Kasus dr Lois Owein, 3 Pesepakbola Inggris Mengalami Serangan Rasisme, Jumlah Orang Kaya Naik Namun Ekonomi Indonesia Masih Terpuruk, Anjing Benar-benar Bisa Memahami Manusia

587

Good morning,

It’s Wednesday again, and while you’re still lounging in your pyjamas for another WFH day, don’t forget to check out our podcast here. Now, we got some stories about the obvious (u know what it is), racism in Euro, rich folks, to puppies. Yep, get to know everything by just scrolling down…


First, here’s your fuuull update on Lois Owein case.

Tell me.
Ok. Jadi kemarin, Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri akhirnya membebaskan dr Lois Owein karena dia berjanji nggak akan melarikan diri atas dugaan penyebaran hoaks pandemi covid-19.
 
Hold on. I need some background.
You got it. Jadi baru-baru ini, nama Lois emang lagi viral setelah menjadi tamu di acara talk show-nya Bang Hotman Paris. Di acara tersebut, Lois bilang bahwa dia nggak percaya sama covid-19, dan menurutnya juga, pasien-pasien covid meninggal bukan karena covid, tapi karena ada interaksi antar obat, yang terdiri dari enam macam obat. Dalam berbagai kesempatan lainnya, Lois juga kerap bilang bahwa yhaa emang covid ini bukan virus dan nggak menular.
 
GIMANAAA??
Ya emang gimana tuuu (???) nah terus guys, netizen jadi heboh tentang pernyataan tersebut. Buntutnya, pada Minggu pagi, Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Ikatan Dokter Indonesia (MKEK IDI) memanggil Lois terkait pernyataanya tersebut. Terus diketahui juga bahwa menurut Ketua Umum Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih, keanggotaan Lois udah kadaluarsa, jadi technically Lois udah bukan anggota IDI lagi. Terus nggak lama, doi ditangkap polisi
 
Dengan alasan?
Melakukan penyebaran berita bohong dan hoaks. Terus, Lois juga dijerat beberapa pasal dari UU ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik), UU Peraturan Hukum Pidana, dan UU tentang Wabah Penyakit Menular.  Dari seluruh pasal yang dijerat, ancaman hukuman maksimalnya adalah 10 tahun penjara.  Selain itu, berdasarkan UU wabah penyakit menular, ia juga terancam dipidana penjara paling lama satu tahun dengan membayar rugi paling tinggi Rp1 juta.
 
Mayan ugha ya…
Yoi. Nah namun Lois emang jadinya nggak ditahan gengs. Alasannya, menurut Direktur Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Brigjen Slamet Uliandi, adalah karena polisi lebih mengutamakan restorative justice, di mana hukuman penjara itu adalah opsi terakhir. Selain itu, Polri juga mengedepankan upaya preventif supaya perbuatan kayak gini nggak diikutin orang.
 
I see, did Lois say anything? 
Yep. Lois sendiri udah mengakui bahwa perbuatan dan pernyataannya nggak sesuai sama kode etik profesi kedokteran. Doi juga mengakui bahwa pernyataannya masih perlu penjelasan medis.  FYI, selain bilang bahwa kematian covid-19 sebenernya bukan karena covid-19, dia juga menyatakan bahwa alat tes PCR dan swab antigen nggak relevan digunakan sebagai alat pendeteksi covid-19.
 
I see, anything else? 
Nah, meskipun Lois nggak ditahan, namun proses hukumnya tetap lanjut. Terus, Bareskrim juga menyarankan supaya dr Lois diproses lebih lanjut oleh otoritas profesi kedokteran. Menurut Pak Slamet, mereka berharap supaya dokter bisa bijak dalam menggunakan media sosial sebagai alat komunikasi.

Who’s getting a red card?

RACISM.
Iyaaa males banget deh. Jadi pasca kalah di laga final Euro 2020, tiga orang pesepakbola Inggris mengalami serangan rasisme dan para fans timnasnya. Selain dikatain hal-hal rasis, ketiganya juga digadang-gadang penyebab kekalahan The Three Lions. 
 
I need some background. 
Ok, in case you’re not a soccer/football fan, Jadi Senin dini hari itu ada final turnamen sepak bola Euro 2020 yang digelar di Stadion Wembley, London, Inggris. Nah, adapun tim yang berlaga di partai final adalah Inggris dan Italia, dan setelah melawati perpanjangan waktu, akhirnya keduanya harus ada penalti untuk menentukan pemenang. Adapun hasil akhirnya, Italia menang dengan skor 3 – 2.
 
Terus…
Nah terus, Inggris kan ngegolin dua gol, di mana keduanya dibuat oleh pemain berkulit putih, Harry Kane dan Harry Maguire. Sedangkan tiga tendangan yang gagal adalah dari Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, di mana ketiganya adalah pemain berkulit hitam. Berangkat dari kejadian inilah, ketiga pemain tadi jadi diserang oleh ratusan komentar rasis di sosial media.
 
