Kasus Positif COVID-19 di Gedung DPR RI, Pemerintah Denmark Resmi Mencabut Semua Pembatasan Covid-19, Jutaan Warga AS Tidak Menerima Vaksinasi Non-Covid, Bayi Penguin Yang Menetas Dari Orang Tua Asuhnya

288

Good morning!

Hello there. Today, we’re so excited to announce that we finally have an office! (Yep, with snacks, fast wifi, and a cool lanyard lol). Because as you’ve been seeing us growing, we know that it’s only fair if we include you in this journey, including all the small milestones we’ve achieved. So, we really just wanted to thank you for all your support, coffee and everything. Now the team can really enjoy the coffee together, cheers!


Who’s officially passing DPRI RI’s gate?

Demonstrants?
Nope, COVID-19. Yep, jadi kali ini kita mau bahas warga di rumah rakyat aka gedung DPR RI Senayan yang terkonfirmasi Positif COVID-19. Dengan kata lain nih, COVID-19 udah masuk aje di Gedung Kura-Kura DPR RI.
 
Isn’t it like happening everywhere, now?
Yep, but it’s like… there are so many cases now. Jadi awalnya, kasus positif Covid ini ketahuan dari rangkaian tracing rutin yang dilakukan di parlemen. Nah dari hasil lab-nya kemarin banget nih, Sekjen DPR RI, Indra Iskandar mengkonfirmasi bahwa ada sebanyak 98 orang di DPR yang rupanya positif COVID-19 guys. Adapun sembilan di antaranya adalah anggota dewan, lalu juga ada pegawai, dan tenaga ahli dewan lainnya yang juga ikutan terinfeksi. Cuma emang sampai saat ini masih belum ketahuan variannya apakah Omicron atau bukan, dan bakalan ada pemeriksaan lebih lanjut buat mastiinnya, kata Pak Indra.
 
Ok…
Lebih jauh, Pak Indra bilang para karyawan maupun anggota yang positif ini rata-rata terpaparnya pas lagi di luar, aka di dapil. Secara, mereka itu kan pada lagi sibuk kegiatan di daerah pemilihannya masing-masing ya guys, jadi tentunya banyak ketemu orang. Meanwhile kalo di DPR sendiri sih, masih kata Pak Indra, prokesnya udah ketat banget. Mulai dari rapat-rapat kerja maupun sama mitra yang sama pemerintah, DPR udah super hati-hati. Bahas RUU dan rapat kerja bareng pemerintah tuh udah dibatasi banget.
 
Got it. Emang anggotanya yang positif siapa aja si?
Well, dari sembilan orang tadi, salah satunya ada Mbak Meutya Hafid, Ketua Komisi I DPR RI yang ngurusin soal pertahanan, luar negeri, dan telekomunikasi. Dari akun Twitternya Selasa kemarin, Mbak Meutya sendiri bilang kalau dia barengan sama lima anggotanya dan tiga orang di tim kesekretariatan tuh positif COVID-19, setelah sebelumnya Mbak Meutya ngerasa nggak enak badan, demam, hidung berair, terus batuk juga. Nah, karena kasus positif COVID-19 yang ditemukan ini, Komisi I akhirnya mutusin buat batalin segala rapat-rapatan di minggu ini dan semoga sih minggu depan aktivitasnya udah bisa dimulai lagi.
 
Hiks. Terus, gimana?
Yha menyusul banyaknya anggota dan karyawan DPR yang positif, maka per kemarin, DPR langsung mengadakan lockdown aka pembatasan aktivitas di area kerja parlemen, khususnya di area pimpinan. Selain itu, Ketua DPR RI Mbak Puan Maharani sama seluruh jajarannya tuh udah kembali membuat aturan yang membatasi jumlah peserta yang hadir secara fisik aka WFO sebanyak 50% aja, terus baliknya juga dipercepat jadi jam setengah 4 sore buat Senin-Kamis, dan jam 3 sore buat hari Jumat. Detail selengkapnya bakalan dibahas di rapat Badan Musyawarah alias Bamus DPR terdekat, katanya.
 
OK… Terus terus?
Nah terus, emang ada beberapa spot di DPR yang udah secara penuh menetapkan lockdown, gengs. Kayak di Mahkamah Kehormatan Dewan atau MKD, terus di Komisi I, yang diketuai sama Mbak Muthia tadi. Nah, adapun di MKD ini, Ketuanya Pak Habiburrokhman bilang bahwa pihaknya bakal memperpanjang lockdown sampai akhir masa sidang III di 18 Februari nanti. Selain itu, di area kerjanya Wakil Ketua DPR Pak Sufmi Dasco Ahmad, juga di-lockdown gara-gara ada staf di situ yang juga positif. Sekarang, mereka semua lagi karantina mandiri di rumah masing-masing.
 
