Pemerintah Memperpanjang PPKM Jabodetabek Level 1, Aksi Protes Nasional Anti Pemerintah Iran, Pelantikan Kapolsek, 8 Diantaranya Merupakan Wanita, Aturan Baru Pencatatan Nama Identitas di KK Hingga KTP

355

Good morning
Rise and shine, gorgeous! Today is that weird day that feels like Friday, because we’ll have a national holiday tomorrow! So for those of you who are observing Ascension Day we hope you will have a blessed day. Now, to start the day, remember you can always enjoy our podcast here. Let’s dig in!

Raise your hand kalau kamu suka PPKM tapi gapake PP…

We see you.
Now hands down. And go tell that person. EHEHEHE anyway guys, hari ini kita mau ngomongin PPKM, tapi pake PP. Aka Perberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang udah berlaku sejak dua tahun terakhir ini. Nah meski keadaan udah kembali veeeery close to normal, namun kemarin, pemerintah baru aja memperpanjang lagi PPKM di Jabodetabek tapi cukup di level 1 aja.
 
Eh masih ada PPKM?
Masih dong. Kayak yang sempat kita bahas kemarin nih, gengs. Beberapa waktu lalu kan kita sempet heboh ya karena mikirnya PPKM tuh berakhir terus ga diperpanjang lagi, namun kemudian dikonfirmasi lagi sama Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, ternyata PPKM masih berlakuguys. Dikutip dari keterangan Presiden Jokowi, PPKM masih akan terus dilanjutkan sampai kondisi Covid-19 di Indonesia udah terkendali 100%. Jadi emang ga semudah itu, Rosalinda.
 
Huft OK. Terus terus?
Adapun penetapan PPKM ini kan pakai sistem level-levelan dengan ngeliat kondisi Covid-19 di daerah tersebut. Mulai dari angka kasusnya gimana, tingkat penularannya gimana, kondisi rumah sakitnya gimana, dan tingkat vaksinasinya juga gimana. Makin rendah levelnya, maka makin baik kondisi penanganan Covid-19 nya. Nah karena kondisi Covid-19 di kita emang udah semakin membaik, maka pemerintah memutuskan pemberlakukan PPKM Level 1 aka yang paling mild di berbagai wilayah, Termasuk Jabodetabek.
 
Go on…
Adapun penetapan ini berlaku mulai dari kemarin 24 Mei sampai 2 minggu ke depan di tanggal 6 Juni 2022. Kamu harus tahu nih guys, penetapan Jabodetabek di Level 1 ini adalah yang kali pertama dalam beberapa bulan terakhir. Terus, Jabodetabek juga nggak sendirian di Level 1. Ada 40 wilayah lainnya di Jawa-Bali yang juga masuk ke dalam PPKM Level 1, setelah sebelumnya cuma berjumlah 11 kabupaten/kota aja.
 
Tell me about the rules in this level
Will do. Sesuai aturan, kalau dalam PPKM Level 1, kamu udah bisa WFO 100% dengan syarat kamu udah harus divaksin dan masuk dan keluar kantor harus pakai Aplikasi PeduliLindungi. Terus, kamu yang mau nge-mall atau nongkrong di restoran atau cafe udah boleh buka 100%. Gitu juga sama coffee shop dan tempat makan yang bukanya malem, udah boleh beroperasi sampai jam 2 pagi. Tempat ibadah juga sama, kapasitas boleh 100%.
 
Anyone has a say?
Yep. Pak Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta sih bersyukur banget kondisi Covid-19 di Jakarta udah makin baik, stabil, dan udah masuk ke PPKM Level 1. Terus, Pak Anies juga bilangnya semoga ntar nggak ada lagi deh PPKM-PPKM-an dan semoga kondisinya kayak gini terus.
 
Balik lagi ke PPKM. Kalau di luar Jawa gimana?
Nah soal itu, yang Level 1 juga bertambah, guys. Dirjen Bina Administrasi Wilayah Kemendagri, Safrizal ZA menyebut seiring dengan daerah-daerah di Jawa-Bali yang udah banyak masuk ke PPKM Level 1, di luar Jawa-Bali juga sama. Hal ini semakin membuktikan ke kita bahwa  kondisi Covid di Indonesia baik itu di wilayah Jawa-Bali dan di luar Jawa-Bali emang udah makin terkendali.
 
OK…
Nah, ngeliat kondisi Covid-19 yang makin terkendali kayak gini, Pak Safrizal dari Kemendagri bilangnya masyarakat tuh jangan overhype mentang-mentang kondisi Covid-19 udah stabil dan banyak daerah yang udah Level 1. Apalagi yang kemarin buat lepas masker dll, takutnya bakalan ada gelombang Covid-19 kata Pak Safrizal. Jadi tetap waspada aja guys. Gitu juga kalau kata Ikatan Dokter Indonesia aka IDI. Ketua Satgas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban menyebut jangan sampai masyarakat kebawa hype kalau nanti PPKM udah nggak diberlakukan lagi Lebih lanjut, Pak Zubairi bilangnya kalau nanti PPKM udah nggak diberlakukan lagi, sosialisasinya harus yang bener. Biar masyarakat juga tetap aware sama Covid-19.
 
