Pemprov DKI Jakarta Kembali Menggelar CFD, Cacar Monyet Hebohkan Warga Global, Hutan Sagu Papua Terancam Jadi Lahan Sawit, Mobil Termahal Dunia Resmi Terjual

361

Good morning

Hello again to the new week. We know, we know, today you’re probably not as excited as usual because well, the tanggal tua. But worry not, because we’re just a day away from the 25th, so in the meantime, hold on to those instant noodles at your pantry. We’re in this together 💪

When you’re so excited for the weekend….
Karena CFD dibuka lagi.
Yoi guys. Kabar baik buat kamu warga Jakarta yang suka jogging dan sekadar jalan pagi pas weekend. Kemarin banget nih, setelah dua tahun ditiadakan gara-gara pandemi, Pemprov DKI Jakarta kembali menggelar car free day.
 
Yeayyy! Tell me.
Sure. Jadi guys, kalau kamu inget, Hari Bebas Kendaraan Bermotor aka HBKB alias car free day aka CFD di Jakarta tuh terakhir kali digelar Maret 2020 lalu, waktu masa awal pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia. Nah, udah dua tahunan nggak pernah digelar lagi, akhirnya kemarin banget nih, Pemprov DKI Jakarta mengizinkan lagi warga buat CFD-an dari jam 6 sampai 10 pagi.
 
Asikkkk…
Adapun pembukaan kembali CFD ini dilakukan secara terbatas, guys. Dan dilakukan di berbagai titik. Kayak di Sudirman, terus di Tomang, Sunter, simpang Harmoni, Jakarta Pusat, sampai di Simpang TU-GAS, Jakarta Timur. Dikonfirmasi oleh Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo, CFD terbatas ini cuma boleh dilakukan buat kegiatan olah raga aja. Meaning, pedagang-pedagang cilor, telor gulung, cilok, dan jajanan-jajanan lain yang bikin kamu lebih banyak jajannya daripada olahraganya tuh saat ini masih nggak boleh jualan dulu. Terus, meskipun udah ada statement dari pemerintah terkait pelonggaran penggunaan masker, kalau warga mau datang CFD, tetap wajib pakai masker.
 
Kenapa gitu?

Yha karena antisipasi masyarakat yang bakalan rame memenuhi area situ. Kan Presiden Jokowi kemaren bilangnya boleh lepas masker di area terbuka asal di area itu orang-orang lagi nggak padat. Nah kalau CFD, apalagi ini CFD pertama after two years kan. Pemprov DKI udah mengantisipasi kemungkinan bakal adanya keramaian, makanya warga tetap disuruh pakai masker deh. Selain penggunaan masker, protokol lain yang harus masyarakat ikuti adalah Scan QR di aplikasi PeduliLindungi.

 
W hampir mau uninstall itu app..
Jangan dulu guys. Kita masih butuh aplikasi itu. Sejauh ini, sejumlah tempat umum di berbagai titik masih mengharuskan masyarakat buat scan QR di PeduliLindungi, di mana warga yang boleh masuk hanyalah yang berkategori hijau. Nah, di CFD kemarin juga sama. Dinas Perhubungan udah nyiapin QR code yang bisa di-scan sama warga sebelum masuk ke area CFD itu.
 
Now tell me about the condition yesterday….

Yha rameguys. Polda Metro Jaya yang mengawasi jalannya kegiatan juga berupaya untuk memastikan supaya warga mematuhi prokes yang udah ditetapkan. Terus, Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Sambodo Purnomo Yogo menyebut jumlah warga yang membludak membuat petugas kesusahan mengontrol kedisiplinan warga buat masuk ke aplikasi PeduliLindungi. Jadinya banyak warga yang main slonong boi aja gitu, nggak nge-scan QR dulu. Makanya, kegiatan kemarin juga menjadi bahan evaluasi Polda Metro buat menambah jumlah personel kedepannya buat menertibkan warga.

 
I see. Did anyone say anything?

