Bupati Langkat Sumut Punya Kerangkeng Manusia Di Rumahnya

310

Now, let’s speed you up on: Bupati Langkat’s case…

*Trigger warning: This content mentions torture and human rights violation which could be unsettling for some readers. Proceed with cautions!
 
I am ready. Catch Me Up!
Sure. Jadi, semua ini bermula dari kejadian di hari Selasa minggu lalu, di mana Bupati Langkat, Sumatera Utara yang bernama Terbit Rencana Perangin Angin, ditangkap KPK melalui Operasi Tangkap Tangan aka OTT. Terbit diamankan atas dugaan suap untuk berbagai pengerjaan project di wilayah Pemerintah Kabupaten Langkat, dan dalam prosesi itu ditemukan bahwa Terbit punya kerangkeng manusia di rumahnya.
 
GEEEEZ
Yep. Jadi awalnya tuh, KPK udah meringkus duluan guys, orang suruhan Terbit dan pihak lainnya yang lagi melakukan praktek sogok menyogok di sebuah coffee shop. Nah abis mengamankan mereka, KPK kemudian gercep menuju ke rumah pribadi Terbit di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Langkat, Sumatera Utara untuk mengamankan si Terbit. Nyampe sana, doi diduga udah kabur duluan dan beberapa jam kemudian, diketahui bahwa dia udah menyerahkan diri ke Polres Binjai. Nah pas lagi menggeledah rumah itulah, tim KPK menemukan kerangkeng manusia yang ada isinya sebanyak dua ruangan.
 
I still can’t wrap my head around this…
Same. Jadi karena masih harus ngejar si Terbit, tim KPK cuma sempet nanya aja, mereka kenapa dikerangkeng, dan mendokumentasikan penemuannya. Orang-orang di dalam kerangkeng itu kemudian bilang bahwa mereka kerja di kebun sawitnya Terbit.
 
Ya ampuun…
Nah menanggapi penemuan ini, Kapolda Sumatera Utara Irjen Panca Putra Simanjuntak bilang bahwa pihak mereka udah melakukan pendalaman terkait isu kerangkeng ini. Beliau kemudian menjelaskan bahwa kerangkengnya digunakan sebagai tempat rehabilitasi para pengguna narkoba yang dibuat secara pribadi oleh si Terbit. Terus, kerangkeng yang ditemukan berisi 4 orang di dalamnya itu udah digunakan sejak 10 tahun lalu untuk merehabilitasi pengguna narkoba.

Is this for real?
Nah, bukan kamu aja yang mempertanyakan soal keberadaan kerangkeng guys, tapi Migrant Care juga. Jadi, Migrant Care ini adalah sebuah lembaga yang fokus sama isu buruh migran dan tenaga kerja. Menurut penanggung jawab Migrant Care, Anis Hidayah, ada sekitar 40 orang pekerja yang ditahan di kerangkeng itu. Mbak Anis juga bilang bilang bahwa para pekerja ini dipaksa menggarap kebun kelapa sawit dan bekerja selama 10 jam dari pukul 8 pagi hingga pukul 8 sore. Terus, mereka juga cuma diberi makan dua kali sehari secara tidak layak oleh eks Bupati Langkat tersebut.
Advertisement
 
Terus terus…
Mereka juga enggak punya akses untuk ke mana-mana dan mengalami penyiksaan kayak dipukul, lebam, dan luka. Berangkat dari kondisi ini, Migrant Care bakal lapor ke Komnas HAM karena prinsipnya itu ya keji banget lah. Baru tahu ni, ada kepala daerah yang mestinya melindungi warga tapi justru menggunakan kekuasaan secara sewenang-wenang. Melakukan tindakan yang melanggar prinsip HAM. Gitu kata Mbak Anis.
 
Tru dat. Any newest update now?
Well, Komnas HAM sendiri udah menerima aduan itu Senin kemarin, dan bakal segera mengirim tim ke Langkat untuk melakukan penelusuran lebih jauh dan komunikasi dengan berbagai pihak. Terus kemaren guys, para penghuninya itu udah pada angkat bicara dan salah satu penghuni, namanya Fredy Jonathan bilang bahwa dia hidupnya lebih teratur di kerangkeng karena kegiatannya udah terjadwal. Selain itu, dia juga mengakui bahwa para penghuni gaboleh bawa hape dan komunikasinya terbatas ke dunia luar. Oh iya terus guys, polisi juga udah confirmed nih bahwa para penghuni itu kerja di pabrik punyanya si bupati tanpa menerima upah.
 
Terus sekarang nasib mereka gimana?
Well, terkait isu rehabilitasi ini, Polda Sumut akhirnya membentuk Tim Khusus yang terdiri dari Polda Sumut, BNN Sumut, dan BNN Kabupaten Langkat buat menggali keterangan dan fakta-fakta terkait para korban dan mendalami kasus ini secara lebih dalam. Terus, BNN juga mengusulkan agar para penghuni tadi dicek dulu apakah bener pake narkoba apa enggak, selanjutnya mereka akan ditempatkan di tempat yang layak. Secara kerangkeng itu ngga layak samsek.
 
I am done. Anything else?
FYI guys, si Terbit ini terbilang kaya banget untuk ukuran bupati, sampe masuk top 10 the richest bupati di Indonesia dengan jumlah kekayaannya yang mencapai 85 miliar. Doi yang merupakan kader partai Golkar ini sebelum jadi bupati adalah aktivis Pemuda Pancasila, dan diketahui punya delapan mobil, puluhan bidang tanah di Langkat dan Medan, tapi ngga punya utang.
 
Duh, paaaak….
Advertisement