Presiden China dan Presiden Taiwan Saling Balas Pidato

523

Who’s in the middle of a heated fight, again?

China and Taiwan.
 
Tell me.
Yep, dua negara ini lagi panas banget, setelah presiden keduanya, yaitu Presiden China Xi Jinping dan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen terlibat bales-balesan pidato. Something sounds like, “Ayo balikan sama aku!” “Enggak mau! Pokoknya aku pengen merdeka!”
 
Hah beneran nih?
Beneran. Tapi konteksnya bukan balikan dalam hubungan pacaran, tapi dalam hubungan negara. Intinya, China yang komunis ngotot bilang bahwa Taiwan emang bagian dari negaranya dan wajib balikan aka reunifikasi, sedangkan Ing-wen bilang bahwa Taiwan adalah negara demokrasi, dan yhaa ga akan balik jadi wilayahnya China. Kita udah beda prinsip, beb. Kamu komunis, aku demokratis.
 
Hold on. I need some background.
Sure. Jadi konflik keduanya ini berawal dari perang sipil di tahun 1949 di mana waktu itu, ada dua partai yang berebut pengaruh di China, yaitu Partai nasionalis, namanya Kuomintang (KMT) yang dipimpin sama Chiang Kai-shek, dan partai komunis, namanya Chinese Communist Party (CCP) yang dipimpin sama Mao Zedong. Nah, selama perang ini, masing-masing partai berusaha menyebarkan pengaruh ideologinya (nasionalis sama komunis tadi) ke berbagai wilayah di China, namun akhirnya yang nasionalis kalah dan mereka kemudian cusss ke Taiwan yang terletak di bawah mainland dan membentuk pemerintahan baru dengan nama Republic of China (ROC), atau yang sekarang dikenal dengan sebutan Taiwan. Nah, sedangkan yang berada di mainland ini membentuk pemerintahan People’s Republic of China (PROC), atau yang sekarang widely known as China.
 
I see. Go on.
Fast forward, Taiwan tumbuh jadi negara yang demokratis dan progresif banget guys, sedangkan China masih tetap dengan ideologi komunisnya. Terus, pemerintah Taiwan saat ini juga konsisten dengan pendiriannya bahwa Taiwan adalah negara merdeka dengan ideologinya tadi, sedangkan China masih denial ni. Mereka masih menganggap bahwa Taiwan itu merupakan provinsi China yang terpisah dari mainland, dan makanya sejak Taiwan dideklarasikan, China terus menekan negara tersebut buat balik ke pemerintahan komunis China.

 

Whoah, terus?
Karena enggak ketemu, akhirnya di tahun 1980an, pemerintah China menawarkan solusi  “one country two systems”, di mana China mengakui kalo sistem pemerintahan China dan Taiwan beda, yaitu China teteup komunis dan Taiwan teteup demokratis tapi yhaa harus di bawah bendera China. Ini sama kayak yang diterapkan di Hong Kong (yang di sono banyak ditolak juga). But, Taiwan was like, “no thanks”.

 
Yha terus gimana?
Terus, yha di bawah Presiden Tsai Ing-wen ini Taiwan konsisten “Pokoknya w mau merdeka dari China,” gitu. Bahkan dalam janji kampanyenya tahun lalu, Ing-wen menegaskan bahwa negaranya enggak akan tunduk ke China, karena mereka merupakan negara demokrasi dan enggak akan tunduk ke ancaman dan intimidasi. Ing-wen juga bilang sistem one country two system
Advertisement
 itu enggak cocok lah ama Taiwan. Contohnya liat ajatu Hong Kong yang sampe rusuh juga karena menolak skema kayak gitu.
 
Wah seru.
Asli. Nah secara emang Taiwan ini negara demokrasi, Ing-wen kemudian reached out ke Donald Trump yang waktu itu baru kepilih di tahun 2016 untuk mendukung posisinya. Trump yang juga emang gedeg mulu sama China kemudian mendukung Taiwan, di antaranya dengan menjual senjata maupun mengirimkan support militer dan membuka kantor perwakilan di Taipei pada tahun 2019. Kini, di bawah pemerintahannya Biden, masyarakat internasional masih wait and see ajani, kebijakan AS bakal kayak gimana. Meanwhile, China makin agresif melakukan berbagai manuver untuk ngajak Taiwan balikan. Pada China’s National Day tanggal 1 Oktober 2021 kemaren, sampe hampir seminggu kemudian, China menerbangkan sekitar 150 pesawat jet tempur ke arah wilayah pertahanan udara Taiwan.
 
Panas, panas, panaaas….
ExactlyEven Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng bilang kalo tensi saat ini adalah terparah sejak 40 tahun terakhir. Terus, di hari nasional Taiwan, Tsai mengecam aksi pamer kekuatan China tadi dan bilang bahwa hal itu udah melanggar kedaulatan udara negaranya. Doi juga baru ngasih speech bahwa Taiwan udah bukan lagi “orphan”-nya Asia, tapi negara independen dan demokratis yang kuat. Ini nih, yang bikin Xi-Jinping bete banget.
 
Doi bilang apa emang?
Kata Jinping, Taiwan, yang dipimpin oleh Tsai, adalah wilayah separatis. Jinping juga bilang kalo reunifikasi antara China dan Taiwan pokoknya harus jadi, gimanapun caranya. Jinping juga menyebut bahwa hal ini bakal dilakukan secara peaceful, tapi yhaa kalo gabisa secara damai sih, jangan ragukan keinginan masyarakat China untuk mempertahankan wilayahnya. Gitu gengs.
 
Buset. OK lah, anything else?
Well, meskipun mendeklarasikan dirinya sebagai negara merdeka, tapi sebenernya enggak banyak negara yang mengakui kemerdekaan Taiwan. Dari 193 negara anggota PBB, cuma 14 negara yang mengakui kedaulatannya, dan Indonesia bukan salah satunya. Kita masih berpegang pada kebijakan “One China Policy” di mana kita cuma mengakui satu China aja, yaitu yang mainland. Jadi kita enggak mengakui Hong Kong dan Taiwan sebagai negara merdeka, tapi teteup, kerja sama kita dengan keduanya, terutama di bidang ekonomi lancar-lancar aja.
Advertisement