Got it. Anything else I should know?
Fyi, bukan cuma Anggota DPR doang yang positif COVID-19 gengs, tapi juga 52 atlet pemain bola Liga 1 yang sekarang lagi tanding di Bali. Menanggapi hal ini, Sekretaris Satgas Covid-nya Bali, Made Rentin juga bilangnya mereka sekarang masih evaluasi terus itu pertandingannya. Plus arahan dari Gubernur Bali yang minta buat pertandingannya diperketat dan dikasih penegasan. Lebih lanjut, para pemegang kebijakan juga udah memutuskan bahwa the game’s still on, tapi tanpa penonton.

Who’s saying “Adios, Covid”?

Who?
Denmark.
 
Kenapa gitu?
Karena kemarin, pemerintah Denmark udah resmi mencabut semua restrictions related to COVID-19. Masker? Buka dong. Batasan pengunjung di tempat umum? Nggak ada lagi. Isolasi mandiri, even if you’re positive? Udah nggak perlu, gengs.
 
Like, SEEEMUA banget nih?
Iya, literally semua. Jadi baru aja disampaikan oleh Menteri Kesehatannya Denmark Magnus Heunicke, bahwa pemerintah Denmark udah nggak menganggap COVID-19 ini sebagai “socially critical sickness” lagi guys, aka ya udah b aja gitu. Meskipun nggak tau juga ke depannya bakalan kayak apa, tapi pihak mereka udah janji kalau segala pembatasan itu diberlakukan kalau diperlukan aja, dan bakalan dicabut lagi secepat mungkin, secepat yang mereka bisa.
 
Kok PEDE banget?
Well, jujur faktor vaksin sih guys. Jadi capaian vaksinasi di Denmark itu  udah tinggi, yaitu ada di angka 81%. Belum lagi booster yang udah diterima oleh kebanyakan warga di sana. Karena hal-hal inilah, angka perawatan di rumah sakit juga menurun drastis, hingga pemerintahnya ya pede-pede aja untuk menghentikan semua aturan pembatasan.
 
Jadi warga di sana wajib vaksin gitu ya?
Nggak juga, guys. Karena warga di sana udah aware juga sama how important vaccine is, jadi pemerintah mereka nggak perlu pakai acara mewajibkan vaksin. Kata Menkesnya, mereka bersyukur banget Denmark udah pada sadar sendiri nih buat vaksin, jadi ga perlu diwajib-wajibin segala.
 
Tapi bukannya kasus COVID-19 di Eropa masih tinggi ya?
Iya masih sih. Soren Brosterm, Dirjen Otoritas Kesehatan di sana juga bilang kasus COVID-19 di negaranya tuh emang masih tinggi, tapi ya itu tadi, kasusnya tinggi, pasien di ICU justru menurun. Perbandingannya tuh yah, saat ini hanya ada 30 orang yang dirawat di ICU due to Covid, out of 6 juta jiwa penduduk se-Denmark.
 
Jadi mereka udah bisa happy-happy dong nih?
Yhaa terep aja nggak kayak pas sebelum COVID-19 menyerang ya. Artinya warga masih perlu nih, tes dulu secara berkala, atau kalau mau ketemu orang terutama lansia dan orang yang punya kondisi bawaan. Terus, buat turis yang nggak divaksin atau yang alumni COVID-19 alias kalau pernah kena sebelumnya, mereka juga masih harus tes dulu kalau mau masuk Denmark. Meanwhile, untuk WNA yang dateng dari negara beresiko tinggi, mereka juga masih harus karantina.
 
Yeaa well, still sounds good…
Rite. FYI guys, Denmark ini jadi negara pertama di Uni Eropa yang udah mencabut Covid restrictions di negara mereka. Nah ga lama kemudian, kebijakan ini juga disusul Perancis.
 
Perancis?
Yep, Perancis juga nggak ketinggalan bergerak perlahan tapi pasti buat mencabut berbagai peraturan Covid, salah satunya adalah mereka mencabut peraturan wajib pakai masker per Selasa kemarin. Mau konser, acara olahraga, atau acara-acara lain juga udah nggak perlu mikirin maksimal kapasitas pengunjung, guys, karena udah bebassss mau berapa juga. Terus, say goodbye to WFH karena Presiden Macron sendiri yang ngomong kalau masyarakat Perancis udah nggak perlu kerja dari rumah lagi.
 
