Indonesia Mode “Survival of the Fittest”

392

When you thought that “Survival of the fittest” was only in “the Hunger games” movie…

You’re probably wrong.
Karena menurut CISDI, ada kemungkinan kondisi COVID-19 kita di tanah air lagi kayak hunger games gitu guys. CISDI menyebut bahwa yhaa kalo diliat dari selama ini sih, Indonesia masih ada pada mode “survival of the fittest,” di mana yang selamat ya yang “kuat” dan punya akses ke  pelayanan COVID-19 aja.
 
Gimana maksudnya?
OK. Jadi minggu lalu, CISDI, which stands for Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives aka lembaga thinktank yang concern di isu kesehatan terpusat pada kelompok masyarakat yang punya resources, sehingga keberhasilan atas penanganan pandemi berjalan secara perlahan, dan masih banyak kelompok rentan yang tertinggal. Hal ini disampaikan CISDI pada acara Diskusi Publik Lokapala 3.0 Health Outlook 2022: Habis Gelap, Terbitkah Terang? yang dihadiri banyak ahli-ahli kesehatan, guys.
 
Terus…
Nah terus, menurut Direktur Eksekutif-nya CISDI Gatot Suarman Ilyas, kondisi ketimpangan ini terjadi dalam berbagai aspek, kayak akses vaksin, masker, tes, hingga ketimpangan kapasitas tracing kasus. Hal ini tentunya merugikan banget, karena virusnya jadi berhasil membunuh banyak orang pada tahun 2021. Makanya kata Pak Gatot, kalo kita mau ganti status dari pandemi ke endemi, maka pemerintah harus mengubah kebijakannya jadi lebih membantu buat warga yang membutuhkan.
 
That makes sense.
Rite. Nah terus, CISDI juga bilang bahwa kan sekarang Indonesia lagi jadi presiden G20 nih, jadi pas banget momentumnya untuk memperbaiki kebijakan yang udah ada. Secara, WHO juga udah pernah meminta ke negara-negara G20 untuk memperbaiki ketimpangan terkait pandemi, khususnya dalam hal ketersediaan vaksin. Selain vaksin, akses terhadap fasilitas kesehatan COVID-19 lainnya juga harus bisa dan mudah diakses guys, regardless status ekonomi negaranya maupun warganya.
 
Terus gimana caranya tu?
Well, CISDI bilang ada tujuh langkah yang direkomendasikan pada pemerintah terkait memberantas ketimpangan ini, dan mengubah pola penanganan COVID-19 jadi lebih adil, nggak melulu pentingin aspek ekonomi. Pertama, jangan lagi lah ada tumpang tindih regulasi, dan beda-beda antara pusat dan daerah. Kedua, fungsi puskesmas juga perlu dimaksimalkan buat pusat vaksinasi dan booster
Advertisement
. Nah untuk menjalankan fungsinya ini, maka pemerintah perlu ngasih dukungan pada puskesmas-puskesmas ini dari segi anggaran, sumber daya, dll. Ketiga, akses terhadap tes COVID-19 juga wajib, kudu, harus, mudah dan accessible. Secara guys, kita cuma tahu kita kena COVID-19 atau engga kan kalo udah tes. Terus, pemerintah juga didorong untuk mendistribusikan alat tes ke berbagai klinik tanpa kecuali, as well as meregulasi warga yang mau tes sendiri di rumah.
 
Keempat?
Keempat ya kita juga perlu buru-buru mencapai target 70% sampe 80% warga Indonesia yang udah divaksin lengkap. Menurut CISDI, pemerintah harus jelas nih strategi untuk mencapai target itu gimana? Selain itu, masyarakat rentan dan lansia juga harus bisa menjangkau vaksin, jangan “the fittest” aja. Kelima, pemerintah juga perlu menyediakan terapi oral untuk pengobatan COVID-19, Keenam, pemerintah harus bikin kebijakan yang tepat dalam penanganan COVID-19, kayak menyediakan masker N95/KN95 gratis, memanfaatkan fitur telemedicine, karantina ketat, dll. Terakhir nih guys, Indonesia juga diminta untuk menggunakan momentum presidensi G20 untuk mendorong isu kesehatan di negara berkembang, sambil terus memperbaiki kebijakan kesehatan di level nasional.
 
Nice to know. Anything else?
Well, CISDI juga ngingetin guys, bahwa perubahan kebijakan ini perlu dilakukan mengingat kalo kita mau beralih dari pandemi ke endemi, maka kita harus mempertahankan jumlah kasus infeksi jadi serendah mungkin tanpa memicu peningkatan angka kematian. Kalo engga, yha nantinya COVID-19 bakal bernasib sama kayak penyakit endemik lainnya di Indonesia, kayak DBD, malaria, tuberkulosis, di mana penyebaran enggak terkendali, kematian menetap, dan resistensi obat terus meningkat.
 
Penasaran gimana rekomendasi lengkap CISDI buat penanganan wabah? Unduh langsung aja di sini.
 
*Ini adalah konten bersponsor
Advertisement