Varian Baru Covid-19, Kebijakan Baru Atlet Renang Transgender, Korea Utara Hadapi Wabah Baru, Saudi Arabia Tegaskan Tidak Untuk LGBTQ

261

Good morning

Tuesday is here. Take a breath because weekend is still far away, as well as gajian. So, instead of thinking about them both, let’s just dive away with our finely curated news for you, where we will talk about swimming, the new Covid-19 variant, to North Korea. Let’s go!

Now, here’s your A to Z update on Covid-19 new variant…

Which is the combination of: OG Omicron + Delta = BA.4 dan BA.5
Yes, satu lagi alasan why we should put more concern of this BA.4 dan BA.5 variant, guys. Varian terbaru ini disebut mengadopsi karakteristik varian Delta campur Omicron….

Wait, BA4 sama BA.5 tuh…. Jenis vitamin?
Bukan dong. Tapi jenis varian terbaru Covid-19, guys. Kamu masih inget kan sama pembahasan kita tempo hari di mana kasus Covid-19 di Indonesia tuh naik lagi ketika kita justru lagi sibuk beralih persiapan endemi. Secara dari awal tahun kemarin kasusnya udah semakin melandai, pembatasan kegiatan juga udah diminimalkan sampai level 1, terus tingkatan vaksinasi juga makin hari makin meningkat. Eh tiba-tiba, kasus Covid-19 kita naik lagi di beberapa provinsi yang diduga ulah si subvarian baru ini, guys.
 
Hadeuuuu
Yoi guys, dua subvarian baru, yakni si BA.4 dan BA.5 yang masing-masing udah terdeteksi di 58 dan 63 negara ini dikonfirmasi oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin udah masuk ke Indonesia. Makanya kasus Covid-19 di kita juga meningkat lagi. Di hari Minggu kemarin, udah tercatat 1.167 kasus baru di Indonesia. Adapun kasus tertinggi tuh ada di DKI Jakarta dengan 735 kasus, diikuti Jawa Barat dengan 165 kasus, dan Banten di angka 134 kasus. Sementara provinsi lain kasusnya masih di bawah 100.
 
Tinggi juga yha…
Emang. Kalau kata epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, kecepatan transmisi yang dipunya sama subvarian ini emang mengadopsi dari varian yang udah ada sebelumnya, yaitu Omicron, dan dia beneran bisa menginfeksi siapa saja mau itu yang vaccinated ataupun yang nggak. Terus, varian BA.4 dan BA.5 ini juga mudah mengikat dan bereplikasi di paru-paru kayak varian yang udah ada sebelumnya, yaitu delta. Jadi yhaa campuran Omicron sama Delta gitu, guys.

Rumit yha.
Tru. Pak Menkes menyebut potensi kenaikan kasus karena varian ini tuh ada banget, yaitu di angka 20 ribu kasus per hari. Hal ini of course udah ada datanya. Adapun data potensi ini didapat dari datanya Afrika Selatan, yang pertama kali menemukan varian Omicron, yang kemudian berkembang lagi jadi si BA.4 dan BA.5 ini. Pak Budi juga bilangnya dari standarnya WHO, Indonesia tuh saat ini masih ada di level 1. Tapi bisa banget naik ke level 2 ketika udah masuk puncak kasusnya yang diprediksi bakal terjadi di bulan depan.
 
I see….
Well, kabar baiknya adalah, Kementerian Kesehatan RI menyebut orang-orang yang tertular varian ini ternyata punya tingkat kesakitan yang rendah. Jubir Kemenkes, dr. Mohammad Syahril bilangnya tingkat kesakitan dari varian baru ini tuh jauh lebih mild dari varian-varian yang udah ada sebelumnya, even omicron sekalipun. Disampaikan juga oleh Dicky Budiman, hal ini dikarenakan modal imunitas yang masyarakat Indonesia udah lewat tiga dosis vaksin yang diprogramkan sama pemerintah sejak pandemi ini menyebar. Hal ini juga yang bikin orang terkonfirmasi positif Covid-19 oleh varian BA.4 dan BA.5 ini kebanyakan nggak bergejala.
 
Well, thx to vaccines.
Yep. Thanks to vaccines. Despite the fact that sub-varian BA.4 dan BA.5 ini bisa menginfeksi orang-orang yang punya kekebalan tubuh akibat infeksi sebelumnya dan vaksinasi, Jubir Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan vaksin yang ada sekarang, baik itu Sinovac, AstraZeneca, Pfizer, Moderna, you name it, tuh masih efektif banget buat menangkal varian-varian Covid-19 yang baru bermunculan ini, guys.

