Jakarta PPKM Level 2 Hingga Evaluasi Minggu Depan

313

Now, let’s speed you up on: PPKM Updates.

Tell me.
Ok. Jadi, Hari Minggu tanggal 31 kemarin, Presiden Jokowi beserta jajarannya baru aja menggelar rapat evaluasi PPKM yang udah berjalan, mau yang di Jawa-Bali ataupun daerah di luar itu. Hasilnya, Jakarta masih ada di Level 2 sampai nanti dievaluasi lagi minggu depan, sedangkan luar Jawa-Bali PPKM-nya juga diperpanjang sampai dua minggu lagi.
 
Ohh beda beda ya?
Iya beda, guys. Secara evaluasi PPKM di Jawa-Bali tuh dilakukan seminggu sekali dan yang di luar itu dilakukannya dua minggu sekali. Makanya perpanjangan PPKM juga didasarkan sama evaluasi yang dilakukan pada saat itu. Lebih lanjut, Menko Marves Opung Luhut Pandjaitan yang juga Koordinator PPKM Jawa Bali bilangnya penetapan level-levelan ini indikatornya juga diubah, guys.
 
Diubah dari gimana ke gimana tuch?
Well, pada dasarnya pemerintah bakalan tetap ngikutin enam indikator yang udah ditetapkan sama WHO. Tapi buat kali ini, Opung Luhut bilangnya pemerintah bakalan menitikberatkan indikatornya itu ke tingkatan orang yang dirawat inap di rumah sakit. Hal ini mendorong orang-orang ya nggak bergejala sampai gejala ringan buat nggak masuk rumah sakit.
 
Go on.
Nah, selain tingkatan orang yang dirawat inap, adapun indikator lain buat penentuan level-levelan ini adalah capaian vaksinasi, guys. Kata Opung Luhut, buat daerah yang mau masuk ke PPKM Level 1 dan 2, sekarang nggak cuma diliat dari jumlah vaksin dosis pertamanya aja, tapi juga dosis kedua. So far, masih ada 22 Kabupaten/kota yang vaksin dosis keduanya masih di bawah 50%, terus ada 29 kabupaten/kota yang dosis kedua buat lansia-nya juga masih di bawah 40%.
 
Is that all?
Nggak dong. Dalam rapat evaluasi yang dipimpin sama RI 1 itu, Pak Jokowi juga ngasih arahan nih sama jajaran-jajarannya terkait PPKM dan pencegahan dan penanggulangan varian Omicron di negara kita tercinta. Ada empat arahan secara spesifik yang disampaikan sama Pakde, di antaranya sosialisasi dan edukasi yang masif buat orang-orang yang positif tanpa gejala tadi biar karantina mandiri dan konsultasi ke dokter di puskesmas, faskes lain atau pakai telemedicine. Terus obat-obat yang ada di apotek harus dipantau terus stoknya, gengs.
Advertisement
 
Ok….
Lalu terkait transmisi lokal, Pak Presiden juga menekankan adanya peningkatan pencegahan, terutama buat daerah-daerah yang jadi penyumbang kasus aktif terbesar di Indonesia. Beliau juga sempat mentioned soal keluar masuknya orang-orang dari dan ke luar negeri, di mana karantina buat orang-orang itu harus dipantau secara ketat dan sesuai dengan aturan yang udah ditetapkan. Nah terkait aturannya, sekarang tuh aturan buat karantina dari luar negeri udah diubah dari tujuh hari ke lima hari, dengan catatan orang itu harus udah vaksinasi dosis kedua.
 
Yes, we’re talking about vaccine….
Of course. Presiden Jokowi minta sama jajarannya itu buat cepetan deh itu urusin vaksinasi. Vaksin pertama, vaksin kedua, booster. Terus juga vaksin buat anak usia 6 sampai 11 tahun dan juga lansia, semuanya kudu dipercepat prosesnya guys.
 
Sisi ekonominya? Pasti ada dong….
Emang ada. Dalam hal ini, Menko Perekonomian Airlangga Hartanto udah dapat mandat dari Presiden buat pemulihan ekonomi, di sektor ekonominya sendiri, kesehatan, sampai perlindungan sosial. Terus, terkait pajak buat barang mewah aka PPnBM regulasinya juga harus segera difinalkan biar bisa diterapkan ke barang-barang otomotif dan properti. Terus juga bantuan ke pedagang kaki lima, warung, dan nelayan. Diurus deh tuh segera kata Pak Pres. Lebih jauh ngomongin ekonomi, per 4 Februari nanti pintu gerbang internasional di Bali udah buka lagi gengs, secara bertahap. Hal ini dilakukan supaya ekonomi Bali bisa tumbuh lagi dan recover.
 
Got it. Anything else?
The fact that Jakarta yang masih stay di level 2 berarti PTM 100% di sekolah bakalan tetap digelar berdasarkan SKB 4 Menteri kan. Nah tapi, dalam rapat evaluasi kemarin, Pak Jokowi meminta supaya PTM 100% Di Jakarta, plus Jawa Barat, dan Banten itu dievaluasi lagi mengingat kasus positif yang semakin meningkat, not to mention Omicron yang semakin menggila.
Advertisement