Bergejala Ringan Namun Efek Virus Covid ke Otak Berkelanjutan

285

When your ex left you with lasting memory…

So did covid-19.
Yang ditemukan bahwa walaupun kamu bergejala ringan, namun efek dari virus ini ke otak bakal lanjut teruuus sampe jauh.
 
Hah gimana?
Iya guys, jadi dari penelitian yang dilakukan di Inggris dan di-publish sama Journal Nature hari Senin kemarin, diketahui bahwa even mild symptom aja bisa membawa efek buruk pada otak kamu. Hal ini karena memang ada sel-sel dalam virusnya yang menginfeksi jaringan otak. Makanya sekalipun kamu udah terinfeksi Covid yang gejalanya mild doang, at least indera penciuman kamu pasti terpengaruh, di mana sensitivitas kamu terhadap bau-bauan jadi berkurang.
 
Noooo….
Hiks 🙁 Jadi guys, Gwenaelle Douaud, associate professor neuroscience di Oxford yang juga jadi ketua tim riset dalam penelitian ini bilang doi kaget juga sama hasilnya. Jadi mereka tuh kan pakai brain image-nya sekitar 401 orang yang sebelumnya nggak kena Covid, terus sekitar empat setengah bulan sejak terinfeksi itu, dicek lagi brain image-nya orang-orang itu. Nah terus dibandingin lah sama 384 orang yang nggak pernah terinfeksi Covid sama sekali.
 
Hasilnya?
Hasilnya, orang yang pernah terinfeksi Covid tuh bisa kehilangan additional 0,2 sampai 2% jaringan otak, dibanding orang yang nggak pernah keinfeksi sama sekali. Hal ini kemudian berakibat sama hilangnya memori yang disimpan di otak, terutama terkait bau-bauan tadi guys. Well, sebenarnya kan kehilangan jaringan otak sekian persen tuh hal yang lumrah-lumrah aja, apalagi karena faktor u aka faktor umur. Tapi kalau dibandingin yang pernah kena Covid sama yang nggak, hasilnya jauh. Kalau orang normal tuh yaa kehilangan jaringan otaknya ada di angka 0,2 sampai 0,3 persen aja setiap tahun.
 
Wow jauh juga…
Makanya. Selain dari brain imaging tadi, para peneliti juga melakukan tes kognitif terhadap orang-orang yang pernah kena COVID-19 tadi untuk ngeliat nih, gimana fungsi gerakan badan kognitifnya setelah terinfeksi. Hasilnya, orang-orang yang brain tissue
Advertisement
-nya rusak lebih banyak juga memiliki hasil tes kognitif yang lebih buruk. Dan ini juga bakal berkontribusi lebih besar pada kemungkinan penyakit-penyakit terkait kognitif lainnya di masa depan.
 
Hiks…
Tenang guys, meski faktanya demikian, dr. Douaud bilang bahwa ada kemungkinan, kerusakan brain tissue ini ya cuma bentar aja, dan akan makin membaik seiring dengan waktu tertularnya yang udah lewat lama. Nah untuk memastikan hal ini, para peneliti bakal men-scan lagi otak para pasien tadi dalam jangka waktu dua tahun dari sekarang.
 
I see…
Nah yang menarik guys, sebenernya penyebab dari kenapa bisa sejauh itu efek dari COVID-19 ke kerusakan otak sebenernya masih belum ketahuan jelas gengs. Jadi kayak, “Oke, emang ada hubungan antara si Covid dengan jaringan otak, dan virusnya emang kena ke otak nih.” Tapi alasan jelasnya kenapa sampe bisa menyebabkan kerusakan yang kayak tadi tuh belum ketahuan sampai sekarang. Karenanya, masih dibutuhkan penelitian lanjutan ni guys. 
 
I see. Anything else I should know?
FYI, dr. Richard Isaacson, neuroscientist dari Florida juga menyebut bahwa kelainan fungsi otak yang disebabkan sama Covid ini bisa meningkat terus ke stage yang lebih serius lo, gengs. Selain indera penciuman dan perasa yang berkurang fungsinya, Covid bisa lead to Alzheimer dan penyakit demensia lain, which means konsekuensinya juga lebih serius dan dalam jangka waktu yang jauh panjang juga.
Advertisement