Got it. Did anyone say anything?

Yep. Nih, buat kamu atau kerabatmu atau siapa pun yang end up terkonfirmasi positif lagi sama varian baru ini, kamu harus tetap stay at home dulu ya. Lalu disampaikan oleh dr. Adria Rusli, Sp.PK dari RSPI Sulianti Saroso, masa inkubasi varian baru ini tuh lebih cepat dari varian Omicron. Jadi kalau kamu mengalami batuk-batuk dan terkonfirmasi positif varian ini, kamu harus stay at home kira-kira sekitar dua sampai tiga harian. Yep, waktunya lebih cepat dibanding Omicron dulu yang sampai semingguan. Sampai akhirnya kamu PCR lagi dan dinyatakan negatif.

 
Anything else?
Terkait penemuan varian baru BA.4 dan BA.5 ini di tanah air, Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa pihaknya udah aware banget sama perkembangan ini. Makanya Pak Menkes bilang, pemerintah tetap memantau perkembangan kasusnya di Indonesia dan di negara-negara lain, sambil kita juga teteup harus patuh prokes, di ruangan padat orang ya pakai masker, cuci tangan sekala berkala, sampai vaksin booster jangan ketinggalan. Pak Budi juga bilangnya kita nggak usah panik. Sip?

When swimming is making global headline…Due to its transgender policy.
Yoi guys, belakangan ini, Federasi Renang Internasional aka FINA baru aja menuai pro dan kontra setelah menerbitkan kebijakan baru soal atlet transgendernya. Kebijakannya adalah… atlet transgender dari cowok ke cewek boleh banget berkompetisi di ajang renang kategori cewek, tapi…
 
Tapi apa?
Tapi ada batasan-batasannya. Yep, secara, olahraga tuh kan kegiatan yang menonjol banget ya guys perbedaan cowok ceweknya. Karena emang mereka menghighlight aktivitas fisik, jadi mau gamau, suka ga suka, secara fisiologi emang cowok cewek tuh beda banget kan. Makanya ada kejuaraan di berbagai cabang olah raga yang khusus laki-laki, dan ada yang khusus perempuan, termasuk juga dalam berenang. Nah, the question is: Yang transgender gimana?
 
Iya. Gimana?
Well, di akhir tahun lalu tepatnya di November 2021 kemarin, badan pusat yang ngurusin olimpiade olah raga internasional alias International Olympics Committee aka IOC tuh udah mengeluarkan satu kerangka kerja terkait inklusifitas dalam olahraga. Yang isinya in a nutshell adalah ga boleh ada diskriminasi atas dasar identitas gender dan variasi jenis kelamin di olahraga apapun. Terus, para atlet juga ngga boleh dilarang bertanding berdasarkan who they are and what gender they assumed they are. Dan hal ini berlaku buat seluruh cabang olahraga, termasuklah si berenang ini, gengs.
 
What’s up with berenang?
Nah ini yang lagi rame nih. Jadi baru aja, FINA mengatur bahwa yaaa oke kita harus inklusif, tapiiii ada syarat-syaratnya kalo atlet transgender mau bertanding di kategori perempuan. Dalam hal ini, beberapa syaratnya adalah (kalo dari cowok jadi cewek): Transisinya harus terjadi sebelum usia 12 tahun. Terus kalo mereka sempet pake suntik hormon testosteron, maka suntiknya itu ga boleh lebih dari satu tahun, dan suntik hormonnya juga ga boleh setelah mereka udah puber. Terus kadar testosteron mereka juga harus rendah banget ketika bertanding. Pokoknya intinya untuk menekan si nature-nature kecowokannya deh, gengs.
 
Kenapa sih biar apa?
Ya again, karena kan sebagai cowok, tentunya mereka punya hormon testosteron maupun ciri-ciri fisik yang lebih kuat dari pada perempuan, sehingga mereka lebih diuntungkan. Jadi dianggap ga fair aja kalo bertandingnya di kategori perempuan, walaupun mereka udah bertransisi. Nah, menurut Presiden FINA, Hussain Al Mussalam, kebijakan ini dibuat biar bisa tetap menjaga hak-hak atlet dan mewujudkan keadilan bagi para atlet yang berkompetisi.
 
