Per-17 Agustus Harga Tes PCR Turun

197

What’s better than promo 17-an di e-commerce?

Harga tes PCR turun.
Raise your hand if you agree? Now hands down. Yep, Per tanggal 17 Agustus 2021 kemarin, peraturan mengenai harga tes PCR yang turun dari harga sebelumnya mulai diterapkan ni gengs. Dalam Surat Edaran Dirjen Pelayanan Kesehatan mengenai Batas Tarif Tertinggi Pemeriksaan RT-PCR (Real Time Polymerase Chain Reaction), diatur bahwa harga tes PCR di Jawa-Bali maksimal Rp495.000 dan di luar Jawa Bali Rp525.000. Selain itu, hasil tes PCR juga dipercepat jadi maksimal 1×24 jam. Lebih cepat, lebih baik.
 
Kok harga Jawa-Bali beda sama yang di luar?
Soalnya ada pertimbangan logistik gengs. Biaya distribusi ke luar Jawa Bali lebih tinggi karena jaraknya yang jauh. Sebelumnya, peraturan batas tarif tertinggi tes PCR ditetapkan pada Oktober 2020 dengan harga maksimal Rp900.000.
 
I see. Kenapa harganya diturunin tu?
Karena masyarakat mengeluhkan mahalnya harga tes PCR kemaren-kemaren. Media-media juga terus memberitakan kalo harga PCR di sini masih jauh lebih mahal daripada negara lain. Inget gak sih guys, dulu sebelum Oktober 2020, harga tes PCR bisa mencapai jutaan dengan hasil 2×24 jam? Akhirnya diturunin jadi 900 ribu sampe 17 Agustus kemarin. Tapiii angka ini masih dianggap terlalu mahal gengs. Apalagi, bulan Juni dan Juli kemaren Indonesia terus-terusan mencetak rekor kasus harian, jadi otomatis masyarakat juga harus terus-terusan tes PCR.
 
Emang sebelumnya kenapa harganya bisa semahal itu?
Kalo kata Dirjen Pelayanan Kesehatan Kemenkes Abdul Kadir, harga tes PCR di awal-awal pandemi masih mahal karena masih dilakukan penghitungan unit cost atau harga satuan bahan-bahan yang diperlukan, di mana harga bahannya juga masih tinggi banget di awal pandemi.
 
Terus gimana penerapan harga baru ini?
Nah, sejak diumumin penurunan harga ini, warga mulai berbondong-bondong tes PCR di rumah sakit dan apotek yang menyediakan layanan tersebut gengs. Salah satunya di Kimia Farma, salah satu jaringan apotek terbesar di Indonesia. Tanggal 16 Agustus 2021, Kimia Farma ngeluarin surat edaran yang isinya harga PCR di apotek ini menyesuaikan arahan presiden dan Kemenkes. Tapiii, di hari yang sama muncul surat edaran kedua yang bilang kalo harga PCR kembali naik ke harga sebelumnya, yaitu Rp900.000.
 
Lah itu beneran?
Kata pihak Kimia Farma sih itu hoaks guys. Di surat edaran kedua itu dibilang kalo harga PCR balik ke harga sebelumnya atas permintaan saham, dan pemberlakuan penurunan harga ditunda sampe menunggu instruksi lanjutan dari Kemenkes. Namun, menurut Direktur Utama Kimia Farma Verdi Budidarmo, harga tes PCR yang berlaku di Kimia Farma bakal terus mengikuti arahan pemerintah.
 
Ok. Go on.
Nah, kalo dari para ahli laboratorium yang tergabung dalam Persatuan Ahli Teknologi Laboratorium Medik Indonesia (Patelki), mereka mengeluhkan penurunan harga ini gengs. Soalnya, mereka kan ngeborong tuh stok alat tes PCR pas unit cost-nya lagi tinggi. Sampe sekarang, stoknya masih banyak. Kalo sekarang dijual dengan harga terkini, otomatis mereka bakal rugi. Terus juga Ketua Umum Gabungan Perusahaan Alat-alat Kesehatan dan Laboratorium (Gakeslab) Sugihadi bilang bahwa sekarang mereka kesusahan mencari pemasok alat tes dengan adanya penurunan harga ini.
 
OK… Anything else?
Setelah penurunan harga ini, Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa harga tes PCR di Indonesia saat ini adalah yang termurah kedua di ASEAN setelah Vietnam. Hal ini menanggapi perbandingan harga tes PCR di Indonesia dan negara lain gengs. Selain itu, pemerintah juga berharap dengan penurunan harga ini, tracing dan testing bisa lebih digalakkan sehingga kasus covid di Indonesia bisa lebih dikendalikan.