Perempuan di Afghanistan Bisa Bersekolah Lanjutan

312

What’s being separated

Me and my crush? Because of Covid?
Nope, we’re talking about women in Afghanistan. So, Taliban baru aja ngumumin nih bahwa perempuan di Afghanistan bisa bersekolah di jenjang pendidikan lanjutan kayak S1 dan S2, tapiii di kelas yang terpisah dari laki-laki. Pengumuman ini disampein kemaren pas Taliban kedatangan Menteri Luar Negeri Qatar di Kabul, yang merupakan kunjungan resmi pertama yang diterima Taliban setelah resmi menjalankan pemerintahan di Afghanistan.
 
Tell me more.
FYI, peraturan ini berbeda ni gengs sama peraturan yang diterapkan Taliban pas dulu berkuasa di akhir tahun 1990-an sebelum digulingkan oleh invasi militer Amerika Serikat di tahun 2001. Kalo dulu, perempuan sama sekali gak boleh menerima pendidikan formal, dan ga boleh kerja, kecuali mereka yang berkarier di sektor kesehatan.
 
What about now?
Meskipun sekarang perempuan udah boleh menempuh jalur pendidikan, tapi yha teteup di kelas terpisah dari laki-laki. Selain itu, perempuan di sana juga wajib mengenakan dress code sesuai dengan syariah Islam, alias pake hijab. Menteri Pendidikan Abdul Baqi Haqqani bilang kalo pemerintahan Taliban gak bakal mengijinkan perempuan dan laki-laki belajar sama-sama dalam satu ruangan. “We will not allow co-education,” gitu ceunah. In addition, perempuan juga cuma boleh diajar sama dosen perempuan aja gengs.
 
Emang pas pre-Taliban sistemnya gak kayak gitu?
Nggak gengs. Sebelumnya, perempuan dan laki-laki di tingkat universitas bebas belajar bareng-bareng di satu ruangan, dan perempuan gak wajib pake hijab. Tapi yha mengingat Afghanistan sendiri dari dulu adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, kebanyakan pelajar perempuan di universitas emang udah pake hijab. Tapi, dari SD sampe SMA, emang perempuan dan laki-laki diajar terpisah gengs, dan pelajar perempuan SMA diwajibkan memakai tunic
Advertisement
 atau baju jubah panjang.
 
I see. Anyone commenting on it?
Yep, ada UN Human Rights Chief Michelle Bachelet yang bilang kalo peraturan ini gak sesuai sama janji Taliban di awal ke PBB yang bakal menjunjung tinggi hak perempuan di masa pemerintahannya ini. Doi juga bilang kalo selama hampir tiga minggu Taliban’s takeover ini perempuan masih dikucilkan di ruang publik.
 
Got it. Anything else?
Nah, UN Human Rights juga menyoroti gimana Taliban masih menggunakan kekerasan terhadap warga Afghanistan dan hal ini dikecam banget sama PBB. Selama sebulan ini, banyak aksi protes perempuan yang menentang kekuasaan Taliban di Afghanistan karena merasa hak-hak perempuan gak akan dipenuhi lagi kayak dulu. Selama aksi protes tersebut, Taliban diketahui melakukan kekerasan terhadap para pendemo dan jurnalis yang meliput demo tersebut.
Advertisement