I see…
Terus lebih jauh, kebijakan pembatasan transpuan yang berkompetisi di kejuaraan renang ini juga udah disetujui sama 71,5% anggota FINA dengan melibatkan tiga kelompok spesialis: Ada kelompok atlet, kelompok scientist dan kedokteran, sama kelompok orang-orang di bidang Hukum dan HAM. Kesimpulan dari ketiganya, dengan mempertimbangkan bukti statistik, bukti ilmiah, dan medis, memang tetap aja secara fisik para atlet transgender tadi lebih diuntungkan. Makanya, dibuatlah aturan tsb.

Are we gonna talk about transpuan only or…

Nope. Kita juga bakalan ngebahas atlet transpria aka from female-to-male athletes. Menurut FINA, atlet transpria tetap fully eligible buat berkompetisi di kejuaraan renang buat atlet pria, dan bersaing di sana. Nah, supaya ngga ada yang excluded, FINA berencana untuk membuka kategori baru, yang jadinya nggak cuma female or male

Advertisement
 aja, tapi juga bakalan ada open category aka kategori terbuka. Nah, di kategori ini, atlet-atlet transpuan tetap bisa berkompetisi di kelas terpisah dan bersaing secara kompetitif di sana.

 
Got it. Did anyone say anything?
In case you’re wondering kenapa dibedain sebegininya, alasan yang menguatkannya adalah alasan medis, guys. Dr. Sandra Hunter bilangnya beberapa keuntungan fisik yang didapat pria di masa pubertas tuh nggak bakalan hilang just because penekanan hormon, si testosteron tadi. Paru-paru dan jantung pria kan juga lebih besar, terus anggota tubuh lain kayak tulang, kaki, dan tangan juga lebih panjang dan besar. Yha nggak fair dong kalau mau ditandingin sama female-born athletes. Kebijakan ini pun juga didukung sama atlet olah raga renang lainnya, mulai dari Cate Campbell dan Emily Seebohm. Tapi ada juga yang menentang, meetMaddie Groves.

I wanna know…
Atlet renang asal Australia itu nge-respons di Twitter dengan bilang kebijakan pembatasan ini tuh diskriminatif dan nggak ilmiah sama sekali. Terus, Mbak Maddie juga bilang kebijakan ini tuh cuma bikin kelompok yang udah terpinggirkan aka transgender ini semakin merasa nggak diterima di masyarakat, guys. Ini tuh udah 2022 dan udah beragam gender yang ada sekarang, apalagi di dunia renang. Gitu katanya, Selain itu, kecaman juga datang dari aktivis transgender bernama Taylor Lianne Chandler yang bilang kebijakan pembatasan ini cuma bikin perempuan terbagi-bagi dalam berbagai kelompok.
 
OK. Terus? Anything else?
Well, meski menuai pro dan kontra, aturan ini udah berlaku sejak kemarin. Terus bukan cuma buat cabang olahraga renang, namun FINA juga mengatur olahraga air lainnya kayak polo, diving, artistic swimming, open water swimming hingga high diving. Jadi most likely, aturannya juga berlaku buat cabang-cabang olahraga tadi.

When Covid-19 is not enough for North Korea….

Mereka dihantam wabah baru.
Iya guys. Parah banget deh. Belum selesai sama urusan Covid-19, masyarakat Korea Utara belakangan ini harus menghadapi wabah baru yang nggak kalah bikin heboh, yaitu penyakit yang menyerang pencernaan.
 
WHATTT?
Yes. Pertengahan Mei kemarin, ketika kebanyakan the rest of the world mulai buka dikit-dikit pasca pandemi Covid-19, Korut justru untuk pertama kalinya menemukan ‘demam’ yang menjangkit beberapa komunitas di sana. Nah awalnya pemerintah ngga yakin itu Covid-19, namun seiring dengan penularannya yang cepat dan gejalanya yang identik, jadilah mereka meng-confirmed bahwa salah satu negara paling tertutup di dunia itu udah menemukan kasus Covid-19 pertamanya. Sejauh ini udah ada 4,6 juta kasus dengan 73 kematian. Sedangkan di hari Minggu kemarin, udah ada 19.310 kasus baru yang dilaporkan sama pemerintah setempat.
 
Woww…
Nah ternyata setelah gelombang Covid-19, masyarakat sana harus kembali menghadapi masalah kesehatan masyarakat. Yep, Hari Kamis minggu lalu, pemerintah setempat baru aja mengumumkan penemuan penyakit baru yang dibilang sebagai ‘acute enteric epidemic’ dan udah menjangkit sebanyak 800 keluarga di Provinsi Hwanghae Selatan, Korea Utara. Terus, acute enteric epidemic ini tuh mengacunya ke berbagai penyakit di saluran pencernaan, guys.
 
