Jokowi Izinkan Lepas Masker di Ruang Terbuka, Aksi Ribuan Petani Sawit di Kemenko Perekonomian, Finlandia & Swedia Ingin Bergabung Dengan NATO, McDonalds Akan Menutup Semua Gerai Restoran di Rusia

233

Hello
Can you believe the mask mandate is (almost) coming to an end now? Yep, yesterday Pak Jokowi said that we can actually take off our masks in open spaces, and for us, the admirer of smiling faces, this sounds like a great news in the middle of a usual week. So, we’re excited! Listen to our podcast here and smile!

When you’ve been wanting to see faces…

Get excited!
Karena kini kamu udah boleh lepas masker kalo lagi berada di tempat terbuka. Hal ini legit disampaikan langsung kemarin banget nih oleh Pak Presiden Jokowi, sebagai salah satu langkah buat preparing our nations to move forward dari pandemi…. ke endemi of Covid-19.
 
Bentar. Emang udah aman banget nih?
Well, at least kita udah lepas dari masa kritis pandemi, guys. Adapun lepasnya Indonesia dari masa kritis Covid-19 ini juga dikonfirmasi Jubirnya Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito. Pak Wiku bilang, kondisi ini tercermin dari semakin menurunnya dampak Covid-19 terhadap perilaku sosial dan ekonomi masyarakat. Contoh, pertumbuhan ekonomi udah meningkat, angka pengangguran menurun, dan mobilitas masyarakat yang makin tinggi dan aktif. Terus, angka vaksinasi juga makin hari makin tinggi, dari dosis pertama, kedua, sampai lanjutan aka booster. Ini yang bikin pemerintah akhirnya melakukan berbagai pelonggaran. Kayak kemarin dibolehin mudik, sampai yang terbaru, yaitu boleh lepas masker di ruang terbuka.
 
Sounds good…
Yep. Hal ini legit dikonfirmasi langsung oleh Presiden Jokowi kemarin langsung dari Istana Kepresidenan Bogor. Dalam kesempatan itu, Pakde bilang kalau kamu lagi aktivitas di luar ruangan dan di area itu lagi nggak padat orang, kamu dibolehin buka masker, guys. Tapi ada catatan juga buat yang masuk kelompok rentan kayak yang udah usia lanjut atau punya komorbid, maskernya tetap harus dipakai di dalam dan luar ruangan.
 

I see…
Nah, kalau kamu aktivitasnya ada di dalam ruangan atau kayak transportasi publik gitu, kamu harus tetap pakai masker. Gitu juga sama yang lagi sakit kayak batuk, demam, pilek, kalau lagi beraktivitas maskernya wajib dipakai tuh maskernya. Biar penyakitnya nggak nular ke orang lain lagi kan.

Iyasi..
Nah, kamu harus tahu nih, guys. Kebijakan pelonggaran penggunaan masker ini juga jadi merupakan salah satu skenario pemerintah buat prepare mengalihkan status Covid-19 sebagai endemi. Di mana sebelumnya kan disampaikan sama Menkes Budi Gunadi Sadikin kalau penentuan status Covid-19 ini salah satunya bisa diliat dari tren kasus positif yang udah makin menurun. Luckily, di Indonesia keadaannya udah berprogres ke arah sana, gengs.

Ngomongin Covid-19 belum lengkap kalo belum denger apa kata Opung…
You got it. Nah disampaikan oleh Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, nyatanya meskipun ada momen lebaran dan libur panjang, di mana orang-orang juga pada bepergian, mudik, dll, bahkan nggak pakai antigen/PCR kalau udah vaksin lengkap, kondisi Covid-19 di Indonesia masih terkendali dan on track, guys. Terus saat ini, angka rawat inap secara nasional juga terus turun sampai 97%, dan angka kematian yang turun juga sampai 98%. Makanya, pemerintah yang tadinya nggak mau terburu-buru melakukan relaksasi, sekarang jadi move forward buat gerak menjadikan Covid-19 di Indonesia sebagai endemi deh.

I see. Anything else I should know?
Eropa. Tapi seiring berjalannya waktu, berbagai pembatasan pun dilonggarkan dari awal tahun kemarin. Kayak di Belanda, Perancis, dan Belgia, yang udah mencabut aturan penggunaan masker dan menganggap Covid-19 bukan lagi ancaman besar.


