Penanganan Penyakit Non-Covid Mengalami Gangguan Parah

318

Who wants to get all the highlights but not your nemesis at work?

Then who?
COVID-19.
 
Whadda ya mean?
Well, jadi emang COVID-19 steals the highlight mulu guys, sampe penyakit-penyakit lain ngga maksimal tertangani di berbagai belahan dunia. Yep, hal ini baru aja disampaikan oleh organisasi kesehatan dunia WHO, di mana kondisi tersebut juga menyebabkan terjadinya gangguan dalam health care system di berbagai belahan dunia. Misalnya, dalam penanganan AIDS, termasuk vaksin dan segala pengobatannya, itu udah mengalami gangguan penanganan sebesar 92% di 129 negara.
 
Ouch. Tell me more.
Sure. Jadi, sebelum penelitiannya dilakukan di bulan November sampai Desember tahun lalu, udah ada survei yang sama juga guys, yang dilakukan di tahun 2020. Nah, hasil keduanya kemudian dibandingkan dan hasilnya, jeng jeng jeng…penanganan buat penyakit non-Covid tuh terdampak parah banget. Misalnya aja, layanan gawat darurat jadi memburuk hingga 36%, meningkat dari angka 21% di tahun 2020.
 
🙁 tell me more. 
Selain layanan UGD tadi, tindakan medis lain untuk berbagai kasus kesehatan di luar COVID-19 juga memburuk guys. Misalnya layanan terkait kesehatan seksual, reproduksi ibu, perawatan bagi bayi baru lahir, belum lagi terkait masalah kesehatan anak dan remaja, kanker, imunisasi, malaria, narkoboy aka penggunaan narkotika, HIV, sampai hepatitis dan layanan kesehatan buat orang tua. Nah, karena Covid, serentetan masalah kesehatan yang ada ini dilaporkan masih mengalami gangguan akses dan layanan.
 
Emang keadaannya gimana sekarang?
Well, misalnya aja layanan untuk tindakan operasi kayak operasi lutut dan pinggul mengalami gangguan yang parah, yaitu sebesar 59%. Terus, layanan rehabilitasi maupun perawatan intens buat orang-orang yang kena penyakit parah kayak kanker atau penyakit jantung juga terganggu sampe 50%. Intinya, orang-orang sakit yang non-Covid jadi mengalami kesusahan buat mengakses berbagai perawatan di fasilitas kesehatan yang tersedia karena yha rumah sakit sendiri udah kewalahan banget sama si Covid ini.
Advertisement
 
Emang iya kan 🙁
Iya, makanya let’s take a pause and give a shout out to para nakes yang udah berjuang sejauh ini👏🏻👏🏼. Karena sejatinya, kata WHO, para nakes juga banyak yang udah mengalami burn out, capek fisik capek mental, sampai ikutan terinfeksi Covid, bahkan hingga meninggal 🙁 Belum lagi masalah lain kayak ketersediaan APD, akses buat tes Covid, sampai ke vaksinnya. WHO juga menyebutkan faktor lain yang menambah beban para healthcare workers di era COVID-19 ini juga adalah lack of funding, kekurangan alat-alat pelindung diri, kekurangan data, informasi, strategi, dan guidance. 
 
Terus harus gimana dong?
Well, WHO mendorong supaya negara-negara segera membenahi health care system-nya yang terganggu ini, mulai dari meningkatkan perawatan darurat, ketersediaan ambulans, IGD buat penyakit lain, dan tindakan medis lain di luar Covid19, sampai dampak Covid yang harus diminimalkan seminimal mungkin. Terus, WHO juga mendorong supaya warga yang orang-orang yang mau berobat supaya memaksimalkan telemedicine, dan kamu-kamu yang lagi di rumah aja jangan lupa untuk selalu siap sedia obat-obatan yang esensial. Finally, pemerintah juga diminta untuk meningkatkan budget, khususnya buat sektor kesehatan biar mereka ngga kekurangan resources dalam berjuang menghadapi COVID-19 dan penyakit-penyakit lain yang ada.
 
Amen to that. Anything else?
Finally, WHO juga ngingetin bahwa gangguan atas layanan kesehatan ini serius banget guys, karena bakal berdampak sama sektor-sektor layanan kesehatan lainnya. Karenanya, WHO juga bilang bahwa mereka bakal terus mendorong negara-negara supaya bisa menjalankan program kesehatannya sesuai dengan prioritas dan mengakhiri pandemi ini sampe selesai banget, nget, nget.
Advertisement