Kondisi Afghanistan Dibawah Kekuasaan Taliban

283

Who’s just giving some grim updates?

Afghanistan under Taliban.
 
What is the update?
Well, sejak Taliban kembali memimpin di Afghanistan pada Agustus lalu, kondisi di sana makin suram guys. Rakyat di negara tersebut mengalami kemiskinan dan kelaparan akut, sampe anak-anak di sana dijual oleh keluarganya supaya bisa makan.
 
Nooooo 🙁
Sadly ini kenyataan. Jadi tuh emang Afghanistan merupakan salah satu negara miskin di Asia Selatan karena berbagai instabilitas politik dan keamanan yang dialaminya secara berkepanjangan. Terus tahun ini, Afghanistan yang tadinya dikuasai oleh Amerika serikat selama 20 tahun akhirnya kembali ke tangan Taliban setelah para tentara AS cabs dari sana (find out why, here). Nah, fast forward to now, sikon di Afghanistan udah parah banget, bahkan bulan lalu, Swedia dan Pakistan ngingetin bahwa Afghanistan bakal kolaps bentar lagi, kalo organisasi internasional enggak mengambil tindakan.
 
Lho kenapa?
Karena ekonominya ancur-ancuran gengs. Jadi sejak AS angkat kaki dari Afghanistan, banyak lembaga donor yang stop dulu nih, mengucurkan bantuan kemanusiaan ke Afghanistan sebagai bentuk ketidaksetujuan mereka atas kekuasaan Taliban yang dinilai banyak melanggar HAM. Hal ini of course jadi pukulan buat Taliban, secara ekonomi mereka tuh tergantung banget sama bantuan kemanusiaan.
 
Terus gimana 🙁
Well, ya mereka ada duit sih, tapi duitnya juga ada di luar negeri. Jadi sebelum dikuasain Taliban, Afghanistan emang punya aset negara yang diperkirakan jumlahnya hampir 100 triliun rupiah. Tapi duit ini disimpennya di beberapa tempat overseas, kayak di bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve AS, dan beberapa bank sentral di Eropa.
 
Terus kenapa gak dipake asetnya?
Karena aset-aset tersebut dibekukan sejak Taliban berkuasa. Apalagi negara-negara tempat penyimpanan aset Afghanistan ini kan menentang kekuasaan Taliban, jadi pembekuannya itu juga jadi instrumen negosiasi  supaya kelompok tersebut mau lebih menghargai HAM dan hak-hak perempuan.
 
Well, does Taliban say anything?
Ya iya donk. Bulan lalu, Juru Bicara Kementerian Keuangan Afghanistan Ahmad Wali Haqmal udah minta supaya pemerintah negara-negara yang megang duitnya untuk enggak membekukan dana yang mereka punya. Haqmal bilang bahwa aset itu punya Afghanistan, so balikin ke kita sekarang juga titik gapake lama, gitu katanya. Tapi yhaa so far sih US masih belom ada tanda-tanda mau nge-unfreeze duitnya Afghanistan tu gengs.
 
OMG… Tell me more about the children 🙁
Nah belakangan ini, berita tentang penjualan anak oleh orang tuanya sendiri lagi jadi perhatian dunia internasional karena ya ini miris banget. Jadi di berbagai kamp pengungsian yang ada di Afghanistan, diketahui bahwa ada banyak anak-anak perempuan yang dijual oleh ortunya sendiri. Alasannya macem-macem gengs, mulai dari gak bisa beli bahan makanan sama sekali, sampe harus membayar utang. Contohnya adalah Pawarna, anak berusia 9 tahun dari Abdul Malik yang dijual sang ayah agar bisa beli bahan makanan dan bertahan melewati musim dingin yang udah tinggal bentar lagi. Beberapa bulan sebelumnya, kakak Pawarna yang berusia 12 tahun udah dijual ke orang lain juga. Pawarna dan kakaknya dijadikan pengantin anak untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Bahkan kalo keadaannya gak membaik, Abdul kemungkinan harus menjual lagi anaknya yang berusia 2 tahun. 🙁
 
Gosh…. Anyone saying anything? The UN, probably?
Yep. Kepala kantor Humanitarian Affairs at UN (UNOCHA) Isabelle Moussard Carlsen bilang kalo PBB dan para relawan udah berusaha sekuat tenaga buat ngasih program reliefs ke para penduduk Afghanistan. Beberapa waktu lalu, negara anggota PBB sempet pada patungan buat bantuin situasi di Afghanistan dan hasilnya sampe lebih dari 1 miliar dolar AS. Baru beberapa minggu aja tapi dananya udah hampir abis setengahnya gengs. Makanya Carlsen juga bilang kalo gak ada lagi yang bisa ngebantuin situasi di sana, pernikahan anak bakal terus meningkat.
 
Geez…
Kepala UNOCHA di Afghanistan Ramiz Alakbarov juga ngewanti-wanti ni, kalo stok pangan dari PBB buat Afghanistan udah mulai menipis sejak September lalu. Akibatnya, PBB can no longer provide food supply buat penduduk Afghanistan. Akhirnya, Taliban bilang kalo mereka bakal melakukan sistem barter kayak jaman dulu. Jadi dibayarnya gak pake uang, tapi misalkan pake gandum atau makanan pokok lainnya.
 
OK. Anything else?
Duh, kamu harus tahu banget nih bahwa lebih dari setengahnya populasi Afghanistan saat ini tengah mengalami krisis pangan akut, dan lebih dari tiga juta anak di bawah umur lima tahun juga menderita malnutrisi. Ga cuma soal makanan doang guys, tapi juga jumlah pengungsi di sana banyak banget, di mana ada sekitar 677 ribu warga yang displaced karena konflik berkepanjangan, dan warga-warga itu pada tinggal di tenda pengungsian.