Yep. Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria menyebut kegiatan Car Free Day ini dilakukan juga karena kondisi Covid-19 di Jakarta yang udah makin membaik. Dari jumlah vaksinasi yang semakin meningkat, terus tingkat kesembuhan yang makin meningkat, dan keterisian tempat tidur rumah sakit yang udah makin menurun. Terus Bang Riza juga bilang kondisi sekarang di mana pemerintah pusat juga udah melonggarkan kebijakannya, makanya pemprov ngedukung banget kegiatan CFD dibuka lagi asal tetap menjaga kebersihan, ketertiban, dan semuanya dirawat, katanya.

 
Got it. Anything else I should know?
Fyi seiring evaluasi yang dilakukan oleh Polda Metro Jaya, evaluasi terkait CFD ini juga dilakukan oleh Dinas Perhubungan. Pak Syafrin bilangnya besok bakalan ditetapkan apakah CFD ini masih bisa dilanjutkan atau tidak. Terus, selain di Jakarta, car free day juga udah mulai dibuka di Surabaya. Adapun CFD di Surabaya dilakukan secara bergilir, mulai dari kawasan Jemursari, Kembang Jepun, dan Kertajaya.

Everybody meet…monkeypox.

Geeez…. not again…
Unfortunately, yes. Saat ini, warga global lagi dibikin pusing lagi sama munculnya wabah penyakit yang lagi heboh ditemukan di berbagai wilayah kayak Afrika, Amerika Serikat, Eropa, dan Kanada. Yep, wabahnya namanya monkeypox aka cacar monyet. Tapi bedanya sama hepatitis kemarin, cacar monyet ini nyerangnya ke orang dewasa, guys.
 
What??? 
Yes. You read it right. Monkeypox atau yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai cacar monyet sekarang lagi heboh banget jadi headline di mana-mana, secara minggu lalu, jumlahnya udah mencapai 100 kasus yang dikonfirmasi positif di seluruh dunia. Nah umumnya, kasus ini ditemukan di Afrika, namun kali ini, penyakitnya udah menyebar di negara Eropa, Amerika Serikat, Kanada sampai Australia.
 
I don’t get it. Kenapa namanya cacar monyet?
Karena asal mula cacar yang satu ini emang berawal dari infeksi pada monyet, guysWell, jadi di tahun 1958, pernah ada Kejadian Luar Biasa aka KLB di Denmark di mana ada sekelompok monyet yang terinfeksi virus ini. Terus, beberapa tahun kemudian tepatnya di 1970, cacar monyet mulai menginfeksi manusia di Republik Kongo dan menyebar lagi secara lebih luas di Afrika Tengah dan Afrika Barat.
 
Bedanya sama cacar lain apaan?

Most likely sih sama aja kayak cacar pada umumnya, guys. Gejalanya sendiri dimulai dari demam, sakit kepala, nyeri otot, sama kecapekan. Yang bikin beda adalah cacar monyet ini bikin kelenjar getah bening jadi membengkak, kan kalau di cacar lain nggak tuh. Dan dalam masa 1-3 hari (or beyond) permukaan kulit wajah bakalan timbul ruam, terus menyebar ke bagian tubuh lainnya dan berlangsung selama dua sampai empat minggu.

 
Tell me about penyebarannya…
You got it. Jadi awalnya tuh kasus penyakit ini ditemukan pada seorang pria di Inggris yang didiagnosis terinfeksi sama monkeypox seusai doi balik dari Nigeria. Lalu, virusnya terus menyebar ke Spanyol, Italia, sampai Kanada. Nggak sampai di situ, Jumat kemarin, Australia juga ikutan melaporkan kasus pertamanya dan diikuti sama AS yang juga udah melaporkan monkeypox pertama yang menginfeksi seorang pria yang baru balik dari Kanada.
 
Pls not another pandemic :(((
Ini dia yang juga jadi concern-nya WHO guys, karena per Jumat minggu lalu, WHO udah menerima laporan 100 kasus positif cacar monyet ini dari seluruh dunia . Makanya dari situ, para petugas WHO dari Kelompok Penasihat Strategis dan Teknis akhirnya meeting untuk ngomongin tentang bahaya menular dan potensi penyakit ini jadi pandemi dan endemi tuh gimana. Nah so far sih, para pejabat WHO tadi belum bisa memutuskan apakah kasus ini harus jadi darurat kesehatan masyarakat atau enggak.
 
