutan Amazon dan mempercepat pembangunan ekonomi. But in fact, kebijakannya itu cuma melemahkan perlindungan lingkungan aja karena dia juga kerap kali ngasih izin pembukaan lahan buat perkebunan dan pertambangan di area-area yang dilindungi. Bolsonaro juga beberapa kali bikin executive orders buat melindungi Hutan Amazon but at the same time, dia memangkas dana program perlindungan lingkungan secara terus menerus.

Geez… boomers. 
Rite. Makanya atas kebijakannya yang berbahaya banget ini, Bolsonaro juga kerap kali diprotes oleh warganya sendiri. Pada Oktober tahun lalu, sejumlah climate lawyers aka pengacara iklim bahkan mendesak International Criminal Court aka ICC untuk menyelidiki Bolsonaro dalam berbagai tuduhan pengrusakan lingkungan yang doi lakukan sebagai crimes towards humanity alias kejahatan terhadap kemanusiaan. Tapi yha kata Bolsonaro sih ngga bener. And with the fact that dia masih jadi presiden saat ini, maka banyak pihak yang pesimis sama masa depan Amazon ke depannya.
 
Huft.. Anything else I should know?
Btw nggak cuma di Amazon, hutan di Tanah Air pun sering banget mengalami deforestasi, kayak di Sumatera, Kalimantan, dll. Nah, if there’s anything we can learn from Brazil, like it or not, tetep aja yang punya kekuasaan paling besar untuk menjaga atau merusak lingkungan itu ada di tangan pemerintah. Makanya, harga mati neh, kapan pun kamu memilih pemimpin, pastikan mereka adalah orang-orang yang concern sama lingkungan dan punya komitmen tinggi atas kelestarian alam. Emang rumit sih kalo calon-calonnya masih pada boomers, tapi inget kata Taylor Swift guys: Only the young… can run! 

When Covid-19 not only comes from droplets….

Tapi dari balon.
 
Beneran guys, ini kata Pemerintah Korea Utara. Emang rada otokke sih, karena kan yang selama ini kita tahu dari sumber legit kayak pemerintah, para ahli, hingga WHO, wabah Covid-19 itu menular dari droplet aka cairan di mulut yah, tapi pemahaman ini ngga sama ama pandangan di Korea Utara. Menurut Pemerintah Korut, virus Covid-19 ini justru datang dari balon-balon yang diterbangkan dari perbatasan Korea Selatan ke perbatasan mereka. WOW.
 
Jadi emang sih, selama bertahun-tahun ini, aktivis dari Korsel tuh emang sering nerbangin balon buat ngirim selebaran sampai bantuan kemanusiaan, atau kritikan terhadap rezim Kim Jong-un. Hal ini kerap bikin pihak Korut bete, di mana mereka juga udah sering melayangkan protes hingga uji coba rudal. Nah salah satu yang terbaru adalah info tadi, di mana Covid-19 yang baru terdeteksi di Korut itu ternyata datang dari balon yang dikirim para aktivis Korsel. Hal ini tentunya langsung ditampik pihak Korea Selatan yang bilang bahwa tuduhannya ngga bener banget.
 
Nah, klaimnya dari pemerintah Korut sih, tuduhan ini berdasar gengs, karena waktu kasus Covid-19 pertama kali ditemukan di sana, dilakukanlah penyelidikan, dan hasilnya ada dua orang, satu tentara usia 18 tahun, dan satu lagi anak-anak usia 5 tahun dites positif Covid-19 waktu menemukan dan melakukan kontak sama benda asing yang ditemukan di Bukit Ipho-ri, yang merupakan perbatasan dari kedua negara.
 
Makanya, pemerintah Korea Utara mengimbau supaya masyarakatnya jangan deket-deket sama benda-benda aneh nggak dikenali, dan kalau nemu nih benda-benda aneh itu, harus langsung lapor biar segera ditindak sama tim epidemi setempat.

“Merasa ada miskomunikasi apa enggak?” 

Weeew gitu guys kata Ketua Umum Partai Nasdem Pak Surya Paloh pas ditanya soal dugaan kerenggangan hubungannya sama Ketua Umum PDIP Bu Megawati Soekarnoputeri kemarin. Padahal, kedua partai udah bestie banget nih sejak 2014, di mana mereka sama-sama mendukung Pak Jokowi sebagai presiden. Nah belakangan ini, hubungan keduanya dikabarkan renggang dan ngga ada komunikasi. Tapi kata Pak SP sih, mending tanyain aja ama Bu Mega, mau komunikasi ngga? Suka ngga? Ada miskom ga nih kita?
 
Now you know who else cannot stand a silent treatment…

Announcement


Thanks to Acom and Nanda for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

It’s always someone’s birthday today, so if you’re looking for some birthday wishes idea, we got it all, here.
Advertisement