Kominfo Rusia Blok Akses Facebook & Twitter

377

Who’s on a social media hiatus?

Russians.
 
Karena baru aja Jumat kemarin guys, Kominfonya Rusia resmi ngeblok akses buat ke Facebook dan Twitter.
 
Really???
Iya. Lewat keterangan tertulisnya di hari yang sama, Kemenkominfo-nya Rusia, Rozkomnadzor menyebut bahwa keputusan buat nge-block akses orang-orang Rusia ke kedua media sosial itu adalah karena so far, udah ada 26 cases diskriminasi terhadap media dan informasi dari Rusia yang udah dikumpulin sejak Oktober 2020 kemarin. Selain itu, Facebook juga minggu lalu udah memblok akses ke dua kantor berita Rusia, yakni RT dan Sputnik dari platformnya. Karena itulah Rusia jadi gedeg banget dan balik mem-blok Facebook dan Twitter guys.
 

I see.. Terus terus?
Selain beberapa insiden tadi, tentunya narasi terkait serangan Rusia ke Ukraina ini banyak beredar di media sosial, dan of course ga semuanya positif. Banyakan negatif malah. Terus juga muncul gerakan dari netizen Ukraina yang nggak tinggal diam dan banyak mem-posting berita-berita serangan Rusia yang viral. Dengan berbagai pertimbangan ini, maka makin mantep deh tuu Rusia mem-block berbagai platform sosmed tadi.

Facebook ada tanggapan nggak?
Ada. Nick Clegg, presiden global affairs-nya Meta menyebut bahwa dengan adanya keputusan ini, maka warga Rusia yang ngga salah apa-apa bakal ikutan kena imbas juga karena jadi ngga bisa mengakses informasi yang terpercaya dan gabisa berhubungan sama teman dan keluarga. Selain itu, mereka juga bakal dibungkam dan ngga bisa speak up. However, Nick menegaskan bahwa pihaknya bakal terus berupaya untuk mengembalikan servisnya supaya bisa kembali digunakan oleh warga Rusia.
 
Kalo Twitter?
Sama guys. Ga lama abis Facebook di-block, kantor pemerintah Rusia Interfax juga ngumumin bahwa Roskomnadzor tadi udah mulai ngeblock Twitter. Terkait perkembangan ini, Twitter pada 26 Februari lalu ngetwit, “Yep, mereka nyadar nih bahwa servisnya udah mulai dibatasi untuk beberapa orang, dan mereka bakal terus berupaya supaya servisnya bisa tetap digunakan dengan aman dan mudah diakses.”
 
Terus warga di sana pake apa dong sekarang?
Well, saat ini messenger app yang paling banyak digunakan warga adalah Telegram, dan mereka juga masih bisa mengakses berita dari YouTube. Selain itu, aplikasi lain kayak Instagram dan Whatsapp juga masih bisa diakses, tapi gatau juga nih, pem-block-an tadi bakal berlaku juga ke kedua aplikasi itu apa enggak.
 
OK. Anything else?
Selalu dan selalu, perusahaan sosial media dibikin pusing tiap ada konflik di suatu negara. Contohnya kayak pas terjadi genosida di Myanmar, Facebook disebut sebagai salah satu platform penyebaran ujaran kebencian terhadap kelompok Rohingya. Gitu juga dengan serangan ke Capitol Hill oleh para pendukungnya Trump di tahun 2021 lalu. Nah kali ini, berbagai platform tadi tampak lebih “kompak” guys dalam menjatuhkan sanksi pada pemerintahannya Putin, termasuk juga TikTok yang udah melarang akses terhadap kantor berita resmi Rusia RT di platformnya.
Advertisement