Invasi Rusia ke Ukraina Didukung Warganya Sendiri

239

When you’re wondering what the Russians think about the invasion…

Tau ga guys? Ternyata kebanyakan dukung, lho!
Iya, ketika seluruh dunia lagi rame menjatuhkan berbagai macam boikot untuk mengecam serangan Rusia ke Ukraina, ternyata di dalam negeri sendiri, ada lebih dari setengah penduduk Rusia yang mendukung invasi yang dilakukan sama pemerintahan mereka ke Ukraina.

 
Whaaaat?
Iya. Jadi hal ini diketahui dari sebuah riset lewat polling telepon yang dilakukan oleh lembaga riset independen di Rusia yang membagi hasil risetnya itu ke ahli polling asal Amerika Serikat, Gary Langer. Nah, si Mr. Langer ini kemudian men-share penemuan tersebut ke Washington Post, dan kini, mimin lagi nyeritain lagi hasil risetnya ke kamu deh. Anyway guys, ternyata emang invasi Rusia ke Ukraina ini didukung oleh warganya sendiri, dengan persentase yang mencapai 58 persen yang pro, dan 23 persennya menentang, terus sisanya abstain.
 
Go on…
Adapun yang menyatakan mendukung banget tindakan Putin adalah orang-orang yang berusia 66 tahun ke atas dengan persentase sebesar 75%. Sementara yang muda-muda persentasenya lebih rendah nih, di kisaran 20 sampai 40% lah yang mendukung. Selanjutnya yang menarik ni gengs, warga yang penghasilannya bertambah atau at least tetap sepanjang tahun lalu diketahui lebih banyak yang mendukung invasi ini, dibanding warga yang penghasilannya berkurang. Jadi faktor U aka uang juga ngaruh ni.
 
Well, this finding is interesting…
Rite? Hasil ini emang dibilang banyak pihak lumayan mengejutkan sih, tapi ya emang informasi dalam negeri di Rusia juga udah patut dipertanyakan. Menurut Langer, media di Rusia tuh udah dikontrol abis sama Kremlin, jadi isinya akan sangat mengglorifikasi serangan tersebut. Misalnya aja dalam menjuluki serangannya, media resmi pemerintah memilih untuk menggunakan kata-kata “special military action” yang bermaksud untuk “membebaskan” warga Ukraina.
 
I see…
Hal ini juga diperparah dengan keputusan Kremlin beberapa hari lalu yang mem-block Facebook dan pengesahan “fake news law” yang isinya bakal menghukum warga dengan hukuman penjara selama 15 tahun kalo sampe ada pemberitaan yang berlawanan dengan yang dirilis resmi dari pemerintah. Karenanya, sulit banget untuk mendapatkan hasil polling yang akurat, under those circumstances. 
Advertisement
 
Got it.
Adapun surveinya dilakukan melalui polling telepon atas 1.640 orang yang dipilih secara random dari berbagai wilayah di Rusia, dan dilaksanakan pada rentang waktu 28 Februari sampai 1 Maret kemarin. Hasil ini tentunya memberi kita gambaran dikit guys soal kondisi di dalam negeri Rusia, di mana warga sedang terbelah antara yang mendukung dan menolak.
 
Ada yang menolak?
Ada. Kamu tentunya masih inget, tokoh oposisi Rusia Alexey Navalny yang lagi dipenjara karena diduga terlibat aksi pencucian uang. Jadi Navalny ini adalah salah satu lawan politik Putin yang sampe sempet diracun segala guys, tapi selamat. Nah abis menjalani pengobatan akibat keracunan di Jerman, doi lalu balik ke Rusia dan langsung ditangkap dengan tuduhan money laundering tadi. More on Navalny’s case, here
 
OK. Go on…
Nah meski lagi dipenjara, Navalny bilang bahwa doi abis melakukan online poll yang dilakukan oleh para asistennya, dengan sample 700-an orang warga Moscow. Dalam polling tersebut, para peserta diminta untuk memilih apakah Rusia sebagai peace maker, aggressor, liberator, atau not sure. Nah hasilnya, jumlah warga yang memandang Rusia sebagai aggressor naik dari 29% pada 25 Februari, jadi 53% pada 3 Maret. Terus, pas ditanya soal siapa yang bersalah atas serangan ini, 36% warga menjawab Rusia pada 3 Maret, compared to polling sebelumnya di tanggal 25 Februari yang cuma 14% aja jawab Rusia. More on Navalny polls, here.
 
Whoaaaa…
Nah tapi itu tadi guys, meski hasilnya ngga mendukung, Navalny ngingetin bahwa ini bukan polling dari seluruh populasi di Rusia, tapi hanya kelompok kecil aja. Namun yang perlu di-note adalah perubahan opini publik yang cepet banget berubah dari Februari ke Maret yang menunjukkan bahwa warga Rusia udah menyadari siapa sebenernya yang bertanggungjawab atas invasi ini.
Advertisement