Kekesalan Penduduk Australia ke Pemerintahnya

319

Ketika kamu kesel ketua kelompok kamu yang gabut pas lagi kerja kelompok…

Kira-kira itulah yang dirasain sama penduduk Pulau Torres Strait ke Pemerintah Australia.

Whoah, what happened?
Jadi, para masyarakat di Kepulauan Torres Strait yang mostly merupakan indigenous people-nya Australia lagi kzl banget ni guys sama pemerintahnya. Alasannya, menurut para masyarakat ini, pemerintah Australia kurang aktif dalam upayanya menangkal krisis iklim yang kini tengah melanda seluruh belahan dunia, termasuk Australia. Nah, Kepulauan Torres Strait sebagai bagian utara dari Austalia ini sangat terkena dampaknya gengs, terutama dari segi kenaikan level air laut.

OMG… Go on.
Karenanya, kepulauan yang terletak dekat daratan Papua Nugini tersebut terancam banjir dan karena level air laut yang terus-terusan naik sampe ke daratan, hal ini juga jadinya merusak permukaan tanah mereka gengs. Gak cuma itu, badai hebat juga mengancam kepulauan ini karena semakin buruk iklimnya, semakin besar juga badainya, kayak Badai Ida yang menerjang wilayah Northeast Amerika Serikat bulan September lalu.

Geez…
Akhirnya, warga dari Pulau Boigu dan Saibai yang merupakan bagian dari kepulauan tersebut mengajukan gugatan class action kepada pemerintah Australia hari Selasa kemaren. Mereka menuntut pemerintah untuk melindungi mereka dari dampak krisis iklim dengan melakukan kebijakan pemotongan emisi karbon lebih besar dan lebih gercep.

Nice. Tell me more about the lawsuit.
Jadi, masing-masing pulau diwakilkan oleh satu orang, ada Paul Kabai dari Pulau Saibai dan Pabai Pabai dari Pulau Boigu. Dalam gugatan tersebut, Kabai dan Pabai menyatakan kalo rumah dan komunitas mereka bakal sangat terdampak dari adanya krisis iklim ini. Artinya, kalo pemerintah gak melakukan apapun, masyarakat kepulauan tersebut terancam jadi climate refugees yang gak cuma kehilangan tempat tinggalnya, tapi juga identitas dan budaya mereka yang ada di sana selama 65 ribu tahun.

Advertisement

🙁
Gugatan ini didaftarkan di Pengadilan Federal Victoria oleh class action firm Phi Finney McDonald. Gugatan ini juga didukung oleh NGO advokasi Grata Fund dan Urganda Foundation. FYI, Urganda Foundation sendiri pernah ngebantuin class action serupa di Belanda. Hasil dari gugatan tersebut adalah Pengadilan Tinggi Belanda memerintahkan pemerintah buat menjalankan pengurangan emisi karbon lebih cepet dari rencana awalnya. Nah, kasus ini adalah referensi untuk gugatan masyarakat Kepulauan Torres Strait saat ini.

Btw, kenapa baru digugat sekarang?
Actually, kasus ini udah pernah diajuin sama masyarakat Kepulauan Torres Strait ke PBB dua tahun yang lalu. Gugatan dan alasannya juga sama gengs. Tapi, sampe sekarang diketahui belom resolved. Makanya ni, sekarang gugat lagi deh, apalagi mengingat pemerintah Australia kan juga lagi preparation buat 2021 UN Climate Change Summit (COP26) nanti yang bakal diadain di Glasgow, Skotlandia tanggal 31 Oktober – 12 November 2021 nanti. Masyarakat Pulau Torres kzl karena udah siap-siap buat UN Summit aja, terus kita-kita di sini gimana? Gitu katanya.

Iya juga… Anything else?
Pengajuan gugatan class action ini berbarengan banget ni sama hari di mana pemerintah Australia di Canberra menetapkan target emisi karbon nol by 2050. Makanya, pas banget ni karena masyarakat kepualauan tersebut menuntut supaya upaya pencapaian targetnya dicepetin. Menurut mereka, 2050 will be too late.

Advertisement