Setengah Populasi Eropa Diprediksi Terinfeksi Varian Omicron

350

Who’s on a high alert?

Europe. 
Iya nih guys. Penyebaran virus COVID-19 akibat varian Omicron ini makin mengkhawatirkan aja deh. aja. Sampe-sampe, baru aja WHO menyampaikan peringatannya bahwa mungkin banget nih, bakal ada lebih dari setengah populasi Eropa yang terinfeksi varian omicron dalam enam sampai delapan minggu ke depan.
 
Whaaaat?
Yep, bayangin guys, sampe 10 Januari lalu, 26 negara di Uni Eropa udah melaporkan 1% dari populasinya yang tertular COVID-19. Terus, angka infeksi di sana saat ini udah meningkat sampe dua kali lipat cuma dalam waktu dua minggu aja. Menurut regional director-nya WHO buat Eropa Dr. Hans Kluge kenaikan tajam ini terjadi karena emang varian Omicron menyebarnya secepat itu. Even ketika kamu menghindarinya sekalipun, yha dia bakalan selalu haunting kamu dan menyebabkan social disruption buat semua orang.
 
Emang divaksin nggak cukup ya?
Nah, ini dia “better news” nya guys. Jadi masih menurut dr. Hans, penggunaan vaksin yang ada saat ini terbukti bisa memberikan perlindungan atas kasus COVID-19 yang parah dan kematian, termasuk juga varian omicron. Contohnya di Denmark, walaupun baru aja mengalami lonjakan kasus yang tinggi, namun pasien yang dirawat di rumah sakit mayoritas adalah orang-orang yang ngga divaksin. Terus ga tanggung-tanggung, perbedaannya mencapai enam kali lipat. WOW.
 
So vaccine sounds good…
Ya iya, tapi di sana juga masih banyak negara yang tingkat vaksinasinya rendah. Contohnya di Eropa Timur, vaksinasi di sana adalah yang terendah di dataran Eropa, yaitu baru 50% aja. Hal ini of course menyebabkan concern karena bikin populasinya lebih rentan terhadap virus dan bisa menimbulkan masalah yang lebih serius.
 
Terus? Booster?
Uhmmm enggak juga sih guys. Sebenernya WHO nih nggak  merekomendasikan
Advertisement
 booster buat masyarakat umum karena dikhawatirkan bakal memperburuk keadaan vaksinasi saat ini yang nggak merata. Meski begitu, dalam statement-nya kemarin dr. Hans bilang bahwa emang booster ini bakal sangat berguna dalam melindungi masyarakat, terutama kelompok rentan. Karenanya, booster boleh dipake untuk pekerja esensial aja, termasuk guru.
 
Guru?
Iya, dr Hans bilang, sekolah harus jadi tempat terakhir yang ditutup dan yang pertama dibuka. Hal ini karena emang pendidikan tuh esensial banget guys. Salah satu contohnya di Prancis, walaupun minggu lalu mereka masih menutup sekolah, namun perdana menterinya yang bernama Jean Castex bilang bahwa ke depannya, anak sekolah bakal bisa tes PCR sendiri di rumah kalo emang ada temen sekolahnya yang kena Covid. Dengan begitu, sistem sekolah bisa terus berjalan.
 
Ok. Anything else I should know?
Nah guys, selain ngomongin soal Omicron, WHO juga ngingetin nih, bahwa COVID-19 masih berstatus pandemi dan belum jadi endemi. Mereka juga menolak berbagai pandangan dari pemerintah negara-negara yang bilang bahwa mereka mau memperlakukan COVID-19 ini kayak flu biasa aja. Menurut senior emergency officer WHO untuk Eropa Catherine Smallwood, masih jauh bro kalo mau nganggep COVID-19 ini endemi. Masalahnya, ni virus masih unpredictable.
Advertisement