Now let’s hear it from… petani sawit.

Yang kemarin baru aja menggelar aksi protes.
 

Tell me.
OK. Jadi, kemarin banget nih, ribuan petani sawit dari Aceh sampai Papua kumpul di gedungnya Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta karena kecewa sama kebijakan pemerintah yang melarang ekspor CPO dan turunannya. Soalnya mereka pada rugi bandar, guys.

Tell me more.
Sure. Udah khatam banget dong di kepala kamu kalau urusan minyak goreng ini emang dramanya kemana-mana banget, gengs. Nah, setelah berbulan-bulan kita dibikin drama dengan harga minyak naik, langka, koruptornya ketangkep dll, yang paling baru akhirnya Presiden Jokowi mutusin buat melarang ekspor Crude Palm Oil aka CPO yang jadi bahan baku minyak goreng dan segala produk turunannya. Jadi pemerintah ngatur bahwa CPO nih jangan dulu deh dikirim-kirim ke luar negeri, padahal kita merupakan penghasil CPO terbesar di dunia. Ya tujuannya sih mulia guys, biar stok CPO yang ada buat masyarakat dalam negeri dulu aja, dan biar ngga terjadi kelangkaan dan kemahalan kayak kemarin.

Terus terus?
Namun ternyataaa secara kita produsen terbesar tadi, ketika kita ga jual ke luar negeri, maka sawitnya numpuk di dalam negeri aka ngga terserap pasar. Karena ngga terserap, maka harganya juga jadi merosot, dan inilah yang bikin para petani protes. Jadi guys, tandan buah segar aka TBS yang merupakan tandan buat CPO itu harga awalnya ada di Rp4.800 per kilo. Nah karena supply-nya kebanyakan, sekarang harganya terjun bebas jadi seribu perak doang per kilonya. When you think it’s a good sign, hold your thoughts karena dengan harga TBS yang cuma seribu perak itu, banyak yang akhirnya ngeborong dan menimbun tandan buah segar tersebut.

Hiks…
Nah terus, hal ini diperparah dengan sebanyak 25% dari 1.118 pabrik sawit se-Indonesia juga udah berhenti beli tandan buah segar, karena emang supply-nya udah banyak. Nggak sampai situ, karena udah nggak ada lagi yang beli lagi, sebanyak 6,58 juta ton TBS udah rusak karena nggak terserap sama pabrik. Sampai akhirnya petani sawit nge-claim mereka udah rugi sampai Rp11,7 Triliun. Hal itulah yang nge-trigger petani sawit melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, gengs.

Sekarang w paham…
Cool. Adapun aksi unjuk rasa yang diinisiasi oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia aka Apkasindo ini dilakukan dengan menuntut 5 hal. Yang pertama, meminta Presiden Jokowi buat melindungi 16 juta petani sawit di 22 provinsi di Indonesia. Terus, mereka juga menuntut supaya Pak Jokowi meninjau ulang kebijakan larangan ekspor CPO. Lalu, menuntut supaya Pak Jokowi bikin kebijakan buat nggak cuma migor curah yang disubsidi, tapi migor kemasan juga. Sama jaringan distribusi yang harus dibikin lebih kuat, pakai bantuannya TNI Polri.

Lanjut…
Lanjut, Apkasindo juga menuntut supaya pemerintah bikin regulasi yang jelas dan tegas buat petani kelapa sawit. Dalam hal ini, mereka meminta minyak goreng buat kebutuhan domestik 30 persennya dikelola sama koperasi aja, biar urusan ekspor diurus sama perusahaan gede aja. Jadi nggak usah dipukul rata. Biar minyak goreng langka ini nggak musiman juga gitu. Last but not least, petani sawit yang unjuk rasa juga minta Jokowi buat kasih perintah ke Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo buat merevisi Permentan No. 01 Tahun 2018 tentang Tataniaga TBS. Karena harga TBS yang diatur dalam Permentan itu cuma ditujukan buat petani yang partner-an sama perusahaan. Padahal, cuma ada 7% petani yang partner-an dari total 6,27 juta hektar perkebunan sawit di Indonesia. Yang lainnya, yha nggak keurus.

