Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Tanah Air Meningkat

328

What’s seeing an increase?

Foreign tourists in Indonesia.
Yoi guys, karena baru aja kemarin nih, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa dalam catatannya, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke tanah air meningkat sebanyak 151 ribu pada Oktober 2021. Jumlah itu naik 21,73 persen dari bulan sebelumnya yang sebanyak 124 ribu kunjungan.
 
Whoaaa reallly?
Yep. Terus ni guys, Kepala BPS Margo Yuwono juga menjelaskan bahwa mayoritas wisatawan mancanegara masuk ke Indonesia lewat jalur darat, yakni sebanyak 95.524 kunjungan atau 63 persen dari total pengunjung. Adapun kunjungan wisman yang masuk lewat jalur udara adalah sebanyak 15.722 dan laut 39.786.
 
Rata-rata dari mana ajatu wismannya?
Well, masih kata Pak Margo, kunjungan wisman yang paling banyak berasal dari Timor Leste, yakni 78 ribu kunjungan atau 52,2 persen. Sisanya, dari Malaysia 45 ribu kunjungan, China 6.000 kunjungan, dan negara lainnya sekitar 20 ribu kunjungan.
 
So I guess… it gives a positive impact to our tourism industry?
Yep, karena ternyata guys
Advertisement
, kenaikan jumlah wisman secara bulanan ini sejalan sama tingkat penghunian kamar (TPK) atau okupansi hotel. Nah, di Bulan Oktober itu, jumlah okupansinya berada pada angka 45,62 persen, naik sebesar 8,98 poin dibanding Bulan September 2021 yang sebesar 36,64 persen.
 
Terus kalo wisatawan dalam negeri gimana?
Nah dalam negeri juga terjadi peningkatan ni gengs. Jadi per Oktober itu, jumlah penumpang penerbangan domestik naik 48,45 persen secara bulanan dan naik 31,22 persen secara tahunan. Terus juga penumpang dengan rute internasional diketahui naik sampe 8,96 persen secara tahunan dan naik 35,46 persen secara tahunan.
 
Cool… anything else?
Nah, kayaknya ni guystrend kenaikan ini bakal naik terus, karena Survei Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terbaru menyatakan bahwa bakal ada 10 juta orang yang tetap akan bepergian atau pulang kampung pas libur Nataru, meski pemerintah udah melarang. Nah adapun jumlah ini mencapai 7 persen dari warga nasional yang didominasi penduduk di Jawa-Bali.
Advertisement