Turki Mencekam Karena Krisis Ekonomi Memburuk

322

When things are getting worse in Turkey…

Because of the economic crisis.
Iya ni guys, kondisi di Turki lagi mencekam banget seiring dengan krisis ekonomi yang makin memburuk di negara itu. Warga jadi banyak yang jatuh miskin, seiring dengan melambungnya harga berbagai kebutuhan di sana.
 
How come?
Yha karena mata uang Turki, yaitu Lira lagi mengalami penurunan nilai besar-besaran aka inflasi. Di tahun ini, nilai tukar lira menurun sampe 40 persen dibanding dollar AS, dan menjadi mata uang dengan performance yang buruk banget dibanding mata uang negara-negara berkembang lainnya.
 
Terus kenapa bisa ngaruh ke naiknya harga?
Yha kan kalo misalnya mata uangnya melemah, otomatis nilainya turun, kalo nilainya turun, harga barang-barang yang jadinya naik. Ya kayak kamu aja guys kalo mau jalan-jalan ke luar negeri, kalo pas nuker rupiah ke dollar terus posisinya rupiah lagi kuat, kamu bisa dapet jumlah dollar yang lebih banyak dibanding kalo pas rupiah lagi turun. Nah dalam kasusnya Turki, lira turunnya parah banget sampe warga-warga yang ada di kelas menengah jadi turun purchasing power-nya ke kelas poor aka miskin.
 
Kenapa bisa begini?
Well, it’s gonna be an econ 101 class for you, but in a nutshell, bisa dibilang ini gara-gara bank centralnya Turki yang memangkas suku bunga pinjaman sampe tiga kali di tahun ini. Dengan suku bunga yang rendah, maka uang bakal lebih banyak beredar di masyarakat dan nilai tukarnya jadi menurun.
 
I see…
Tapi menurut para ahli ekonomi, kebijakan kayak gitu baru OK kalo emang duit yang beredar di masyarakat masih dikit aka nilai inflasinya rendah. Jadi ya kayak, sengaja ni bank-nya mengedarkan duit di masyarakat biar ekonominya muter dan tumbuh. Nah masalahnya, pas covid ini negara-negara justru lagi berusaha menghindari inflasi karena sikon ekonomi yang rumit (supply chain issues, dan harga raw material yang tinggi). Bahkan, beberapa negara kayak Korsel, Meksiko, Rusia, dll justru lagi menaikkan pajak demi memastikan supaya nilai inflasi rendah. Nah ini Turki kok malah bikin inflasi meningkat… gitu gengs kira-kira.
Advertisement
 
Terus, ada penjelasan?
Ada donk, menurut Presiden Turki Racep Tayyip Erdogan, kebijakannya bakal bagus buat menumbuhkan lagi ekonomi yang digebukin pasca Covid-19. Doi juga janji nggak akan menaikkan nilai suku bunga (aka mau lanjut kek gini aja terus), dan dia yakin Insya Allah nih dalam beberapa waktu ke depan, Lira bakal menguat dan ekonomi bakal membaik. Erdogan juga bilang bahwa kenaikan suku bunga cuma bakal bikin yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin, dan dia juga menyebut bahwa aktor luar negeri dan pelaku bisnislah yang menyebabkan inflasi ini, karena mereka menimbun barang.
 
Got it.
Nah perlu diingat guys, dalam menjalankan kebijakannya ini, Erdogan juga sampe turut campur secara langsung dalam kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral di sana. Sejauh ini, udah ada tiga ahli ekonomi yang dipecat Erdogan dari Bank Sentral karena memprotes kebijakannya yang bisa dibilang orthodox tersebut.
 
OMG… so how does the Turkish public react?
Mereka bete banget lah, karena penghasilannya menurun drastis dan kondisi ekonominya melemah. Publik Turki kemudian banyak yang turun ke jalan untuk memprotes kebijakan ekonomi Erdogan, dan menuntut untuk diadakannya pemilu ASAP, secara Erdogan nih udah 19 tahun menjabat gengs. Warga juga banyak yang menukarkan uang lira-nya ke emas dan dollar, demi menghindari makin berkurangnya nilai tukar lira.
 
Geez… anything else I should know?
Well, in an entirely unrelated news, kini barang-barang buatan Turki bakal punya brand “Made in Türkiye” instead of Made in Turkey. Brand baru ini juga bakal digunakan untuk keperluan korespondensi dengan berbagai entitas asing baik di pemerintahan, bisnis, maupun organisasi. Alasannya? Ya gpp si gengs, biar memperkuat branding aja, biar lebih kuat identitas Turki-nya gitu.
Advertisement