I see….
Tapi nggak kayak Denmark yang nggak mewajibkan vaksin, di sana tuh kalau mau masuk bar, restoran, dan public space yang gitu-gitu kudu nyiapin kartu vaksin dulu. Targetnya, di Februari ini mereka udah bisa keluar dari ini pandemi dan bisa proudly say, “Covid? Oh, yang endemi itu ya”. Gitu guys kira-kira.
 
Got it. Anything else?
Fyi, sebenernya Denmark ini juga lagi dikejar target nih, supaya gimana caranya pas nanti musim panas tuh masyarakat udah bisa menggelar berbagai kegiatan festival dan party. Meski begitu, tetep aja guys, Perdana Menteri Mette Frederiksen ngingetin bahwa di musim-musim abis summer, kayak fall dan winter, bisa jadi angka kasus naik lagi, dan bisa jadi juga, warga perlu suntik booster keempat kalinya. Hmmm…

When you need more shots…

What shots?
Vaccine shots. 
 
Hah gimana?
Iya ni guys, fakta baru di Amerika Serikat menemukan bahwa ada jutaan orang dewasa dan anak-anak yang ngga menerima vaksinasi rutin atas pencegahan penyakit yang non-Covid.
 
Tell me more.
Gini guys, jadi kamu pasti tahu bahwa vaksin itu banyak macemnya dan penting banget buat melindungi tubuh kamu dari berbagai macam penyakit. Contohnya aja pas masih kecil, kamu tentu udah divaksin kayak hepatitis, BCG, polio, dll. Adapun untuk orang dewasa di AS sana, vaksinnya tuh misalnya vaksin flu dan HPV. Nah munculnya virus COVID-19 ini bikin warga di sana juga jadi missed
Advertisement
 vaksin yang lain-lainnya tadi gengs.
 
Really? 
Yep. Jadi contohnya ni yah, soal vaksin flu dan HPV tadi. Jadi vaksin ini diperuntukkan buat remaja dan orang dewasa seantero Amerika Serikat. Namun setelah dua tahunan pandemi, tingkat vaksinasi atas dua jenis vaksinasi ini  mengalami penurunan drastis, padahal udah sempat ada progress tuh sebelum pandemi. Disebutkan juga oleh agency asuransi bernama Avalere, bahwa ada 37 juta orang di Amerika Serikat yang melewatkan vaksinasi rutin during the pandemic.

Go on.
Nah selain vaksin buat HPV dan flu, ada juga penyakit lain kayak hepatitis, cacar air, herpes, meningitis, terus penyakit MMR mulai dari campak, gondok, sampai rubella, plus TDAP which stands for Tetanus, Diphtheria, and Pertussis yang semuanya-semuanya itu merupakan penyakit menular dan membutuhkan vaksin. Namun ya itu tadi guys, kondisi layanan kesehatan di sana yang saat ini masih fokus menanggulangi COVID-19 bikin banyak warga yang akhirnya kelewatan jadwal vaksin rutinnya.
 
Terus gimana?
Well, pemerintah sana sampe punya kebijakan namanya “Healthy People 2030 plan”, di mana salah satu goals-nya adalah untuk meningkatkan angka vaksinasi pada orang dewasa sesuai dengan umurnya. Terus, pemerintah juga bakal makin meningkatkan sosialisasi dengan memanfaatkan para tenaga kesehatan aka nakes, mulai dari dokter, perawat, sampai apoteker, buat ngerekomendasiin vaksin ini ke masyarakat luas.
 
Anything else?
Remember orang-orang di Amerika udah melewatkan 37 juta vaksin rutin during the pandemic, rite? Nah itu kalau dipecah lagi, di umur remaja 7 sampai 18 tahun, ada total 10 juta vaksin rutin yang udah missed sama mereka, belum lagi usia di atas 19 tahun yang udah melewatkan 27 juta vaksin. Jadi ya udah, kalau di sini juga ada yang belum lengkap vaksinasinya, buruan dilengkapi, guys. Pentinggg.