I see. Did anyone say anything?

Ada dong. Kata Susan Hopkins dari Otoritas Kesehatannya Inggris, kasus cacar monyet ini nggak akan jadi pandemi atau epidemi kayak Covid-19, karena penyebarannya ngga secepet Covid-19. But still, ini termasuk wabah penyakit yang serius. Dan kita harus menganggapnya serius, katanya gitu. Lebih lanjut, Bu Susan juga bilang munculnya virus ini di negara mereka dan negara-negara lain salah satunya adalah karena mobilitas masyarakat yang makin meningkat seiring menurunnya pembatasan Covid-19. Karena udah banyak yang pergi-pergian, sekali pulang langsung bawa penyakit gitu.

 
Got it. Anything else I should know?
Advertisement
Fyi meskipun kasus monkeypox aka cacar monyet ini udah ditemukan di Australia, yang mana itu deket banget sama Indonesia, sampai saat ini, kasus ini masih belum ditemukan di negara kita, guys. Dikonfirmasi oleh Jubir Kemenkes Mohammad Syahril, sejauh ini Kemenkes udah masuk ke langkah-langkah kewaspadaan pencegahan. Kayak sosialisasi dan edukasi ke masyarakat. Terus pihaknya juga sambil mantau perkembangan penyakit ini di negara lain gimana sambil terus melakukan deteksi dini.

Now let’s talk about…. Hutan Sagu di Tanah Papua.

Iya, guys. Sedih banget deh. Hutan sagu yang memenuhi kebutuhan masyarakat tanah Papua tiba-tiba dengan satu jentikan jari, “snap!” terancam jadi lahan sawit. Padahal kayak yang kita tahu, sagu adalah salah satu pangan pokok yang kerap kali dijumpai dan paling sering dikonsumsi sama masyarakat di Tanah Papua 🙁
 
Tell me everything.
Iya, as we all know Indonesia tuh kan hutannya luas banget yah, bahkan kita punya hutan hujan tropis terbesar ketiga di dunia, dengan 94,1 juta hektar atau 50,1 persen dari total daratan. Nah dari angka itu, 40 persennya ada di Papua dan Papua Barat, guys. Kekayaan ini engga hanya bisa diliat dari jumlah lahannya, tapi juga keanekaragaman hayatinya. Yep, jadi di tanah Papua, ada 20.000 spesies tanaman, 502 jenis burung, 125 mamalia, dan 223 reptil yang hidup. Huhuuu beragam banget yahhh..
 
Whoaaa a truly hidden gem!
Indeed. Adapun jenis tumbuhan yang paling banyak berkembang di Papua adalah sagu, guys. Saking banyaknya, sebagian besar masyarakat di sana menggantungkan hidupnya di hutan sagu. Iya, sagu itu ibarat gods of the plant yang dari ujung daun sampe batangnya bisa dimanfaatkan. Atap dan dinding rumah? Dari pelepah pohon sagu, sumber makanan pokok? Dari tepung sagu, Penyubur tanah? Bisa dari ampas sagu. Pokoknya kalo disebutin nggak ada abisnya deh manfaat si sagu ini. Makanya, sagu disayang-sayang banget sama masyarakat Papua karena jadi sumber kehidupan yang penting di sana.
 
I see…

Sampe sini kebayang kan, sagu si tanaman ibu ini bisa mencukupi kebutuhan sandang, pangan, papan dalam ekosistem kehidupan masyarakat Papua. Nah tapi guys, keberadaan sagu ini lagi terancam khususnya karena makin kuatnya berbagai kegiatan deforestasi atau penggundulan lahan. Selain deforestasi, makin ke sini hutan sagu yang ada di Papua juga makin banyak yang dialihfungsikan menjadi kebun sawit. Sehingga keberadaan tanaman sagu makin terancam.

