Badai Pasir Timur Tengah Semakin Parah

255

When there is no snow in ‘Sahara’….

But storm, instead.
Yoi guys. Jadi badai pasir ini emang udah sering banget kejadian di Timur Tengah. Tapi belakangan ini, keadaannya jauh lebih parah. Frekuensinya jadi lebih sering, plus intensitasnya yang lebih parah. Sampai-sampai badainya tuh bikin kamu ngga bisa ngeliat orang yang ada di depanmu.
 
WHAT? Kok bisa???
Yha bisa. Well, a little geography lesson for you, badai pasir ini bisa terjadi karena meningkatnya kecepatan angin dalam suatu wilayah yang lapang. Umumnya terjadi di wilayah kering, seperti yang terdapat di Timur Tengah. Terus, badai pasir ini datangnya di akhir musim semi sama musim panas, waktu angin musimannya lagi bertiup dari arah barat laut. kalau di case-nya Timur Tengah ini, ada banyak debu yang naik dari cekungan Tigris-Efrat lalu bermigrasi ke Teluk Persia dan Semenanjung Arab.
 
Terus terus….
Yang nge-trigger terjadinya badai ini sebenarnya belum diketahui sepenuhnya, guys. Tapi, sejumlah ahli bilang kalau badai pasir ini ada kaitannya sama ulah manusia itu sendiri. Yep, you guessed it right. Meet again, climate crisis. Kamu harus tahu nih gengs, di berbagai negara Timur Tengah, mereka lagi dihadapkan sama masalah air yang nggak bisa dikelola dengan baik. Akibatnya, banyak pohon-pohon akhirnya mati dan terpaksa ditebang aka dihilangkan. Terus, karena kekurangan air nih, banyak lahan di sana yang gersang banget sehingga jumlah gurun pun bertambah. Ini yang kemudian jadi masalah karena seiring jumlah gurun yang meningkat, badai pasir pun jadi lebih sering dan lebih parah.
 
I see….

Well, fenomena yang udah kayak mimpi buruk ini nggak jauh-jauh faktornya dari perang yang terjadi di sana yang udah berlangsung for soooo loooong. Secara namanya perang, lingkungan juga rusak dong. Terus ditambah banyaknya pembangunan bendungan, urusan air tadi, kekeringan ekstrim, dan faktor-faktor lain. Dampak climate crisis ini kemudian berpengaruh banget sama aspek sosial-ekonomi, sehingga mata pencaharian pun ikutan terancam. Padahal, wilayah Timur Tengah ni punya peran penting bagi perekonomian dunia, seperti dari sudut pandang perdagangan jalur air dan pasokan energi yang strategis.

 
Hiks…
Adapun badai pasir terparah terjadi di tahun ini. Sejak Maret lalu, hampir setiap minggunya pasti adaaa aja badai pasir yang terjadi di Irak. Terus di Riyadh, langit yang tadinya cerah-cerah aja juga bisa langsung berubah jadi orange all day long plus ada pasir-pasir tebal yang beterbangan kalau kamu lewat di jalan-jalan dan mengganggu penglihatan masyarakat sana. Di Irak juga gitu, di mana badai pasir tuh bisa terjadi seminggu sekali. Akibatnya, pemerintah setempat langsung memberlakukan libur nasional, supaya warganya stay at home dulu aja, takut-takut kalau ada badai datang lagi.
 
Separah itu ya…
Indeed. Kondisi yang parah ini lalu membuat bandara, pelabuhan, sekolah dan berbagai fasilitas umum lainnya harus ditutup dulu. Bulan lalu, setidaknya ada 1.200 orang dilarikan ke rumah sakit karena sesak nafas akibat badai pasir yang terjadi di Riyadh dan beberapa wilayah di Arab Saudi. Lanjut di Khuzestan, salah satu wilayah di Iran, at least
Advertisement
 ada 800 orang yang juga kesulitan napas dan akhirnya pergi cari pengobatan. Even the iconic Burj Khalifa, the tallest building in the world itu juga sampe nggak keliatan guys, saking dahsyatnya badai pasir ini.
 

Don’t tell me 
bakalan sampai sini….

Actually, we face the same struggle terkait climate crisis ini. bulan Mei lalu tepatnya di Semarang, banjir rob besar terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang disebabkan oleh penahan air laut yang jebol. Selain itu, penyebab lainnya adalah material tanah di utara Jawa yang belum solid. Semarang sendiri memang sebenernya udah sering banget kejadian banjir rob. Permukaan air laut yang tinggi, dan keadaan tanah yang alluvial alias masih muda dan labil, ditambah lagi berlebihnya penggunaan air tanah yang makin memperparah kondisi banjir di sana.

 
Terus langkah dari pemerintah gimana?
Sebenarnya pemerintah udah melakukan beberapa mitigasi seperti membuat sumur pompa, pembangunan tanggul dan lain-lain. Tetapi, karena alasan ekonomi masih banyak masyarakat yang tinggal di pesisir, banyak masyarakat yang nggak punya opsi lain, walaupun sebenarnya mereka udah paham dengan resikonya. Terus, kalau secara global, pemerintah di berbagai belahan dunia udah concern banget sama isu climate crisis ini, dan ini yang mau diagendakan dan dibahas di KTT G20 November mendatang.

 
Bakalan bahas apa emang di sana?
Nah, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bakal membawa 6 isu lingkungan yang udah disepakati pada pertemuan Plenary G20 Environment Deputies Meeting and Climate Sustainability Working Group (1st EDM-CSWG) di Yogyakarta, Maret lalu. Keenam isu itu antara lain land degradation (kerusakan lahan), biodiversity loss (kehilangan keanekaragaman hayati), marine litter (sampah laut), water (pengelolaan air), sustainable finance (keuangan berkelanjutan), dan marine protection (perlindungan laut).
 
Ok. Anything else I should know?
Well, namanya climate crisis kan masalah semua orang yah. Kamu nggak perlu jadi pejabat dan ikutan KTT G20 dulu baru bisa do something buat save the planet. Ada satu cara biar sandstorm di Timur Tengah nggak separah dan sesering sekarang, dan biar banjir di berbagai wilayah Indonesia juga nggak separah dan sesering sekarang, which is, tanam pohon! Kamu nggak harus siapin cangkul dan tanah dan bibit kok, dengan kamu kumpulin poin di sini, bakalan ada satu pohon di hutan yang tertanam atas nama kamu. Dengan menanam pohon, kamu bisa jadi bagian untuk memerangi climate crisis. Yul, jangan kasih kendor!
Advertisement