Perjanjian Kerjasama Australia, UK, dan US (AUKUS Deal)

630

Who is singing “we are livin in nuclear-powered submarine~”?

I’m guessing not The Beatles?
NopeAUKUS Deal guys. Jadi, AUKUS adalah kependekan dari Australia, UK, dan US. Hal ini merujuk pada perjanjian kerjasama ketiga negara, di mana Amerika Serikat dan Inggris yang emang udah punya tenaga nuklir bakal membantu Australia dalam mengembangkan teknologi kapal selam nuklirnya.
 
Whaaaat?
Yep, dengan adanya perjanjian ini, maka kerja sama antar ketiga negara untuk berbagi info dan teknologi terkait nuklir kapal selam kayak AI, cyber-security, sistem bawah air, hingga kemampuan serangan jarak jauh bakal makin mudah. Hal ini bikin heboh dunia persilatan guys, secara selama ini AS share-share ginian sama Inggris doang. Terus tiba-tiba sekarang doi dan Inggris ngajak-ngajak Australia.
 
Iya, kok bisa sih?
Well, Biden sih bilang bahwa kebijakan ini dilakukan untuk investasi keamanan dalam membendung ancaman yang akan datang. Terus juga PM Inggris Boris Johnson bilang bahwa ketiga negara memasuki babak baru dalam hubungan mereka, dan hal ini juga diamini sama PM Australia Scott Morrison yang bilang bahwa “hubungan ketiganya udah naik level”.
 
Udah eksklusif maksudnya? Atau udah go public? Udah lamaran?
Ga ke sana beb. Lebih ke… makin erat aja. Walaupun ketiga kepala negara udah menegaskan bahwa kerja sama ini enggak ada hubungannya dengan berbagai spekulasi yang bilang bahwa Australia juga mau ngembangin senjata nuklirnya.
 
Terus… kenapa?
Well, dua orang pejabat di White House bilang bahwa perjanjian ini diadakan dalam upaya membendung kekuatan militer China yang makin kuat di Asia Pasifik. Nah, belakangan ini, kamu juga pasti udah sering denger soal kondisi di teritori Laut China Selatan yang makin panas, di mana China mengklaim seluruh area LCS sebagai wilayahnya. However, enam negara lain di wilayah itu, mulai dari Filipina, Taiwan, Brunei, Malaysia, Vietnam sampe Indonesia bilang, “Ga semuanya keleus. Gue juga punya bagian…”
 
Yea I know that.
Nah iya kan, terkait kondisi ini, of course Amerika Serikat mendukung negara-negara tadi dalam menyanggah klaimnya China. Pada April tahun ini, tentara AS sampe mengadakan latihan militer bareng Filipina pas kondisi di LCS lagi memanas. Terus inget pas kemaren Wapres AS Kamala Harris berkunjung ke Singapura dan Vietnam? Nah, banyak analis yang menilai bahwa kunjungannya ada hubungannya juga sama LCS ini guys. FYI, dengan adanya AUKUS ini, maka kapal selam nuklirnya bakal beroperasi di perairan Australia, dan diperkirakan bisa bergerak ke arah Laut China Selatan undetected
Advertisement
 lho.
 
But it’s nuclear tho, isn’t it… dangerous?
You guessed it right. Banyak banget negara-negara tetangga Australia kayak ASEAN yang mengecam proyek ini. Meskipun tenaga nuklir ini sangat canggih dan bisa memperkuat pertahanan suatu negara, tapi dampak dari pengembangannya bisa memakan banyak korban jiwa dan cakupan wilayahnya cukup luas gengs. Selain ASEAN, Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Arden juga bilang bahwa negaranya yang tetanggaan sama Australia ini merupakan zona bebas tenaga nuklir, jadi it’s a big no for her and the country.
 
What about Indonesia? 
Dalam situs resmi Kementerian Luar Negeri, Pemerintah Indonesia bilang kalo mereka khawatir sama proyek ini yang bisa berujung ke perang dan power projection dengan wilayah-wilayah sekitarnya gengs. Terus, Indonesia juga meminta Australia buat terus berpegang ke komitmennya buat menjaga keamanan regional.
 
I see. Anything else?
Tenaga nuklir sendiri gak bisa dibilang tenaga terbarukan atau renewable energy gengs. Karena, energi yang dihasilkan oleh nuklir ini sifatnya gak terbarukan, sehingga berbahaya buat iklim, apalagi di tengah tingginya kesadaran akan krisis iklim global saat ini. Tapi, nuklir sendiri dalam pengoperasiannya menggunakan sumber energi terbarukan, dan limbah bekas tenaga nuklir bisa didaur ulang dan dipake lagi buat mengoperasikan nuklir. Nonetheless, aktivis lingkungan dan HAM sangat menentang apapun yang berbau nuklir, dan protes juga dateng dari warga Australia itu sendiri yang nggak setuju dengan proyek nuklir di negaranya. Alasannya selain soal lingkungan tadi, tenaga nuklir ini juga fragile banget dan resikonya tinggi. Yep, learning from Chernobyl and Fukushima…
Advertisement