Got it. Anything else?
Fyi sampai sekarang WHO tuh belum mengubah status Covid-19 dari pandemi jadi endemi. Terus, kalau secara nasional, perubahan status pandemi jadi endemi ini juga cuma bisa datang dari keputusannya Presiden Jokowi seorang. Tapi sebelum ke situ, Satgas Covid-19 IDI bilangnya mending diliat dulu kasus negara lain gimana. Kayak Korea Utara aja yang dua tahun diem-diem bae sekarang kebobolan juga. Jadi kudu teteup hati-hati ceunah.

Now, here’s your updates on: Protest in Iran

Yoi guys. Parah banget deh. Jadi dalam beberapa hari terakhir, kondisi Iran tuh lagi chaos banget karena terjadinya aksi protes berskala nasional yang dilakukan oleh ribuan massa yang anti pemerintah. Saking parahnya, pemerintah sampe harus memutus akses internet warganya.
 
Hold on. I need some background.
Sure. Jadi huru-hara ini dimulai dari awal Mei lalu. Di mana Presiden Iran yang baru kepilih yakni Ebrahim Raisi memutuskan buat nge-cut berbagai dana subsidi pangan, khususnya buat tepung dan gandum. Menurut pemerintah sih pencabutan subsidi ini penting banget karena emang ya gimana saat ini tuh dua negara pengekspor gandum, jagung dan minyak terbesar di dunia yakni Rusia dan Ukraina lagi perang. Belum lagi India yang menghentikan dulu ekspor gandumnya. Makanya karena terjadi kelangkaan barang, harga naik, jadi gakuat lagi deh subsidi-subsidian.
 
OMG itu aja alasannya?
Engga juga. Masih menurut pemerintah, subsidi juga perlu dicabut karena banyaknya calo aka mafia yang beli gandum bersubsidi harga murah, terus diselundupkan ke luar negeri dan dijual lagi dalam harga mahal. Malesin banget kan kayak gini. Iya, kayak yang terjadi di negara Wakanda. Makanya pemerintah Iran memutuskan supaya subsidinya, “Maap ga dikasi dulu…”
 
Terus efeknya apa?
Efeknyaaa harga makanan pokok jadi melambung tinggi, bahkan untuk bahan-bahan pangan yang basisnya tepung, harganya naik sampai 300%. Terus sama kayak Indonesia, harga minyak goreng juga naik. Susu juga. Karena inilah, warga banyak yang akhirnya turun ke jalan untuk memprotes kebijakan pencabutan subsidi tadi.
 
I see…
Kamu perlu tahu guys bahwa protesnya tuh terjadi gede-gedean banget dari kota besar sampe daerah terpencil. Adapun warga yang protes juga berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari guru, pegawai sipil, sampai supir. Protesnya pun menyebar mulai dari ibukotanya di Teheran, sampai puluhan kota lainnya, termasuk kota-kota kecil kayak Khuzestan, dan kota-kota lain. Pokoknya protes dari masyarakat ini masif banget, guys.
Advertisement
 
Terus reaksi pemerintah gimana dong tuh?
Untuk mengamankan aksi protes ini, tentunya pemerintah menurunkan polisi ya guys. Dan so far sih disebut bahwa udah ada lima orang yang tewas karena protes ini. Lebih jauh, pemerintah juga menyesalkan munculnya slogan yang anti-pemerintah karena awalnya protesnya soal ekonomi aja kan, tapi jadi ke mana-mana. Terus, pemerintahan setempat juga bilangnya protes yang berbuntut kerusuhan itu udah nggak kondusif karena dipicu sama provokasi musuh-musuh asing, dan berbagai hoaks yang tersebar di media sosial.
 
OK. Anything else?
Salah satu jenis makanan yang dikeluhkan banget kenaikan harganya adalah pasta. Yep, hal ini karena pasta bisa dibilang makanan pokok buat warga Iran, apalagi karena harga beras juga naik, guys. Hal ini juga bikin pasta jadi langka di pasaran, sampe-sampe netijen Iran bikin hashtag #Pastagate di sosial media untuk memprotes kondisi ini.

Who’s getting more and more seats at the table?

Polwan.
Yoi guys. Kamu pasti udah nggak asing lagi kan sama profesi Polwan. Yep, ada polisi yang cowok, ada juga yang cewek alias polisi wanita aka polwan. Nah kamu tahu nggak sih kalau posisi polwan tuh sekarang udah makin berkembang dan memimpin unit kerjanya.
 
