Presiden Guinea Alpha Condé Dikudeta dan Diculik

337

Who just got booted?

Presiden Guinea Alpha Condé.

Tell me.
So, Presiden Guinea Alpha Condé ini baru aja dikudeta dan diculik oleh kelompok militer di negaranya pada hari Minggu tanggal 5 September 2021 silam. Hal ini karena doi mengganti konstitusi negara tersebut dengan merevisi aturan masa jabatan presiden dari 2 periode jadi boleh 3 periode. Militer Guinea mengumumkan penangkapan Condé di televisi nasional dan bilang kalo saat ini doi bukan lagi presiden.

Hmmm, I need more background.
Got it. SoGuinea adalah negara di Afrika Barat yang kaya akan sumber daya alam mineral, namun secara finansial masih termasuk salah satu negara termiskin di wilayah tersebut. Nah, setelah lepas dari jajahan Prancis di tahun 1958, Guinea kemudian selalu berada di bawah kepemimpinan kelompok sosialisme yang otoriter, dan pada pemilihan umum di tahun 2010, Condé menjadi presiden Guinea pertama yang “democratically elected”. Kemenangan doi awalnya dilihat banyak pihak sebagai fresh start.

Go on.
Tapi, hal tersebut gak bertahan lama gengs. Di tahun 2011, para oposisi menilai kalo Condé gagal meningkatkan perekonomian warganya yang masih terus berada di garis kemiskinan, despite being very rich in mineralsAgainst all odds, doi menang lagi di tahun 2015 dan bakal jadi presiden sampe tahun 2020. FYI, konstitusi awal dari Guinea adalah membatasi masa jabatan presiden jadi dua periode. Nah, kan pemilunya bakal digelar pada Oktober 2020 neh, terus Condé kemudian mengubah konstitusi jadi boleh tiga periode pada Maret 2020. Jadi deh doi bisa running lagi di pemilu Oktober.

Ampun dije. Terus, tetep menang?
Teteup guys. Terkait kejadian ini, banyak warga Guinea yang turun ke jalan dan protes pas doi reelected di 2020. Aksi protes ini kemudian diredam dengan senpi oleh militer Guinea dan menyebabkan belasan korban jiwa dan ratusan orang luka-luka. Masyarakat dan pihak oposisi juga banyak yang protes ni karena Condé dinilai haus kekuasaan, dan masih mau menggelar pemilu di tengah pandemi kayak gini. Oposisi juga bilang bahwa kalo kemenangan doi di tahun 2015 dan 2020 fix banyak curangnya, karena kerja aja gak bener kok bisa kepilih lagi, gitu ceunah.

Terus akhirnya gimana kok sekarang dikudeta?
Nah jadi, pas banget minggu lalu kabinet Condé abis melakukan voting soal peningkatan anggaran “presidensial”, tapi pengurangan anggaran di pembiayaan pegawai negeri dan personel keamanan. Pemimpin kudeta Special Forces Commander Kolonel Mamadi Dombuya akhirnya ngumumin ke televisi nasional kalo militer Guinea mengkudeta Condé dalam rangka mengembalikan demokrasi ke tangan rakyat. Condé yang dinilai melakukan penyalahgunaan kekuasaan dan hal ini merugikan masyarakat Guinea, dan kini masyarakat diminta menunggu buat update

Advertisement
 berikutnya.

What now?
Terus, para menteri di kabinet Condé diminta buat ketemu sama militer yang melakukan kudeta kemarin, untuk membahas soal transisi kekuasaan. Selain itu, as for now, militer minta posisi kementerian di kabinet Condé digantiin sama Sekjen Guinea, dan para gubernur di berbagai wilayah tersebut diganti sama pihak militer. Sekarang, jalur darat dan laut ditutup total dan curfew mulai berlaku buat seluruh warga Guinea sampe waktu yang gak dipastikan.

What about the Guineans?
Banyak dari warga Guinea yang malah melakukan selebrasi atas dikudetanya Alpha Condé gengs. Mengingat banyaknya protes dari masyarakat ke kepemimpinan doi, masyarakat emang gak suka sama Condé. Youssouf Bah, salah satu jurnalis di sana, bilang ke media kalo di sini gak ada kudeta, karena rakyat hepi ni Condé akhirnya turun dari jabatannya. Hal ini juga dirasakan sama many Guineans.

Does anyone have a say in this?
Yep. Tentunya dunia internasional mengecam keras aksi kudeta militer ini. Sekjen PBB António Guterres bilang kalo PBB mengutuk pengambilalihan kekuasaan yang menggunakan senjata dan kekerasan, termasuk yang terjadi di Guinea ini. Gak cuma PBB yang secara terbuka mengecam aksi ini, tapi US juga ni gengs. Terus, ada The Economic Community of West African States (ECOWAS) yang bilang bakal memberikan sanksi kepada negara anggotanya ini kalo konstitusi gak segera dikembalikan ke masyarakat sipil.

I see. Anything else?
FYI, Kolonel Dombuya sendiri sebenernya merupakan anak buah Condé, di mana doi ini ditempatin di special force sama Condé sendiri yang tugasnya emang melindungi presiden. Makanya, Profesor Sejarah dan Ilmu Politik Delaware State University Akwasi Osei bilang ni kalo percuma kalo ECOWAS mau ngasih sanksi, karena tindakan militer ini didukung banget sama masyarakat Guinea sendiri. Oleh karenanya, dialog terbuka harus banget dilakuin sama ECOWAS dan organisasi negara-negara di kawasan tersebut buat buka jalan ke solusi terbaik.

Lesson learned: 2 terms is good. 2 terms is enough. Take 2 terms.

Advertisement