Presiden RI Hadiri G20 Summit

327

Who’s been having a full meeting schedule?

Pak Jokowi.
Yoi gengs, karena baru kelar ASEAN Summit, Pak Presiden Joko Widodo lanjut terbang ke Roma, Italia untuk menghadiri G20 SummitAs you guys knowG20 Summit adalah pertemuan para pemimpin 20 negara dengan kekuatan ekonomi dan politik terkuat di dunia, dan Indonesia termasuk di dalamnya. Adapun salah satu agenda penting dari pertemuan kemaren adalah, yep, you guessed it right: krisis iklim.
 
Alright, update me.
Seperti yang kita udah sering denger belakangan ini, krisis iklim jadi topik yang penting dan jadi perhatian negara-negara di seluruh dunia. Hal ini karena yha udah enggak bisa dipungkiri lagi bahwa udah banyak bencana yang terjadi sebagai dampak dari krisis iklim ini. Selain itu, udah jadi konsensus bersama juga bahwa krisis iklim ini enggak bisa diberesin sama satu negara, tapi butuh kerja sama seluruh negara-negara dunia. Makanya ni, pertemuan-pertemuan internasional ini getol banget ngomongin topik ini, termasuk di G20 Summit tahun ini gengs. Nah, setelah G20 berakhir, konferensi climate change-nya PBB yaitu COP26 juga digelar di Glasgow, Skotlandia. Jadi masih panjang guize meeting-nya Pak Jokowi.
 
Advertisement
Sibuk banget yhaa…
Yoi, and we’ll recap it for you. Jadi pada G20 ini, Indonesia juga menerima keketuaan atau presidensi dari Italia ke kita. Adapun presidensi G20 ini merupakan yang pertama bagi Indonesia dan bakal dimulai pada 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. Terus dalam rangkaian acara G20, Pak Jokowi juga meeting-meeting-meeting sama perwakilan dari IMF, Uni Eropa, hingga pertemuan bilateral kayak sama Perdana Menteri Australia Scott Morrrison dan sama Presiden Prancis Emmanuel Macron.
 
Wiw… bahas apasi?
Well, kalo sama PM Morrison sih, bahas soal peningkatan ekonomi kedua negara pascacovid. Terus juga soal pembukaan akses pariwisata dengan pake sertifikasi vaksin Covid-19 yang udah diakui oleh sejumlah negara, dan ucapan terima kasih Pak Jokowi atas sumbangan vaksin dari Australia yang mencapai lebih dari 10juta dosis. Meanwhile, sama Presiden Macron Pak Jokowi berbagi qisah soal angka kebakaran hutan di Indonesia yang tahun ini mencapai angka terendahnya dalam 20 tahun terakhir. Beliau juga menyebut bahwa Indonesia bakal merestorasi hutan bakau hingga 600 ribu hektare dalam tiga tahun ke depan.
 
Intinya soal lingkungan lah ya.
Iya banget guys, sampe-sampe Sekjen PBB António Guterres menegaskan supaya para pemimpin G20 harus makin ambi dan meningkatkan action dalam upaya penanggulangi isu climate change ini. Doi juga bilang bahwa penting banget buat negara-negara anggota G20 untuk mencapai kesepakatan bersama di pertemuan ini dalam hal menghadapi krisis iklim. Guterres juga bilang bahwa sebenernya kita masih punya waktu untuk memperbaiki kondisi kok, asal kita beneran serius dalam menghadapi masalah iklim ini. Tapi ternyata, dari meeting dua hari kemaren belom membuahkan hasil yang maksimal gengs.
 
Kenapa gitu?
Kalo katanya Wakil Presiden Senior Departemen Ekonomi di Center for Strategic and International Studies (CSIS) Matthew P Goodman sih, emang susah bikin negara-negara anggota G20 buat agree on anything. Buktinya aja, masih ada beberapa kepala negara yang memilih untuk enggak dateng langsung kayak Rusia dan China, dan bikin perundingan jadi lebih susah untuk mendatangkan hasil yang maksimal. Terus kalo dari salah satu anggotanya sendiri yaitu Amerika Serikat, mereka bilangnya negosiasi masih akan dilanjutkan di meeting COP26, sehingga bikin susah buat kasih komitmen sekarang dalam menghadapi krisis iklim.
 
I see…
Meanwhilenot so good news dari China ni guys, yang sebenernya merupakan salah satu negara penghasil emisi karbon terbesar di dunia. Jadi dalam proposal plan-nya ke PBB yang dikumpulin bulan lalu, China memundurkan target untuk mencapai net zero emission-nya dari 2050 ke 2060. FYI, net zero emission ini adalah target yang berisi komitmen negara-negara PBB tentang upaya pengurangan emisi karbon secara gradually sampe bener-bener zero emission per 2050 mendatang. Selain China, Brasil juga minta dibayar karena udah “menjaga” hutan hujan Amazon, yang merupakan hutan tropis terbesar di dunia dan perannya vital banget dalam menyerap emisi gas.
 
Geez…
Yha begitulah boomer xixixi. Dan karena perannya yang sangat signifikan inilah, G20 diminta supaya lebih konkrit dalam upayanya menyelesaikan krisis iklim. Seruan ini datang salah satunya dari negara-negara pasifik yang menyebut bahwa krisis iklim ini menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau di wilayah mereka. Presiden Kiribati Anote Tong bilang ni menjelang dimulainya G20 Summit tahun ini dimulai kalo negara anggota G20 bertanggung jawab atas 75% emisi karbon global, dan 2050 tu telat banget. We might not have until 2050, gitu katanya.
 
OK terus…
Nah, aksi ini diwarnai juga oleh aksi protes dari anak-anak muda Italia di deket tempat digelarnya G20 Summit tahun ini. Menurut pihak kepolisian, sekitar lima ribu orang yang turun ke jalan. Adapun tuntutannya yha meminta supaya negara-negara G20 ini beneran mengambil langkah konkret, jangan omdo dan “stop playing games.” Mereka juga meminta supaya pendapat mereka didenger karena sebagai generasi muda, mereka yang bakal paling merasakan dampak krisis iklim di masa mendatang.

Agree. So, they talk about the global warming only?
Enggak juga. Selain bahas krisis iklim, agenda lain dari G20 Summit ini adalah ngebahas pajak minimum perusahaan multinasional gengs. Sebelumnya, negara-negara G7 juga udah menyetujui hal ini, di mana perusahaan multinasional kayak Google, Facebook, Apple, dan lain-lain bakal diwajibkan bayar pajak minimum 15% di negara tempat mereka beroperasi. Menurut Presiden Amerika Serikat Joe Biden, kebijakan ini bertujuan untuk menyejahterakan masyarakat negara tertinggal yang dijadiin tempat beroperasi dan take advantage of  pajak yang kecil di negara tersebut.
 
OK. Anything else?
Well, abis selesai meeting di Roma, para world leaders langsung lanjut ke Glasgow, Skotlandia untuk menghadiri konferensi lingkungannya PBB, COP26. Acara ini dipimpin langsung sama Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan dihadiri oleh sekitar 120 kepala negara dan kepala pemerintahan. Nah di sini nih guys, para kepala negara bakal fokus membahas soal krisis iklim dan langkah-langkah kongkrit apa aja yang akan mereka lakukan supaya efek dari krisis iklim ini bisa terus ditekan. Yuk ikutin terus infonya bareng kita!
Advertisement