India & WHO Berselisih Paham Data Covid-19

261

Who’s having a different data?

Opung Luhut? Ehe. Ehe.
Husss bukan. Tapi India.
 
Big data atau apaan nih?
Data soal Covid-19 guys. Yep, jadi akhir-akhir ini, India dan World Health Organization aka WHO lagi berselisih paham akibat data Covid-19. Hal ini bikin cita-cita ambinya WHO untuk bisa menghitung jumlah kasus Covid-19 global terhambat, karena India ngasih angkanya bingungin banget nih.
 
Bingungin gimana?
Well, Jadi di tahun 2021 itu, WHO udah punya rencana untuk menghitung jumlah kematian global karena pandemi Covid-19, dan dari hasil assessment mereka, jadi jelas banget nih, bahwa jumlah korban yang meninggal akibat Covid-19 aslinya lebih banyak daripada yang dilaporkan oleh negara-negara secara individu. Dari itung-itungannya WHO sih, yang meninggal bisa mencapai 15juta orang by the end of 2021, jauh di atas laporan gabungan dari negara-negara yang angkanya ada di 6juta korban.
 
Terus hubungannya sama India?
Nah berarti kan kalo menurut WHO data aslinya ada 15juta tapi yang dilaporin itu cuma 6juta, artinya ada selisih sembilan juta kematian yang ngga dilaporin kan gengs… Nah menurut prediksi WHO, lebih dari 1/3 dari 9juta underreported cases itu ditemukan di India, yang somehow sejauh ini, mereka cuma mengakui ada 520ribu kematian aja. Perbedaan data inilah yang bikin report-nya ga jadi-jadi untuk dirilis guys, karena India yang masih keberatan dengan membuka data ke publik dan ngotot pokoknya kematian gue cuma 520ribu kasus ye…
 
Terus gimana?
Well, padahal kalo pake itung-itungannya WHO, maka India bakal jadi negara dengan tingkat kematian tertinggi di dunia akibat Covid-19, dengan total empat juta kasus sepanjang 2021. And pemerintah India be like, “Nggak separah itu kaleeee”. Perdana Menteri Narendra Modi sendiri bilangnya mereka punya perhitungan sendiri dan based on itung-itungan mereka, angka kematian yang sebenarnya di India tuh cuma 520 ribu kasus aja. Bandingin sama empat juta, hampir delapan kali lipat!
 
Waduhh….
Iya. Clash kayak gini tuh akhirnya bikin bingung sendiri kan, yang mana bakalan berpengaruh banget sama statistik kesehatan yang tercatat. Padahal, statistik kesehatan ini penting banget buat jadi evaluasi how far this pandemic has gone, terus langkah-langkah apa yang harus diambil dalam penanganan pandemi kalau ngeliat dari data statistiknya. Plus buat jadi pembelajaran juga kalau (amit-amit) di masa depan ada lagi krisis kesehatan kayak gini, data angka kematian tuh yang bisa dipegang buat dijadiin acuan, gengs. Belum lagi datanya juga penting banget buat ngeliat nih, seberapa efektif vaksinasi dalam menangkal penyebaran Covid-19.
Advertisement
 
Terus, respons India gimana dong?
Dari keterangan yang dirilis di Biro Pers mereka, pemerintah India mengakui bahwa mereka emang sempat kewalahan dalam upayanya menangani gelombang Covid-19 di waktu Juli-Agustus tahun lalu. However, they’ve been working on it dan berhasil menekan angka kematian sehingga angkanya nggak separah yang dibilang WHO. Terus, progres vaksinasi mereka juga kenceng dan cepet banget, sehingga berhasil menekan angka penularan. Keterangan pemerintah juga menyebutkan bahwa mereka keberatan sama reportnya WHO karena bukan cuma angkanya yang blunder, tapi juga metodologi yang WHO pakai buat ngitungnya tu ga cocok. Menurut keterangan dari bironya tadi, negara dengan populasi padat penduduk kayak India tuh ngitungnya nggak bisa sama kayak negara-negara yang penduduknya lebih sedikit. (For context, India tuh punya 1,3 miliar penduduk).
 
…..
Terus, India tuh secara geografis juga luas. Satu negara tapi iklim dan musimnya juga bisa beda-beda. Meaning, kondisi manusianya juga beda-beda. Makanya mereka mempertanyakan ketelitian ilmiah yang dilakukan WHO gimana, terus pengawasannya juga gimana. Terus, mereka juga bilang WHO tuh nggak bisa menggeneralisir perhitungannya dari satu negara ke negara-negara lain. So Indians be like, “Pls we’re not like the others…”
 
Yaelah kek omongan mantan w aje.
Yea well. Ternyata WHO juga has a say, guys. Menurut mereka, data yang berhasil di-collect dan dikelola WHO tuh udah melalui perhitungan ilmiah yang matang dan dengan konsultasi berulang kali ke berbagai pihak, makanya itu juga yang bikin perilisan reportnya jadi ketunda kayak yang dijelasin di awal tadi. Dr. Samira Asma, assistant director di WHO yang juga scientist lead di report kali ini bilangnya ngumpulin data Covid-19 tuh susah dan challenging, karena metode pengumpulan datanya juga beda-beda.
 
I see. Anything else?
Fyi saking nggak terimanya sama tudingan WHO tadi, pemerintah India kemudian meminta WHO buat buka-bukaan analisis data yang mereka miliki. Hal itu kemudian disambut baik sama WHO since itu organisasi juga pengen analisisnya as transparent as possible.
Advertisement