Kebijakan Baru Atlet Renang Transgender

223
When swimming is making global headline…Due to its transgender policy.
Yoi guys, belakangan ini, Federasi Renang Internasional aka FINA baru aja menuai pro dan kontra setelah menerbitkan kebijakan baru soal atlet transgendernya. Kebijakannya adalah… atlet transgender dari cowok ke cewek boleh banget berkompetisi di ajang renang kategori cewek, tapi…
 
Tapi apa?
Tapi ada batasan-batasannya. Yep, secara, olahraga tuh kan kegiatan yang menonjol banget ya guys perbedaan cowok ceweknya. Karena emang mereka menghighlight aktivitas fisik, jadi mau gamau, suka ga suka, secara fisiologi emang cowok cewek tuh beda banget kan. Makanya ada kejuaraan di berbagai cabang olah raga yang khusus laki-laki, dan ada yang khusus perempuan, termasuk juga dalam berenang. Nah, the question is: Yang transgender gimana?
 
Iya. Gimana?
Well, di akhir tahun lalu tepatnya di November 2021 kemarin, badan pusat yang ngurusin olimpiade olah raga internasional alias International Olympics Committee aka IOC tuh udah mengeluarkan satu kerangka kerja terkait inklusifitas dalam olahraga. Yang isinya in a nutshell adalah ga boleh ada diskriminasi atas dasar identitas gender dan variasi jenis kelamin di olahraga apapun. Terus, para atlet juga ngga boleh dilarang bertanding berdasarkan who they are and what gender they assumed they are. Dan hal ini berlaku buat seluruh cabang olahraga, termasuklah si berenang ini, gengs.
 
What’s up with berenang?
Nah ini yang lagi rame nih. Jadi baru aja, FINA mengatur bahwa yaaa oke kita harus inklusif, tapiiii ada syarat-syaratnya kalo atlet transgender mau bertanding di kategori perempuan. Dalam hal ini, beberapa syaratnya adalah (kalo dari cowok jadi cewek): Transisinya harus terjadi sebelum usia 12 tahun. Terus kalo mereka sempet pake suntik hormon testosteron, maka suntiknya itu ga boleh lebih dari satu tahun, dan suntik hormonnya juga ga boleh setelah mereka udah puber. Terus kadar testosteron mereka juga harus rendah banget ketika bertanding. Pokoknya intinya untuk menekan si nature-nature kecowokannya deh, gengs.
 
Kenapa sih biar apa?
Ya again, karena kan sebagai cowok, tentunya mereka punya hormon testosteron maupun ciri-ciri fisik yang lebih kuat dari pada perempuan, sehingga mereka lebih diuntungkan. Jadi dianggap ga fair aja kalo bertandingnya di kategori perempuan, walaupun mereka udah bertransisi. Nah, menurut Presiden FINA, Hussain Al Mussalam, kebijakan ini dibuat biar bisa tetap menjaga hak-hak atlet dan mewujudkan keadilan bagi para atlet yang berkompetisi.
 
I see…
Terus lebih jauh, kebijakan pembatasan transpuan yang berkompetisi di kejuaraan renang ini juga udah disetujui sama 71,5% anggota FINA dengan melibatkan tiga kelompok spesialis: Ada kelompok atlet, kelompok scientist dan kedokteran, sama kelompok orang-orang di bidang Hukum dan HAM. Kesimpulan dari ketiganya, dengan mempertimbangkan bukti statistik, bukti ilmiah, dan medis, memang tetap aja secara fisik para atlet transgender tadi lebih diuntungkan. Makanya, dibuatlah aturan tsb.
Advertisement

Are we gonna talk about transpuan only or…

Nope. Kita juga bakalan ngebahas atlet transpria aka from female-to-male athletes. Menurut FINA, atlet transpria tetap fully eligible buat berkompetisi di kejuaraan renang buat atlet pria, dan bersaing di sana. Nah, supaya ngga ada yang excluded, FINA berencana untuk membuka kategori baru, yang jadinya nggak cuma female or male aja, tapi juga bakalan ada open category aka kategori terbuka. Nah, di kategori ini, atlet-atlet transpuan tetap bisa berkompetisi di kelas terpisah dan bersaing secara kompetitif di sana.

 
Got it. Did anyone say anything?
In case you’re wondering kenapa dibedain sebegininya, alasan yang menguatkannya adalah alasan medis, guys. Dr. Sandra Hunter bilangnya beberapa keuntungan fisik yang didapat pria di masa pubertas tuh nggak bakalan hilang just because penekanan hormon, si testosteron tadi. Paru-paru dan jantung pria kan juga lebih besar, terus anggota tubuh lain kayak tulang, kaki, dan tangan juga lebih panjang dan besar. Yha nggak fair dong kalau mau ditandingin sama female-born athletes. Kebijakan ini pun juga didukung sama atlet olah raga renang lainnya, mulai dari Cate Campbell dan Emily Seebohm. Tapi ada juga yang menentang, meetMaddie Groves.


I wanna know…
Atlet renang asal Australia itu nge-respons di Twitter dengan bilang kebijakan pembatasan ini tuh diskriminatif dan nggak ilmiah sama sekali. Terus, Mbak Maddie juga bilang kebijakan ini tuh cuma bikin kelompok yang udah terpinggirkan aka transgender ini semakin merasa nggak diterima di masyarakat, guys. Ini tuh udah 2022 dan udah beragam gender yang ada sekarang, apalagi di dunia renang. Gitu katanya, Selain itu, kecaman juga datang dari aktivis transgender bernama Taylor Lianne Chandler yang bilang kebijakan pembatasan ini cuma bikin perempuan terbagi-bagi dalam berbagai kelompok.
 
OK. Terus? Anything else?
Well, meski menuai pro dan kontra, aturan ini udah berlaku sejak kemarin. Terus bukan cuma buat cabang olahraga renang, namun FINA juga mengatur olahraga air lainnya kayak polo, diving, artistic swimming, open water swimming hingga high diving. Jadi most likely, aturannya juga berlaku buat cabang-cabang olahraga tadi.
Advertisement