PPKM Level 3 Nataru 2021 Resmi Dibatalkan

322

What’s just being cancelled?

No worries, it’s definitely not your date this weekend.
Tapi PPKM level tiga yang tadinya bakal diberlakukan di libur Natal dan Tahun Baru mendatang.
 
Oh, I heard about it. Tell me. 
Yoi gengs. Jadi kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat aka PPKM Level 3 yang awalnya bakal diberlakukan di musim libur Natal dan Tahun Baru 2021 ini akhirnya resmi dibatalkan. Ga tanggung-tanggung, dibatalkannya secara nasional aka di seluruh Indonesia.
 
Reaaaallly?
Yep. Kebijakan ini disampaikan oleh Menko Marves Opung Luhut B. Pandjaitan dalam keterangan tertulisnya kemarin. Menurut Opung Luhut,
keputusan tersebut diambil karena Indonesia dinilai udah lebih siap dalam menghadapi musim libur akhir tahun. Hal itu tercermin dari jumlah tes dan telusur yang lebih tinggi dari tahun lalu.
 
Tell me more.
OK. Jadi ada beberapa alasan ni guys kenapa PPKM level 3 nya dibatalkan, mulai dari jumlah kasus aktif yang udah makin turun, terus angka terkonfirmasi hariannya juga stabil di bawah 400 kasus. Selain itu, tingkat vaksinasi juga udah makin tinggi, di mana untuk Jawa-Bali, masyarakat yang udah divaksin dosis satu udah mencapai 76 persen, lalu untuk dosis dua juga udah mendekati angka 56 persen. It means antibodinya rang-orang terhadap covid ini udah jauh lebih tinggi dibandingkan Nataru tahun lalu.
 
I see…
Nah, meskipun PPKM level 3-nya dibatalkan, bukan berarti kamu bisa ngumpul-ngumpul tanpa aturan ya gengs. Karena Opung Luhut bilang bahwa pemerintah bakal tetap menerapkan sejumlah pembatasan. Adapun beberapa pembatasannya adalah larangan kegiatan perayaan tahun baru di seluruh pusat keramaian dan pusat perbelanjaan. Terus untuk bioskop dan restoran boleh buka maksimal 75 persen. Selanjutnya untuk acara sosial budaya, kerumunan masyarakat yang diizinkan berjumlah maksimal 50 orang. Dan wajib harus kudu tetap pake PeduliLindungi.
 
But like… I’m kinda worried about this omicron thingy…
We’re lowkey worried, too. Terkait hal ini, Opung Luhut mengimbau semua pihak untuk meningkatkan kewaspadaan terutama mengingat munculnya varian Omicron
Advertisement
 tersebut. Meski begitu, temuan awal soal varian ini menunjukkan tingkat keparahan dan tingkat kematian akibat varian Omicron relatif terkendali, meski masih butuh waktu dan tambahan data untuk mendapatkan informasi yang lebih valid.
 
Terus antisipasinya gimana?
Nah soal langkah konkritnya, pemerintah udah menyiapkan skenario jaga-jaga gimana caranya supaya varian omicron ini enggak sampe ke Indonesia dan nggak ada pelonjakan kasus selama libur Nataru nanti. Pertama, perbatasan Indonesia yang diperketat terutama kalau ada penumpang yang baru datang dari luar negeri. Penumpang dari luar negeri juga harus menunjukkan hasil tes PCR negatif 2 x 24 jam, plus setibanya di Indonesia mereka-mereka itu harus karantina dulu 10 hari.
 
Go on….
Adapun untuk perjalanan dalam negeri, para travelers harus udah menerima vaksin kedua atau lengkap, dan hasil tes antigen negatif sehari sebelum keberangkatan. Adapun buat penumpang yang enggak atau belum vaksin atau udah vaksin tapi baru dosis pertama, mereka juga wajib nunjukkin hasil PCR negatif 3×24 jam. Begitu juga dengan anak-anak di bawah usia 12 tahun yang tetap bisa ikutan traveling dengan nunjukin hasil tes PCR negatif 3 x 24 jam buat perjalanan udara, atau hasil tes antigen negatif 1 x 24 jam buat perjalanan laut dan darat.
 
Got it. Anything else?
Nah terkait pembatalan ini, sebenernya ada pihak yang pro dan kontra sih gengs. Misalnya, para pengusaha of course mendukung banget kebijakan ini karena tentunya bakal membantu menaikkan pemasukan mereka yang udah berkurang banget gara-gara pandemi. Para pengusaha juga berjanji bahwa mereka bakal ngikutin aturan PPKM dari pemerintah. Meanwhile, Pengamat kebijakan publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah mengkritik keputusan ini, karena berarti pemerintah ni masih gamang banget dalam membuat kebijakan pada Nataru.
Advertisement