Ka’bah Versi Virtual Reality Akan Ada di Metaverse

542

When you reallyyyy want to see Ka’bah….

See it virtually.
 
Hah gimana? 
Iya gengs. Jadi pemerintah Arab Saudi lagi ngembangin inovasi baru yaitu Ka’bah dalam versi VR aka Virtual Reality dan bakalan ada di Metaverse. Jadi orang-orang umat muslim dimana pun berada bisa dengan mudah mengunjungi Kabah meskipun via virtual, gengs.
 
Do I loooove technology…
Rite? Btw ide ini sebenarnya muncul di Desember tahun lalu oleh imam besarnya Masjidil Haram, Syeikh Abdurrahman Sudais. Ide bikin Kabah versi digital ini sendiri diberi nama Virtual Black Stone Initiative, di mana Imam Sudais menyebut bahwa banyak banget peninggalan sejarah Islam yang harus didigitalkan buat kepentingan banyak orang. Termasuk Batu Hajar Aswad atau batu hitam yang bisa orang liat secara virtual sebelum beneran datang ke Mekkah.
 
Terus terus?
Nah salah satu pejabat di Arab Saudi juga bilangnya kalau Kabah udah ada versi virtualnya di Metaverse, jadi masyarakat bisa simulasi aka manasik haji secara virtual, tinggal disesuaikan aja sama urutan tata caranya. Oh iya guys, inisiatif ini juga udah diumumkan secara resmi di Facebook page-nya “Haramain”, which stands for “dua tanah haram” yang merupakan page resmi milik Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Adapun keduanya adalah dua lokasi yang sentral buat pelaksanaan umroh dan haji bagi umat muslim.
 
I see…
Nah namun kemudian, Kabah versi Metaverse ini ternyata dapat banyak kritik dari banyak umat Islam, karena basically: Gimana caranya tu haji virtual? Misalnya, kritikan datang dari Turki melalui Kementerian Agamanya aka Diyanet. Menurut Direktur Bidang Haji dan Umrah Diyanet Remzi Bircan, haji via Metaverse itu impossible alias nggak mungkin kejadian. Secara, syarat haji tuh salah satunya adalah menginjakkan kaki di Haramain tadi secara langsung. Nah, kalau hajinya lewat Metaverse, gimana dong tuh?
 
That makes sense. Dari Indonesia ada tanggapan nggak nih?
Advertisement
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, kayanya impossible juga kalau negara +62 nggak ada komentar soal ini. Apalagi urusan haji ini selalu jadi trending topic setiap mau masuk musimnya. Iya kan? Nah, soal ini, MUI juga ada ikutan komentar nih, yang mana disampaikan oleh Ketua MUI Bidang Fatwa, Asrorun Niam bilangnya ibadah virtual tuh nggak cukup, guys.
 
Nggak cukup gimana maksudnya?
Kata Asrorun, aktivitas ibadah haji itu hukumnya tauqifi. Artinya, tata caranya udah ditentukan dan harus dilakukan secara fisik. Tawaf aka keliling kabah harus secara fisik, Sai, aka puterin Bukit Safa dan Bukit Marwah juga harus secara fisik. Jadi nggak bisa sekadar lewat virtual halu-halu Bandung gitu, guys. Lebih jauh, program Virtual Black Stone Initiative ini lebih cocok dijadiin aspek pariwisata aja, buat ngenalin jamaah ke lokasi Kabah dan Masjidil Haram sebelum benar-benar pergi ke sana dan ibadah. Nggak lebih dari itu.
 
Got it. Anything else?
Fyi sebelum pandemi menyerang, penyelenggaraan haji tuh bikin pemerintah Arab Saudi ngantongin pendapatan sampe US$12 Miliar setiap tahunnya, dari sekitar 2,5 juta orang yang datang ke Mekkah dan Madinah. Terus sejak adanya pandemi, pendapatan dari haji jadi jauh berkurang, karena emang jumlah orang yang boleh haji atau umroh dibatasi banget. Terus guys, sejauh ini juga belum jelas gimana cara ngakses dan siapa yang bisa ngakses metaverse Kabah ini, jadi kalo kamu kepo, tunggu info lanjutannya yah.
Advertisement