PPKM Berdasarkan Level di Jawa-Bali Diperpanjang

279

What’s showing some positive trend?

Covid-19 situations di tanah air.
Iya guys, perkembangan soal penanganan atas pandemi Covid-19 di tanah air makin membaik nih, di mana data dari pemerintah menunjukkan bahwa selama seminggu terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia makin green flag. Jadi sejak periode 14-20 Maret kemarin, kasus baru Covid-19 di Indonesia terhitung berjumlah 71.938, turun 49% dari minggu sebelumnya yang mana kasus baru kita udah mencapai 141 ribu. Iya, hampir setengahnya, guys. Terus tingkat kematian juga gitu, kalau di minggu sebelumnya udah ada 1.994 kasus, nah semingguan kemarin persentasenya turun sebesar 21% jadi 1.572 kasus.
 
Sounds good…
Yep, seiring dengan perkembangan ini, kamu juga harus tahu nih bahwa kemarin, pemerintah udah secara resmi memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berdasarkan level untuk menekan transmisi Covid-19 di wilayah Jawa-Bali. Adapun PPKM-nya diperpanjang selama dua minggu, terhitung 22 Maret sampai 4 April. Meanwhile di luar Jawa dan Bali, PPKM-nya masih berlanjut sampe 28 Maret mendatang.
 
OK. Anything new?
Well, saat ini jumlah daerah yang masuk Level 4 itu enggak ada perubahan dibanding PPKM sebelumnya, terus daerahnya mana aja juga ga ada perubahan guys. Meanwhile, jumlah daerah yang menerapkan PPKM Level 2 meningkat dari 37 menjadi 55 daerah. Kemudian, daerah yang berada pada Level 3 menurun, dari semula 84 menjadi 66 daerah. However, so far belum ada daerah di Jawa Bali yang masuk ke PPKM Level 1.
 
OK…
Nah selanjutnya, kayak yang kamu udah tahu, pemerintah juga lagi menyiapkan kita untuk bertransisi dari pandemi ke endemi. Menurut Juru bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi, proses transisi ini ngga boleh terburu-buru, dan tentunya kita harus bersiap untuk terus berdampingan dengan Covid-19. Adapun salah satu cara kita bisa hidup berdampingan adalah dengan adanya berbagai pelonggaran pembatasan sosial. Misalnya aturan karantina luar negeri yang cuma sehari, ga perlu aturan PCR dan antigen pas mau naik pesawat, ngga ada jarak lagi dalam perjalanan menggunakan transportasi umum, dll…
 
Nice.
Yep, seiring dengan tren positif ini guys, kemarin, pemerintah juga udah resmi membolehkan kembali ASN alias PNS
Advertisement
 untuk kembali traveling kembali ke luar negeri. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi aka Menpan-RB, Tjahjo Kumolo. Dalam keterangan resminya Pak Tjahjo bilang bahwa pihaknya udah resmi mencabut aturan sebelumnya yang nggak ngebolehin para PNS buat pergi ke luar negeri selama masa pandemi Covid-19. Jadi sekarang, kalau kamu PNS dan kamu mau ke luar negeri, tuh udah boleh, guys asal ada izin tertulis dari pejabat di instansi tempat kamu kerja.
 
Loh emang sebelumnya gabole yha?
Iya nggak boleh guys. Jadi pada Januari lalu, Menpan RB mengeluarkan aturan pembatasan trip ke luar negeri buat para ASN demi menekan penyebaran varian Omicron yang sempat meningkat. Jadi lewat peraturan itu, pemerintah mengatur supaya ASN dan keluarga-keluarganya nggak melakukan perjalanan ke luar negeri, guys. Kalaupun yang dibolehkan tuh cuma yang sifatnya esensial atau yang emang nggak bisa banget diwakilin sama orang lain.
 
Ok…
Nah, seiring dengan terus melandainya kasus Covid-19 di tanah air, kamu juga perlu tahu guys bahwa jumlah pasien Covid-19 di RSDC Wisma Atlet udah menurun banget, dan mereka yang isolasi di sana banyak didominasi oleh pelaku perjalanan, baik dari luar negeri atau domestik. Terus karena udah dikit banget pasiennya guys, Wisma Atlet cuma pake dua tower aja, yakni tower 5 dan 6 untuk penanganan pasien.
 
Got it. Anything else?
Nah guys yang menarik juga, baru aja nih Peneliti dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) memaparkan hasil riset serologi terkait antibodi yang dimiliki warga Indonesia terhadap Covid-19. Dalam risetnya terungkap bahwa ada 73% warga Indonesia yang udah punya antibodi Covid-19 meski belum divaksin. Penyebabnya, ternyata karena kebanyakan warga enggak sadar mereka udah terinfeksi Covid-19, karena nggak bergejala. Adapun risetnya dilakukan pada November-Desember 2021 lalu.
Advertisement