Ya ampun kok bisa sih?
Yha bisa. Namanya penyakit di saluran pencernaan tuh kan biasanya datang dari apa yang kita makan, apa yang kita konsumsi, gitu-gitu kan. Nah hal ini juga yang diduga terjadi di sana, guys. Di mana berangkat dari kualitas air dan sanitasi yang buruk di Korea Utara, banyak deh tuh kuman-kuman dan bakteri yang hinggap di makanan dan air yang mereka gunakan maupun konsumsi, yang kemudian bikin makanan dan air di sana jadi terkontaminasi. Makanya timbul penyakit.
 
Terus gimana dong?
Well, untuk menghadapi wabah ini, pemimpin Korut Kim Jong-un udah menyalurkan obat-obatan untuk mereka yang butuh pengobatan. Terus, bantuan juga udah dikirimkan ke 800 keluarga di wilayah Hwanghae Selatan yang memang terjangkit penyakitnya. Langkah-langkah lainnya juga udah diambil oleh National Team of Diagnose and Rapid Treatment, misalnya dengan memantau masyarakat rentan termasuk anak-anak dan orang tua supaya jangan sampe tertular penyakit ini. Upaya pencegahan pun udah coba dilakuin mulai dari disinfeksi, pembersihan limbah, sampai nge-make sure air minum dan air buat kebutuhan rumah tangga layak buat digunakan.
 
Got it. Anything else?
FYI, penyakit pencernaan ini merupakan penyakit menular, dan once seseorang udah kena penyakit ini, maka orang tersebut harus diisolasi, kayak pasien Covid-19. Adapun menurut Ryu Yong Chol selaku pejabat Korut yang in charge sama penanganan wabah ini, beliau menyebut penyakitnya cepat menyebar dan bisa menular lewat barang-barang, makanan, minuman, dll. Terus kalo menurut officials dari Korsel, kayaknya sih penyakitnya nih kayak kolera atau typhoid, pokoknya menyangkut kebersihan makanan atau minuman yang masuk perut deh gengs.

Who’s making a strong statement?

Saudi Arabia.
Yang baru aja menegaskan bahwa negaranya say “no” to LGBTQ. Yep, jadi minggu lalu, aparat setempat baru aja menyita berbagai barang mulai dari baju sampe mainan berwarna pelangi yang merupakan simbol dari LGBTQ. Adapun penyitaan ini dilakukan para polisi di berbagai pusat perbelanjaan di ibu kota Riyadh. Dalam keterangan resminya di media pemerintah Al-Ekhbariya, pemerintah emang melarang LGBTQ dan mereka bakal terus melakukan pemantauan atas beredarnya barang-barang maupun slogan yang berlawanan dengan moral dan ajaran agama Islam, such as mempromosikan warna-warna homosexual. Menurut keterangan itu, disebutkan juga bahwa barang maupun slogannya kebanyakan ditargetkan pada generasi muda, makanya penyitaan juga dilakukan sampe ke aksesoris rambut, tas, kaos, hingga tempat pensil yang ada warna pelanginya.
 
Meanwhile, negara tetangga kita Thailand udah selangkah lagi menuju legalisasi pernikahan sesama jenis, setelah parlemennya meng-approve undang-undang yang melegalkan pernikahan sesama jenis. Kini, para lawmakers di negeri Gajah Putih itu tinggal mengharmonisasikan beberapa aturan aja, hingga bill-nya bisa segera disahkan jadi undang-undang.

“Tak ada paksaan, penuh cinta.”

Woww gitu guys kata politisi Partai Gerindra Habiburokhman pas ngomentarin soal pernyataan dari Politisi Partai Demokrat Andi Arief yang bilang bahwa bestie-annya Partai Gerindra sama Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu ibarat pasangan yang dipaksa menikah. Nah tapi kata Bang Habib, ga bener tuu, karena koalisinya Gerindra sama PKB itu justru dibangun dengan penuh cinta, gaada paksa-paksaan, dan demi kemaslahatan bangsa.
 
When you start getting confused if they’re talking about politics or a love story…

Announcement


Thank you Kiko, Someone, Raf, Raffi, & Ibeth for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendation

Nothing to see here, just your weekly horoscope.
Advertisement