Got it. Did anyone say anything?
Ada dong. Merespons aksi unjuk rasa ini, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan bilangnya kebijakan larangan ekspor ini bakalan dievaluasi lagi kalau harga minyak goreng curah udah menyentuh harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter. Lebih jauh, Pak Oke bilangnya yha sabar aja, soalnya bukan cuma petani yang butuh ekspor, tapi negara juga. Jadi kalau HET tadi udah tercapai, bisa dibuka lagi kok ekspornya, gitu.

But I heard... aksinya di kantor Kemenko Perekonomian?
Oh iya. Jadi para petani ini emang protesnya di depan kantornya Pak Airlangga Hartarto yang merupakan Menko Perekonomian. Tapi sayangnya, Pak Menko kemarin nggak ada di tempat, guys. Ini juga yang bikin petani tadi makin bete karena pejabat terkait kayak nggak ada yang peduli sama nasib mereka. Alhasil, cuma Istana Merdekalah yang jadi tujuan mereka. Di situ, Kantor Staf Kepresidenan yang ketemu sama mereka dan di situ jugalah mereka bisa menyampaikan tuntutan-tuntutan tadi, guys.

Advertisement

I see. Anything else?
Fyi petani-petani sawit itu nggak bawa tangan kosong melakukan unjuk rasa, guys. Mereka juga bawa oleh-oleh berupa tumpukan sawit yang nggak bisa dijual lagi sama mereka di satu mobil pick-up gitu buat Pak Menko, katanya, “Makanya pak, pls banget kita nggak bisa jualin ni sawit lagi di dalam negeri. Masa ke luar negeri juga nggak boleh. Ya udah kita kasih bapak aja deh yah,” gitu guys kira-kira.


When you want to join the cool kids gang at the lunch table…

Finland and Sweden can relate.
Because they’re just like, “Pleaseeee NATO lemme in!”
 
NATO?
Yep, bukan No Action Talk Only (Itumah kamu pas disuruh emak beliin terigu ke warung depan, xixixi) tapi North Atlantic Treaty Organization, yang merupakan organisasi kerja sama keamanan antara negara-negara di Eropa dan Amerika Serikat. Kamu pasti udah paham banget nih bahwa NATO lagi under the spotlight karena head to head sama Rusia di konflik Ukraina. Nah baru aja Minggu kemarin waktu setempat, Finlandia dan Swedia akhirnya bilang bahwa, “Plz w mau join NATO juga…”
 
Gimana emang katanya?
Dalam konferensi persnya, Presiden Finlandia Sauli Niinisto menyebut bahwa kebijakan ini adalah momen bersejarah, dan merupakan awal dari dimulainya sebuah era baru. Sedangkan di awal minggu ini, Swedia juga udah resmi mendaftar sebagai anggota NATO dan menlunya Ann Linde bilang bahwa ini adalah keputusan yang terbaik buat negaranya.
 

Kok baru join sekarang sih?
Ya sebenernya karena emang selama ini, kedua negara punya prinsip non-alliance. Jadi emang sejak Perang Dingin berakhir, kedua negara menghindari untuk ikutan kerja sama militer gitu. Terus khususon soal Finlandia, opini publik sebelum invasi menunjukkan bahwa masyarakatnya menolak join NATO, karena takut bikin Rusia marah. Secara, mereka berbatasan langsung sepanjang 830 mil sama Rusia. Tapi sikon terbaru di Ukraina menunjukkan bahwa emang keamanan di Europe itu fragile banget, jadi kalo enam bulan lalu, cuma 20% warga Finlandia yang mau join NATO, angka ini lompat sampe 80% saat ini.

Whoaaa…
Makanya momentum ini dibilang sangat bersejarah, karena negara-negara yang awalnya traditionally passive juga bisa beraliansi militer saat ini. Terus, pengumuman ini juga tentunya sending message ke Rusia bahwa kini, lawan mereka di aliansi NATO makin banyak. Terkait hal ini, Presiden Rusia Vladimir Putin bilang bahwa yhaa adanya perluasan NATO ini ga ngaruh dan ga akan menyebabkan ancaman langsung terhadap negaranya. Jadi sans aje gitu.