Wow tell me.
Sure. Jadi kemarin banget nih, Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran baru aja melantik 28 Kapolsek buat memimpin di 28 Polsek yang masuk ke wilayahnya Polda Metro Jaya. Adapun para Polwan ini dilantik untuk memimpin beberapa Polsek seperti Polsek Metro Menteng, Polsek Cempaka Putih, Polsek Cisauk, Polsek Senen, Polsek Kelapa Gading. dll.
 
Okay.. Anything interesting?
Nah yang menarik adalah, dari 28 Kapolsek yang dilantik, 8 diantaranya adalah perempuan alias Polwan, guys. Adapun Polwan yang kemarin dilantik tuh Kompol Netty Rosdiana Siagian sebagai Kapolsek Menteng, terus Kompol Syarifah Chaira Sukma sebagai Kapolsek Cakung. Warga Cinere, kamu punya Kapolsek baru yaitu Kompol Jun Nurhaida Tampubolon. Nggak ketinggalan Polsek Cimanggis yang punya kepala baru yaitu Kompol Siti Fatimah Said Martandu.
 
Beyonce’s track on the playlist…
Tru. Jadi kata bos-nya para Kapolsek tadi yakni Kapolda Metro Jaya Pak Fadil Imran, dilantiknya delapan Polwan jadi Kapolsek ini adalah bentuk komitmen lembaganya terhadap kesetaraan gender dan bentuk konsistensi supaya terus melakukan pembaruan di tubuh Polda Metro Jaya. Lebih lanjut, Pak Fadil juga menyebut Polwan yang diangkat jadi Kapolsek ini adalah bentuk aktualisasi kalau perempuan tuh yha bisa banget jadi pemimpin, guys.
 
Coool…
Yep. Nah terus, pelantikan polwan-polwan ini jadi Kapolsek juga ditujukan biar kelebihan perempuan sebagai seorang ibu bisa dipakai buat me-reduce berbagai tindak kejahatan. Pak Kapolda bilang Polwan pasti lebih mampu melihat mana yang penyakit masyarakat, mana yang kenakalan remaja, mana yang kelompok kriminal. Apalagi sekarang UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual aka UU TPKS udah disahkan. Yang mana penanganannya butuh sosok polisi yang sensitif terhadap gender dan responsif sama isu ini. Makanya Polwan punya peran besar terhadap pelaksanaan UU ini di tubuh Polri, guys.
 
Got it. Anything else I should know?
FYI, emang selama ini, jumlah polwan di lembaga kepolisian itu bisa dibilang sedikit. Minggu lalu, Kabareskrim Polri Agus Andrianto menyebut bahwa saat ini, jumlah personil Polwan di kepolisian itu cuma 5,91 persen atau 24.680 dari total personel Polri sebanyak 435.696 personel. Melihat kondisi ini, makanya polisi terus berupaya meningkatkan kuantitas dan kualitas Polwan, khususnya karena sekarang UU TPKS udah disahkan.

When you’re planning to name your kid “Budi”…

Don’t. 
 
Karena pemerintah baru aja menerbitkan aturan baru tentang pencatatan nama identitas di kartu keluarga (KK) hingga KTP elektronik (e-KTP). Nah jadi dalam aturan barunya itu, kamu harus punya nama minimal dua kata dengan maksimal 60 huruf termasuk spasi. Jadi ga bisa tuh, ngasih nama anak kamu Beyonce, atau yha Budi itu tadi.
 
Selain harus minimal dua kata, aturan Permendagri juga mengatur supaya nama yang tercantum di KTP harus mudah dibaca, engga bermakna negatif, dan ngga multitafsir. Selain itu, nama yang tercantum di KTP juga ga boleh disingkat, pake tanda baca, hingga mencantumkan gelar pendidikan dan keagamaan. Tapi gpp guys, masih dari Permendagri, disebutkan bahwa kalo kamu udah keburu ngasih nama anak kamu dengan satu kata aja ya gpp, karena ngga akan terpengaruh oleh aturan baru tersebut.

“Saya tak berminat, catat itu.”

Whoaa gitu guys kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, soal namanya yang disebut-sebut masuk ke dalam bursa penjabat gubernur DKI Jakarta sebagai pengganti Anies Baswedan pada Oktober 2022 mendatang. Jadi, Pak Fadil ini adalah bosnya pak polisi di seluruh Jakarta Raya guys, dan belakangan nama dia muncul sebagai salah satu calon gubernur di ibu kota. Tapi ya itu, kata Pak Fadil ya doi sih ngga minat, terutama karena doi masih harus qerja-qerja-qerja bantuin Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

When you’ve been ghosting someone, but they keep texting you…

Announcement


Thanks to Indra for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Still having nasi uduk for breakfast? Well, it is really good, but if you’re thinking about the alternatives, try oatmeal.
Advertisement