Presiden AS Joe Biden Resmi Melarang Produk dari Xinjiang China Masuk ke USA

262

Who’s wrapping up 2021 with some drama?

China and the US. Again.
Iya nih guys, karena minggu lalu, Amerika Serikat baru aja bikin China bete banget karena Presiden AS Joe Biden udah resmi menandatangani Uyghur Labor Prevention Act yang melarang masuknya produk-produk dari Xinjiang, China, ke USA.
 
What is that?
Well, inget soal berita dugaan genosida yang dilakukan pemerintah komunis China terhadap etnis muslim Uighur yang tinggal di Xinjiang, China? Yep, ada dugaan bahwa pemerintah China ini melakukan pelanggaran HAM terhadap mereka dengan memaksa warga Xinjiang untuk masuk ke kamp pendidikan. Kata pemerintah China sih, kamp-nya untuk deradikalisasi dari ajaran ekstrimis, dan untuk belajar supaya para warga Xinjiang ini bisa joining the workforce pas udah keluar nanti. Namun menurut AS dan negara-negara barat lainnya, kamp itu adalah kamp pemaksaan di mana warga Xinjiang dipaksa masuk, dipaksa mengikuti berbagai program yang mem-brainwash mereka dari kepercayaan aslinya, dan of course tempat terjadinya berbagai dugaan pelanggaran HAM kayak penyiksaan hingga pemerkosaan.
 
Oh no… 🙁
Nah karena berbagai alasan ini, Amerika Serikat dari awal udah tegas banget nih sama China bahwa mereka mengecam tindakan tersebut dan menyerukan supaya China menghargai HAM di Xinjiang. Sebagai bentuk desakannya, awalnya Biden memutuskan untuk nggak mengirim secara official kontingen AS ke Olimpiade musim dingin di China. Nah sekarang, AS juga udah fix guys, bakal menolak berbagai barang impor yang dibuat di, atau oleh Xinjiang.
 
Biar apa?
Yha sebagai bentuk protes aja, jadi bisa dibilang kayak boikot gitu. Nah guys, jadi pemboikotannya ini tertuang dalam The Uyghur Forced Labor Prevention Act yang udah di-acc sama both senat dan kongres. Dalam aturannya ini, AS melarang impor berbagai barang dari Xinjiang karena dianggap semua barangnya itu diproduksi di bawah kerja paksa, unless it’s proven otherwise. Nah adapun barang-barang yang paling banyak diproduksi oleh Xinjiang adalah kapas, tomat, dan polysilicon yang biasa dibutuhkan buat bikin solar panel.
 
Tegas yha.
Yoi. Jadi emang dari awal AS tegas banget soal ini guys. Sebelumnya, Biden juga pernah bilang bahwa penindasan yang terjadi terhadap muslim di Uighur adalah aksi yang banyak terjadi, dan parahnya disponsori oleh negara. Terus, di sana terjadi juga kerja paksa dan penahanan masal. Karenanya, Biden juga udah pernah memperingatkan China and be like, 
Advertisement
“U kalo gini mulu sama Xinjiang ada konsekuensinya ya, yang kena ga lain soal bisnis kita neh,” tapi yha apparently sanksinya lanjut guys.
 
Terus China gimana?
Yha China marah besar. Menlunya China, Wang Yi bilang bahwa US boong dan lebay banget sampe harus pake istilah genocide sama kerja paksa. Jubir Kedutaan China di US, Liu Pengyu juga bilang ini tuh udah melanggar norma-norma dalam hubungan internasional dua negara. Menurut Liu Pengyu, AS udah kelewatan ikut campurnya dalam urusan internal negara mereka, kayak, “Mind your own business deh sono!” gitu gengs. China juga bakalan bertindak lebih jauh terkait isu ini tapi nggak dijelaskan detail gimana gimananya, liat nanti aja, katanya.
 
Ok, anything else I should know?
Ga main-main, aturannya ini udah langsung berlaku dan ngaruh banget sama bisnisnya Amerika Serikat yang beroperasi di China. Salah satunya perusahaan pembuat chip komputer Intel, yang pada awal bulan kemarin merilis surat keterangan yang meminta maap pada para suppliernya di China karena jadi harus ngikutin aturan ini. Suratnya kemudian menyebabkan backlash dari berbagai pihak, sampe Jubir White House Jan Psaki menyebut bahwa harusnya perusahaan AS gausah merasa bersalah untuk hal ini, karena mereka membela HAM dan menolak penindasan. FYI guys, Intel sendiri mempekerjakan 10ribu orang di pabriknya di China.
Advertisement