Jadi lanjut join ni?
Ya lanjut, tapi sebenernya join NATO tuh gabisa yang langsung keterima gitu loh guys. Ada proses approval-nya yang harus di-acc oleh seluruh negara NATO yang berjumlah 30 negara, dan saat ini ada satu negara yang menunjukkan ketidaksetujuannya untuk membership Finlandia dan Swedia. Eng ing eeeeng meet: Turki.

HAH kenapa?
Karena kata Presiden Erdogan, dia ga mau ah nerima negara yang pernah menjatuhkan sanksi ke Turki. Iya guys, beliau itu referring ke sanksi yang dijatuhkan Swedia ke Turki di tahun 2019 yang menghentikan penjualan senjatanya ke Turki karena keterlibatan mereka dalam operasi militer ke Suriah. Terkait hal ini, sebenernya Kemenlu dari dua negara udah mau cusss ke Ankara buat lobi-lobi sama timnya Pak Erdogan, tapi kata Erdogan, “Don’t bother.” Jadi, so far Turki sih udah tegas bakal menolak keanggotaan kedua negara tadi.
 

Rumit yha. Anything else I should know?
Btw, keanggotaan Finlandia dan Swedia di NATO sendiri bakalan dibantu sama Amerika Serikatguys. Menlu-nya AS, Anthony Blinken bakalan ngomong sama Menlu Turki dan doi yakin bakal ada kesepakatan lah yang bisa tercapai. NATO sendiri juga antusias menyambut keanggotaan Finlandia dan Swedia dan keputusan final mereka di-acc atau nggak tuh bakalan ditetapkan di Madrid bulan Juni besok.


Who says “Good bye forever!”

McDonalds.
 

To Russian people. Yes guys, invasi Rusia ke Ukraina yang udah berlangsung berkepanjangan sampai berbuntut pada berakhirnya keberadaan restoran cepat saji McDonalds di negaranya Pak Putin nih. Yep, jadi baru aja minggu ini, McDonalds mengumumkan bahwa mereka bakal menutup semua gerai restorannya yang ada di seantaro Rusia. Jadi ketika Rusia masih awal-awal menginvasi Ukraina, McDonalds memutuskan untuk menutup sementara aja 800 restorannya yang ada di sana. Namun kemudian mereka memutuskan untuk tutup semua aja, dan cabs dari negeri beruang merah itu.

Adapun next-nya, McDonalds yang asal Amerika Serikat bakal menjual bisnisnya kepada pihak lain, dan setelah penjualannya selesai maka restoran tersebut udah ngga boleh lagi pake nama, logo maupun menu McDonalds. Adapun keputusan ini diambil McDonalds karena ngeliat bahwa krisis kemanusiaan yang terjadi di Ukraina telah menyebabkan kondisi operasional restoran yang ngga pasti, dan juga serangan Rusia itu ngga sejalan dengan nilai-nilai yang dianut McDonalds. Terkait kebijakan ini, CEO McDonalds Chris Kempczinski bilang bahwa keputusan ini rumit banget, secara menyangkut hajat hidup dari lebih dari 60ribu orang karyawannya. Namun, mereka bakal tetap berpegang pada nilai-nilai yang ada dan go on with the decision.


“I feel that if everybody is constantly calling him, he doesn’t get the message that he’s isolated. So if we want to get the message through that actually ‘you are isolated’, don’t call him – there’s no point.”

Wow gitu guys kata Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas dalam menanggapi soal Presiden Rusia Vladimir Putin yang katanya lagi diisolasi sama dunia internasional, tapi kok masih aja diajak ngobrol sama kepala dunia lainnya? Anyway, so far sih gaada yang di-mention siapa yang masih ngajak ngobrol Putin terkait krisis di Ukraina. Namun sebelumnya emang ada Presiden Prancis Emmanuel Macron yang jauh-jauh sampe traveling to Moscow untuk berdiplomasi supaya Rusia menghentikan invasinya, but to no avail.
 
Goes for Putin, also goes for you when trying to move on from your ex…

Announcement


Thanks to Anak weekend, Fuji, Anisa Nabila, DartKh KNightmare, anakdancxw, & Abang molotov for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Old enough to care about your cholestrol level? Read this
Advertisement