 
Sayang banget sih..
Yep, hiks. Padahal seperti yang kita tahu nih, perkebunan sawit itu udah ada banyak banget di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Namun dengan makin masifnya pembukaan lahan untuk sawit di Papua, maka bisa dibilang sisa kekayaan kita di ujung timur seperti si pohon sagu ini juga makin terancam. Misalnya aja di Pulau Salawati, Kabupaten Sorong yang hampir 28.526 hektar lahannya udah jadi calon kebun sawit. Dari luas itu, sekitar 1.700 hektare merupakan hutan sagu milik empat marga yang mendiami daerah itu, yakni Marga Mili, Marga Fes, Marga Malakabu dan Marga Libra.
 
Terus gimana dong????
Fortunately, pemerintah nggak merasa santui-santui aja  dengan keadaan ini. Bupati Sorong Johny Kamaru gercep nyabut izin lokasi dan izin usaha perkebunan perusahaan itu pada April 2021. Dan dengan kekuatan masyarakat adat dan dibantu sama beberapa LSM. Terus, Pak Bupati memutuskan untuk mengembalikan pengelolaan sumber daya alam kepada masyarakat adat setempat.
 
Cool. Anything else I should know?
Fyi peran Lembaga Swadaya Masyarakat aka LSM tuh penting banget khususnya untuk melakukan pendampingan terhadap masyarakat adat. Pendampingan yang dilakukan juga macem-macem guys, mulai dari edukasi, pemetaan wilayah, pemahaman mengenai berbagai aturan hukum, dll. Nah dengan begini, masyarakat adat jadi tau hak-hak mereka di tanah tersebut emang dilindungi undang-undang, kok. Dan sagu juga bisa tetap tumbuh damai sentosa dan menghidupi masyarakat di Tanah Papua.

Who’s just sold the most expensive car in the world?

Mercedes-Benz.
Yoi, guys. Tim finance-nya Mercy lagi happy banget nih karena hari Kamis minggu lalu, product mereka Mercedes-Benz 300 SLR Uhlenhaut 1955 yang jadi mobil termahal di dunia itu resmi terjual.
 
Adapun mobil ini terjual seharga US$ 143 juta kepada seseorang yang identitasnya unrevealed (SPILLLLLL!) lewat lelang tertutup yang diadakan oleh Mercy dengan bekerja sama dengan salah satu perusahaan lelang mobil, RM Sotheby’s, di museum milik mereka di Stuttgart, Jerman.
Nah, pengen tahu ga guys apa yang bikin mobil ini tuh mahal banget? Well, jadi ternyata salah satu alasannya adalah karena emang mobil jenis ini tuh langka banget dari tahun 1930 sampai 1950an udah susah dicari. Kalaupun ada, ya masih pabriknya aja yang punya, belum dijual ke orang. Nah, karena faktor kelangkaannya inilah, ketika SLR yang berusia 67 tahun dengan kecepatan maksimal 186 mph itu out on the market, harganya langsung melangit. Adapun seri ini tuh ada dua mobilnya, yang satu dijual, dan yang satunya lagi masih disimpan di museum-nya Mercy. Nah terus, duit hasil penjualan mobil ini bakal masuk ke scholarship fund-nya Mercy yang akan digunakan untuk membiayai program beasiswa global milik perusahaan.

“Hello. Period.”

Wooow irit ya guys omongannya Presiden Amerika Serikat Joe Biden pas lagi ditanya soal pesannya buat pemimpin Korea Utara, Kim jong-Un. Jadi dalam kunjungannya ke Korea Selatan minggu lalu, Biden punya kesempatan untuk mengirim pesan buat jong-Un, dan ternyata pesannya cuma gitu aja, guys. Adapun dalam kunjungannya itu, Biden menggelar pertemuan sama Presiden baru Korea Selatan yang baru kepilih Yoon Suk Yeol, dan doi juga menegaskan bahwa dia udah siap kalo Korut ngapa-ngapain, secara belakangan ini mereka baru aja menggelar uji coba misil terbarunya.
 
When you want to start a conversation, but you’re an introvert…

Announcement


Thanks to Dyna and Hamba Allah for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

If you want to live loooong, try these tips from world’s oldest woman.

Advertisement