Warteg Tetap Buka di Bulan Puasa Tanpa Display Makanan

489

When Ramadhan is only a few days left….

Warteg bergorden is coming, guys.
 
Ber-what?
Bergorden, aka ditutupin gorden gitu. Yep, jadi tahun ini, warteg di depan kosan kamu yang suka jualan comfort food khususnya di akhir bulan itu tetap boleh buka guys di bulan puasa. Tapi ada syaratnya, yaitu nggak boleh nge-display makanannya.
 
Tell me more. 
Sure. Jadi kamu udah familiar nih tentunya, bahwa dari tahun ke tahun selalu ada aja tu perdebatan soal warteg yang buka di siang hari di bulan Ramadan. Dengan alasan menghormati orang-orang yang lagi puasa, sering kali kita ngeliat warteg maupun rumah makan yang di-sweeping kelompok ormas. Nah tahun ini, Majelis Ulama Indonesia aka MUI udah confirmed guys, bahwa warteg masih boleh buka, asal nggak boleh ngeliatin makanannya ke orang-orang yang lagi puasa.
 
OK…
Adapun hal ini udah dikonfirmasi langsung oleh Ketua MUI, Cholil Nafis. Menurut Kiai Cholil, momen puasa tuh jangan sampai jadi menutup hajat orang lain yang emang nggak puasa atau nggak bisa puasa tapi jadinya harus ribet gara-gara warung makannya tutup. Yep, karena kan ada juga guys yang ngga puasa, misalnya non-muslim, muslim tapi lagi sakit, perempuan yang lagi dapet, atau orang-orang yang lagi dalam perjalanan aka musafir. Jadi silakan buka aja warung makannya ceunah.
 
Oh  peraturannya dari MUI ya? 
Secara teknis nggak, guys. Ketua MUI Kabupaten Tangerang, H. Ues Nawawi bilangnya MUI tuh nggak punya kapasitas
Advertisement
 buat melarang warung makan harus tutup sepenuhnya atau tetap buka, karena wewenangnya ada di Satpol PP kan. Jadi yang bisa MUI lakukan cuma menghimbau dan meminta para pelaku usaha buat menghormati dan tenggang rasa aja. Biar puasa juga jadi momen yang sakral as it should be dan nggak ternodai dengan hal-hal kayak gini.
 
I see…. 
Nah, berangkat dari imbauan Kiai Cholil tadi, maka bermunculan lah aturan-aturan lainnya yang dikeluarkan sama MUI di level daerah. Misalnya di Tangerang yang merupakan wilayah kerjanya Haji Ues tadi, maka pemilik rumah makan diminta buka di jam dekat-dekat buka puasa sama sahur aja. Hal ini juga berlaku buat penjual-penjual makanan dan minuman tepi jalan. Tempat hiburan malam juga harus tutup selama bulan Ramadan dan boleh buka lagi satu minggu setelah lebaran.
 
Got it. Anything else I should know? 
Selain membolehkan warung makan untuk tetap buka under certain conditions, MUI juga meminta supaya jangan ada lagi deh sweeping-sweepingan, karena kegiatan perekonomian harus tetap berjalan di bulan Ramadan. Hanya saja, perlu dilakukan dengan bijak terutama pengusaha yang menjajakan makanan.
Advertisement