Krisis Makanan Akibat Invasi Rusia ke Ukraina

290

Now everybody, let’s catch up! on: Global food crisis.

Sounds scary. What is it?
Well, sesuai namanya, food crisis adalah kondisi kekurangan makanan karena satu dan lain hal. Nah saat ini, dunia disebut lagi mengalami  food crisis akibat invasi yang dilancarkan Rusia ke Ukraina. Akibatnya, jumlah penduduk dunia yang kelaparan makin meningkat.
 
Kok bisa?
Well, tentunya kamu tahu, bahwa udah sekitar sebulanan ini Rusia melancarkan invasinya ke Ukraina. Tindakan itu akhirnya bikin negara Barat dan sekutunya jadi kzl sama Rusia, dan mereka memutuskan untuk melakukan berbagai macam boikot terhadap negara Beruang Merah tersebut. Iya, mulai dari sanksi diplomatis sampai sanksi ekonomi.
 
Terus hubungannya sama food crisis?
Karena Ukraina sama Rusia tuh sama-sama negara lumbung makanan di Eropa. Dalam keterangannya kemarin, Direktur World Food Program aka WFP David Beasley menyebut bahwa kedua negara tadi merupakan produsen sereal utama di Eropa dan dunia, di mana 30% gandum, 20% jagung, dan 75% sunflower oil yang ada di dunia tuh diekspor dari Ukraina dan Rusia, guys. Nah, berhubung ada konflik nih, jadinya proses pertaniannya pun terganggu dan jadinya mereka ngga bisa melakukan ekspor. Hal ini karena di satu sisi, Ukraina lagi sibuk mempertahankan diri, jadi boro-bogo ngurusin dagangan, dan di sisi lain, Rusia juga tengah menghadapi sanksi dan boikot dari negara lain. Jadi mereka juga gabisa ngekspor makanan. Gara-gara hal inilah, perdagangan dunia jadi kacau dan terjadilah food crisis.
 
I see…
Hal ini juga diamini sama Dewan Kemanan PBB yang nyalahin Rusia atas food crisis yang terjadi. Soalnya, gara-gara food crisis orang-orang jadi banyak yang kelaparan. And yes, yang pertama kali kena imbasnya yha orang di negara berkembang, termasuk Indonesia. Hiks :(. makanya nggak heran kalau harga-harga sekarang pada skyrocketing terutama untuk bahan makanan yang diimpor dari luar negeri. Di Timur Tengah, warga juga udah mulai mengalami kekurangan supply pangan gara-gara mereka bergantung banget sama ekspornya Rusia sama Ukraina.
 
Gimme the clear data…
You got it. Jadi, harga pangan dunia sekarang tuh udah melonjak tinggiguys. Lebih tinggi dari yang pernah terjadi di tahun 2011. Indeks harga pangan dari Food and Agriculture Organization aka FAO, yang ngurusin bahan pangan dan pertanian tuh mencatat di Februari ini, sejak invasi menyerang, indeks harga pangannya udah sampai di angka 140,7 poin. Naik nyaris 4 % dari indeksnya di Januari, dan naik 20% kalau dibandingin sama Februari tahun lalu.
Advertisement
 
Terus gimana dong?
Yha jalan satu-satunya adalah konflik Ukraina-Rusia ini harus stop right here and right now. Dan yang bisa menghentikan conflict, invasion and all the stuff yha technically cuma Vladimir Putin, Presiden Rusia. Kalau kata Mantan Menlu-nya AS, Wendy Sherman, kan Putin yang mulai nih konfliknya, dia juga yang harus beresin semuanya. Finish what you started lah istilahnya. Karena ini udah tanggung jawabnya dia, dan karena ulahnya ini, satu dunia kena getahnya kata Pak Wendy.
 
Kalau Rusia sendiri ada tanggapan nggak?
Ada dong. Perwakilan Rusia di PBB, Vassily Nebenzia ngebantah kalau negara dia yang udah menyebabkan food crisis. Malah katanya biang keroknya tuh ada di negara-negara yang jatuhin sanksi ke Rusia. Lebih Jauh, Pak Vassil bilangnya sanski-sanksi dari negara Barat ke Rusia tuh dijatuhin tanpa pertimbangan jangka panjang yang sekarang diliat sebagai food crisis. Toh di Rusia sendiri kondisi pangan masih aman terkendali, katanya.
 
Got it. Anything else?
Nah kalau keadaannya kayak gini terus, dikhawatirkan krisis pangan yang udah terjadi di Afghanistan, Yaman, dan negara Afrika lainnya bakal makin parah. Maka dari itu, AS barengan sama negara-negara EU bikin rencana untuk mengatasi masalah ini dengan bikin multilateral commitment supaya ekspor bahan pertanian dari Ukraina bisa tetap jalan lagi kayak sebelumnya.
Advertisement