Krisis Ekonomi Sri Lanka

286

Here’s your update on: Sri Lankan economic crisis

Catch Me Up!
 
That’s what we’re here for. Kamu harus tahu nih guys, di Sri Lanka tuh sekarang lagi ada krisis ekonomi yang parahhhh banget. Yang paling parah sejak Sri Lanka merdeka tahun 1948 lalu.
 
Hold on. How did we get here tho?
Ok jadi gini ceritanya. Dari tahun 1983 sampai 2009 kemarin, Sri Lanka kan masih struggling sama perang saudara antara masyarakat Tamil dan Sinhala tuh, yang bikin negara juga rugi bandar kan. Nah, terus seiring dengan berjalannya waktu, sejak 2009, ekonomi Sri Lanka tuh pelan-pelan merangkak naik, ditopang dengan berbagai Industri andalan mereka kayak pariwisata, ekspor teh, pakaian, dan berbagai produk pertanian. Tapi kalau dari pertahanan, negara ini emang kurang banget, gengs. Sampai waktu 21 April 2019, ada kejadian yang juga jadi salah satu sejarah kelam bangsa itu di mana ada bom bunuh diri yang menghancurkan tiga gereja dan tiga hotel mewah di ibukotanya, Kolombo.
 
Lanjut….
Nah, dari kejadian bom itu, ekonomi Sri Lanka mulai mundur lagi. Terus belum nyampe setahun, eh ada pandemi. Nah makin anjlok lah itu perekonomian negara. Akhirnya, mereka ngambil banyak utang dari negara-negara lain kayak India, AS, China, dll, yang mereka nggak bisa bayar. Bahkan di 2021, utang negaranya udah melebihi dari total pendapatan. Tapi walau gimana pun emang namanya utang harus dibayar, jadi pemerintah coba pelan-pelan. Eh tapi, ada apaan tuh Rusia sama Ukraine? Waduh konflik lagi. Perdagangan dunia juga jadi berantakan… BBM, harga pangan, dan barang-barang pokok harganya pada naik yang tentunya ngaruh banget sama kondisi di Sri Lanka dan eventually 
Advertisement
terjadilah… krisis ekonomi.
 
Haduhh…
Kondisi inilah yang bikin warga Sri Lanka ngamuk sampe melakukan aksi unjuk rasa di berbagai wilayah, karena ngga puas sama pemerintah yang dinilai ngga berhasil men-tackle si krisis ini. Para demonstran menuntut supaya Presiden Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa agar mundur dari jabatannya karena udah nggak bisa mengatasi krisis yang terjadi. Saking gentingnya protes warga, Presiden Gotabaya kemudian memberlakukan kondisi Emergency aka Darurat.
 
Ya ampuuun…
Nah kondisi ini diperparah dengan mundurnya menteri-menteri dan anggota perlemen sana, aka mereka pada resign berjamaah, gengs. Karena pada resign, akhirnya presiden nunjuk orang-orang baru kan. Salah satunya adalah buat posisi menteri keuangan, Ali Sabry. Eh belum sehari ditunjuk, doi langsung resign juga. Dalam keterangannya, Ali Sabry bilang Presiden silakan ambil kebijakan buat mengatasi konflik yang terjadi, secara fresh dan proaktif. Tapi kalau mau pakai cara konvensional juga bisa, termasuk cari menteri keuangan baru. Ampun dah.
 
Rumit. Anything else?
Iya. Sampai sekarang aksi demonstrasinya masih berlangsung ni guys. Dan pemerintahan Sri Lanka juga masih struggle dalam meng-contain krisis ekonomi yang terjadi. Saking krisisnya, mereka harus rutin matiin listrik selama 13 jam sehari karena minyak buat pembangkit listriknya terbatas banget. Rumah sakit juga operasionalnya jadi kacau. nggak bisa tindakan operasi, kehabisan obat. Chaos banget pokoknya deh.
Advertisement