Masjid Ahmadiyah di Sintang yang Dirusak Massa

330

Let’s get you up to speed on… Masjid Ahmadiyah di Sintang yang dirusak massa.

Tell me.
Ini ni guys yang lagi lumayan rame over the weekend kemaren. Masjid Miftahul Huda di Desa Balai Harapan, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat, dirusak dan gudang di sebelah masjid tersebut dibakar pada hari Jumat tanggal 3 September 2021. Masjid yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah oleh Jemaah Ahmadiyah Indonesia (JAI) diketahui dirusak dan dibakar oleh massa.
 
What? Tell me everything.
OK. Jadi menurut Juru Bicara JAI Yendra Budiana, gini ni kejadiannya gengs. Jadi, pemerintah Kabupaten Sintang udah mengeluarkan surat dari Bupati pada tanggal 14 Agustus 2021 yang bilang kalo masjid jemaah Ahmadiyah ini akan ditutup sementara. Hal ini menyusul permohonan dan desakan dari sekelompok massa yang menyebut dirinya aliansi umat Islam. Katanya sih, aliansi ini merupakan salah satu kelompok di rumpun Melayu. Permohonannya sendiri udah ada sejak bulan Maret lalu, yang baru dikabulkan di bulan Agustus kemaren.
 
Terus terus?
Abis itu, tanggal 18 Agustus alias empat hari setelah surat tersebut dikeluarkan, penutupan sementara akhirnya dilakukan. Bersamaan dengan itu, pemerintah Kabupaten Sintang juga udah mengeluarkan peringatan kepada masyarakatnya soal siaga darurat konflik sosial isu Ahmadiyah. Tanggal 27 Agustus akhirnya dikeluarin surat penutupan permanen terhadap Masjid Miftahul Huda.
 
Go on…
Seiring dengan keluarnya surat ini, maka segala bentuk kegiatan JAI dilarang dilakukan di masjid tersebut. Terus, tanggal 2 September 2021 lalu, Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji bersama Pemkab Sintang dan aliansi umat Islam tersebut mengadakan pertemuan tertutup ni gengs. Dan karena tertutup, isinya pun gak diketahui sama JAI.
 
I am reading…

Lalu, tibalah kita di hari kejadian yaitu besokannya tanggal 3 September 2021. Pas itu, polisi udah siaga di depan Masjid Miftahul Huda, karena isu perusakan dan pembakaran ini sebenernya udah banyak diketahui, sampe JAI juga tau dan mereka udah diimbau oleh kepala desa untuk nggak keluar rumah dulu…

OMG….
Nah terus guys, di hari kejadian tersebut, terdengar seruan warga untuk melaksanakan ibadah salat Jumat di masjid lain, lalu ikut merobohkan Masjid Miftahul Huda. Terus abis Salat Jumat itu, udah ada sekitar 100 massa yang udah melakukan apel dan bersama-sama bergerak ke masjid tersebut. Massa pun kemudian melancarkan aksinya dan berhasil merobohkan dinding-dinding bangunan masjid. Gak cuma itu, bangunan di samping masjid yang berfungsi sebagai gudang juga ikut dibakar massa.
Advertisement
 
What happened to the jemaah tho?
Meskipun gak nerima kekerasan fisik karena mereka emang nggak keluar rumah, para jemaah masih ketakutan ni gengs akibat dari pengrusakan ini. Masjid Miftahul Huda yang dibangun tahun 2007 untuk ibadah jemaah Ahmadiyah di Desa Balai Harapan ini memiliki jumlah jemaah sebesar 72 orang atau 20 keluarga. Mereka juga tengah merasa ketakutan karena aparat kepolisian yang jumlahnya banyak aja dinilai nggak mampu mencegah kerusakan dan pembakaran terjadi. Kata Yendra, mereka masih trauma banget sama kejadian ini.
 
OMG… Now what?
Tim gabungan Polda Kalimantan Barat dan Polres Sintang sih bilang kalo mereka lagi fokus buat memburu pelaku. Sampe Sabtu kemaren, diketahui belum ada pihak yang ditangkap atas kasus perusakan ini. Sampe-sampe ni Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD menghubungi Polda Kalimantan Barat di hari yang sama dengan kejadian buat mendesak agar Kapolda fokus ke kasus ini dan harus diselesaikan. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas juga mengecam tindakan ini gengs, karena dianggap melanggar hukum. Doi minta semua pelaku diproses secara hukum.
 
Geezzz, did anyone else say anything about it?
Yes. Ketua Indonesian Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso juga meminta kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo buat mencopot Kapolres Sintang AKBP Ventie Bernard Musak karena dinilai gagal melindungi jemaah Ahmadiyah atas kejadian ini. Kata Sugeng, harusnya ni Polres Sintang bisa mengantisipasi ini semua, terutama karena isu perusakan sebenernya udah kedengeran lama.
 
Anything else?
FYI guys, menurut Yendra juga selama ini tuh jemaah Ahmadiyah di Desa Balah Harapan hidup rukun berdampingan dengan jemaah Islam lain tanpa ada cekcok soal agama. Baru kali ini ada konflik kayak gini sejak hadirnya Ahmadiyah di daerah tersebut tahun 2004. Makanya, JAI beranggapan kalo para pelaku datangnya bukan dari desa tersebut, melainkan dari luar desa tapi masih dalam Kabupaten Sintang.
Advertisement