Aksi Ribuan Petani Sawit di Kemenko Perekonomian

263

Now let’s hear it from… petani sawit.

Yang kemarin baru aja menggelar aksi protes.
 

Tell me.
OK. Jadi, kemarin banget nih, ribuan petani sawit dari Aceh sampai Papua kumpul di gedungnya Kementerian Koordinator Perekonomian di Jakarta karena kecewa sama kebijakan pemerintah yang melarang ekspor CPO dan turunannya. Soalnya mereka pada rugi bandar, guys.

Tell me more.
Sure. Udah khatam banget dong di kepala kamu kalau urusan minyak goreng ini emang dramanya kemana-mana banget, gengs. Nah, setelah berbulan-bulan kita dibikin drama dengan harga minyak naik, langka, koruptornya ketangkep dll, yang paling baru akhirnya Presiden Jokowi mutusin buat melarang ekspor Crude Palm Oil aka CPO yang jadi bahan baku minyak goreng dan segala produk turunannya. Jadi pemerintah ngatur bahwa CPO nih jangan dulu deh dikirim-kirim ke luar negeri, padahal kita merupakan penghasil CPO terbesar di dunia. Ya tujuannya sih mulia guys, biar stok CPO yang ada buat masyarakat dalam negeri dulu aja, dan biar ngga terjadi kelangkaan dan kemahalan kayak kemarin.

Terus terus?
Namun ternyataaa secara kita produsen terbesar tadi, ketika kita ga jual ke luar negeri, maka sawitnya numpuk di dalam negeri aka ngga terserap pasar. Karena ngga terserap, maka harganya juga jadi merosot, dan inilah yang bikin para petani protes. Jadi guys, tandan buah segar aka TBS yang merupakan tandan buat CPO itu harga awalnya ada di Rp4.800 per kilo. Nah karena supply-nya kebanyakan, sekarang harganya terjun bebas jadi seribu perak doang per kilonya. When you think it’s a good sign, hold your thoughts karena dengan harga TBS yang cuma seribu perak itu, banyak yang akhirnya ngeborong dan menimbun tandan buah segar tersebut.

Hiks…
Nah terus, hal ini diperparah dengan sebanyak 25% dari 1.118 pabrik sawit se-Indonesia juga udah berhenti beli tandan buah segar, karena emang supply-nya udah banyak. Nggak sampai situ, karena udah nggak ada lagi yang beli lagi, sebanyak 6,58 juta ton TBS udah rusak karena nggak terserap sama pabrik. Sampai akhirnya petani sawit nge-claim mereka udah rugi sampai Rp11,7 Triliun. Hal itulah yang nge-trigger petani sawit melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, gengs.

Sekarang w paham…
Cool. Adapun aksi unjuk rasa yang diinisiasi oleh Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia aka Apkasindo ini dilakukan dengan menuntut 5 hal. Yang pertama, meminta Presiden Jokowi buat melindungi 16 juta petani sawit di 22 provinsi di Indonesia. Terus, mereka juga menuntut supaya Pak Jokowi meninjau ulang kebijakan larangan ekspor CPO. Lalu, menuntut supaya Pak Jokowi bikin kebijakan buat nggak cuma migor curah yang disubsidi, tapi migor kemasan juga. Sama jaringan distribusi yang harus dibikin lebih kuat, pakai bantuannya TNI Polri.

Advertisement

Lanjut…
Lanjut, Apkasindo juga menuntut supaya pemerintah bikin regulasi yang jelas dan tegas buat petani kelapa sawit. Dalam hal ini, mereka meminta minyak goreng buat kebutuhan domestik 30 persennya dikelola sama koperasi aja, biar urusan ekspor diurus sama perusahaan gede aja. Jadi nggak usah dipukul rata. Biar minyak goreng langka ini nggak musiman juga gitu. Last but not least, petani sawit yang unjuk rasa juga minta Jokowi buat kasih perintah ke Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo buat merevisi Permentan No. 01 Tahun 2018 tentang Tataniaga TBS. Karena harga TBS yang diatur dalam Permentan itu cuma ditujukan buat petani yang partner-an sama perusahaan. Padahal, cuma ada 7% petani yang partner-an dari total 6,27 juta hektar perkebunan sawit di Indonesia. Yang lainnya, yha nggak keurus.

Got it. Did anyone say anything?
Ada dong. Merespons aksi unjuk rasa ini, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan bilangnya kebijakan larangan ekspor ini bakalan dievaluasi lagi kalau harga minyak goreng curah udah menyentuh harga eceran tertinggi (HET) Rp14 ribu per liter. Lebih jauh, Pak Oke bilangnya yha sabar aja, soalnya bukan cuma petani yang butuh ekspor, tapi negara juga. Jadi kalau HET tadi udah tercapai, bisa dibuka lagi kok ekspornya, gitu.

But I heard... aksinya di kantor Kemenko Perekonomian?
Oh iya. Jadi para petani ini emang protesnya di depan kantornya Pak Airlangga Hartarto yang merupakan Menko Perekonomian. Tapi sayangnya, Pak Menko kemarin nggak ada di tempat, guys. Ini juga yang bikin petani tadi makin bete karena pejabat terkait kayak nggak ada yang peduli sama nasib mereka. Alhasil, cuma Istana Merdekalah yang jadi tujuan mereka. Di situ, Kantor Staf Kepresidenan yang ketemu sama mereka dan di situ jugalah mereka bisa menyampaikan tuntutan-tuntutan tadi, guys.

I see. Anything else?
Fyi petani-petani sawit itu nggak bawa tangan kosong melakukan unjuk rasa, guys. Mereka juga bawa oleh-oleh berupa tumpukan sawit yang nggak bisa dijual lagi sama mereka di satu mobil pick-up gitu buat Pak Menko, katanya, “Makanya pak, pls banget kita nggak bisa jualin ni sawit lagi di dalam negeri. Masa ke luar negeri juga nggak boleh. Ya udah kita kasih bapak aja deh yah,” gitu guys kira-kira.

Advertisement