Everybody, say congratulations to the newly dad penguins…

Aaaaaaa congratulations!
Cute banget nih, jadi di New York, warga baru aja dibikin gmz sama bayi penguin yang baru aja menetas dari same sex foster parents aka orang tua asuh yang juga penguin, bernama Elmer dan Lima. Jadi awalnya, Elmer dan Lima ini adalah penguin berjenis kelamin laki-laki yang both lahir di kebun binatang di Rosamond Gifford Zoo, New York. Nah pas masih berbentuk telur, Elmer sempet jatuh dan rusak dikit cangkang telurnya karena ngga dierami dengan baik oleh orang tuanya. Karena itulah, kadang kalo ngeliat orang tua penguin yang kira-kira bakal melakukan kesalahan dalam mengerami telur anaknya, biasanya pihak kebun binatang bakal inisiatif mindahin telur asli tersebut ke pasangan yang lebih hati-hati, dan menggantikan telur ortu aslinya dengan telur dummy.
 
Nah, hal inilah yang dilakukan oleh para penjaga kebun binatang sama Elmer dan Lima guys, secara mereka terlihat solid banget sebagai pasangan. Jadi, keduanya mengerami telur dari pasangan penguin lainnya, Poquita dan Vente, dan mereka udah berhasil bikin embrio dari telur itu menetas dengan sehat walafiat.
 
FYI guys, proses pengeraman telur oleh ortu penguin ini emang bisa dibilang sebagai proses yang rumit banget dalam perkembangbiakan penguin, karena biasanya kedua orang tua bakal ikut ganti-gantian mengerami telurnya biar nggak rusak. However, banyak kejadian di mana telornya ga sengaja pecahlah, ngga dierami dengan baik lah, sampe rusak karena rebutan antar ortu yang bikin akhirnya telurnya ngga jadi menetas. Meanwhile, Elmer dan Lima ini justru kompak banget dalam menjaga telurnya sampe bisa menetaskan a male baby penguin.
 
When even penguins have a more solid relationship than you…

“Mending mirip polisi India daripada parpol.”

Gitu guys komentar dari anggota Komisi III DPR Supriansa soal seragam satpam yang kini udah ganti warna lagi jadi krem. Menurut Pak Supri, urusan seragam ini gausah terlalu dipersoalkan, karena apalah arti sebuah warna. Pak Supri bilang, apa pun yang dikenakan sekuriti Indonesia, yang penting tetep jadi yang terbaik dalam menjalankan tugas

Uhmmm ga mending dua-duanya sih pak, jujurrr

Announcement


Thanks to Seseorang and Prinsa for buying us coffee today!

(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Catch Me Up! recommendations

Think that your partner/friend is actually faithful? Think again.

Angel’s Stories

1. Aku bukan tipe orang yang gampang buat cerita, jadi aku selalu keep semua sendiri. Sampe kemarin aku chaos banget dan aku bikin insta story di sec account, “Sorry, sorry for being myself, I’m so sorry, truly ik I’m worst”. Ga lama kemudian aku hapus. Simply karena aku udah gakuat dan coba ngekspresiin apa yang aku rasain aja, karena semakin aku diemin semakin aku takut sama diri sendiri about do something that hurts my self. Saat itu juga temen aku langsung telpon tapi aku gamau angkat karena aku lagi nangis. Ga lama dari itu tiba-tiba dia udah ada di depan rumah, dia ngajak aku makan. Hahahh huft. Di sana aku lega banget dia sama sekali ga nyinggung insta story yang udah aku hapus, dan ga nanya sama sekali. Aku mau bilang makasi banyak buat Tuhan, aku gatau lagi gimana waktu itu kalo misal temen aku ga dateng dan bawa aku keluar dari rumah. And for my bestie, makasi udah nemenin hampir 13 tahun ini.❤️☹️
-Anonymous-
 
2. Kesel ga sih kalau kamu dighibahin? Bukan kata orang, tapi kamu bener-bener denger sendiri secara ga sengaja kamu di-backbiting gitu sama temen sekantormu. Aku mengalaminya minggu lalu. Rasanya sebel banget, pastinya. What did I do then? Karena ga suka keributan, dalam hatiku terdalam reflek ngomong gini, “Ya Allah, hatiku sakit banget sama mulut-mulut mereka.” Tak lama setelah itu, tetiba ada temenku yang WA ngajakin untuk healing di sebuah tempat indah di salah satu hill di negeri ini. Entah kenapa, hatiku langsung berubah bahagia. Terima kasih untuk universe yang sudah bekerja sama menolongku.
-The silent lady-
 
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!
Advertisement