Oh no…
Iya guys, terkait aksi rasisme ini, Twitter sampe harus nge-remove 1.000 posts, dan beberapa akun juga dihentikan secara permanen. Facebook juga menghapus komentar-komentar rasis tersebut. Dalam keterangan resminya, Facebook bilang bahwa mereka gercep banget dalam menghapus postingan-postingan rasis terhadap para pesepakbola kulit hitam tadi. Terus mereka juga meminta para pemain untuk menggunakan fitur “hidden words” yang bikin kamu jadi nggak perlu ngeliat komen-komen yang jahat dan abusive.
 
Tapi emang aksi rasisme itu ngeselin banget sih.
Yoi. Makanya aksi ini juga menerima banyak banget kecaman, salah satu di antaranya adalah dari otoritas sepak bola Inggris, the Football Association (FA). Dalam keterangan resminya, mereka meminta pemerintah Inggris untuk mempidanakan online harassment dan mendesak perusahaan sosmed untuk bertindak lebih dalam menghapus akun-akun yang abusive.  Mereka juga sangat mengutuk tindakan diskriminasi, utamanya online racism yang ditujukan terhadap pesepakbola asal Inggris.
 
Agree.
Yep. Selain FA, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson dan Pangeran William yang juga turut mengecam aksi rasis tersebut. Lewat akun Twitter-nya, Pangeran William bilang bahwa doi kesel banget sama kasus-karus rasis begini, dan siapapun yang ikut-ikutan harus bertanggungjawab. Meanwhile, Boris Johnson bilang bahwa para pemain tadi tuh harusnya dianggap pahlawan, bukannya justru menerima aksi rasisme.
 
Sad 🙁 Any comments from the players?
Belum gengs. Sejak kasus rasisme ini mencuat, so far belum ada satupun pemain yang angkat bicara. Meski begitu, Pelatih Timnas Inggris Gareth Southgate udah bilang bahwa aksi rasisnya itu nggak bisa dimaafkan, dan itu bukan mereka banget.
 
Ok, anything else? 
FYI, rasisme ini sebenarnya bukan hal yang baru di dunia sepak bola. Dalam sejarahnya, Inggris baru menyebutkan nama anggota tim mereka yang berkulit hitam per tahun 1978 (sebelumnya nggak disebutin).  Terus, para fans sering melempar kulit pisang ke para pemain berkulit hitam sambil melakukan yel-yel tentang monyet. Meanwhile, PBB baru aja menganjurkan seluruh negara anggota PBB (termasuk Inggris) untuk menghentikan systemic racism yang terjadi secara global.

When covid-19 has made you broke…

Rich people of Indonesia can’t relate.
Karena ketika lagi pandemi gini guys, justru jumlah orang kaya di Indonesia malah meningkat.
 
Reallly?
Yep. Menurut laporan Credit Suisse yang rilis di awal minggu ini dan berjudul “Global Wealth Databook 2021”, diketahui bahwa di tahun 2020 lalu, jumlah orang kaya di Indonesia bertambah.
 
Tell me more.
Beneran guys. Jadi berdasarkan data mereka, diketahui bahwa jumlah penduduk dengan kekayaan bersih sebesar US$1 juta atau lebih di Indonesia meningkat, dari sebelumnya 106.215 orang pada tahun 2019 menjadi 171.740 orang pada tahun 2020.
 
Terus…
Terus penambahan kekayaan ini nggak cuma terjadi pada mereka dengan kekayaan bersih sebesar US$1 juta, tapi juga pada semua kelompok. Here’s the breakdown for you:
  • US$1-5 juta dolar, bertambah dari 91.932 orang menjadi 150.678 orang.
  • US$5–10 juta dolar, bertambah dari 8.264 menjadi 12.403 orang.
  • US$10–50 juta dolar, bertambah dari 5.210 menjadi 7.616 orang.
  • US$50–100 juta dolar, bertambah dari 468 menjadi 626 orang.
  • US$100–500 juta dolar, bertambah dari 295 menjadi 367 orang.
  • Di atas US$500 juta dolar lebih, dari 46 menjadi 50 orang.
I want to know who are the richest ones?

In case you’re curious, ini nih daftar 10 orang terkaya di Indonesia di masa pandemi:

  • R Budi Hartono 20,5 miliar dollar AS (+50,73 persen)
  • Michael Hartono 19,7 miliar dollar AS (+51,53 persen)
  • Prajogo Pangestu 6,5 miliar dollar AS (+85,71 persen)
  • Sri Prakash Lohia 6,5 miliar dollar AS (+51,16 persen)
  • Chairul Tanjung 4,8 miliar dollar AS (+35,41 persen)
  • Advertisement
  • Martua Sitorus 2 miliar dollar AS (+11,11 persen)
  • Djoko Susanto 1,7 miliar dollar AS (+41,66 persen)
  • Theodore Rachmat 1,7 miliar dollar AS (+41,66 persen)
  • Sukanto Tanoto (16,66 persen)
  • Winarko Sulistyo (9,09 persen).
Nice…
Yha gitu guys. Tapi meskipun jumlah orang kaya naik, namun kamu perlu tahu nih, bahwa ekonomi kita masih terpuruk. Menurut ekonom Awalil Rizky, pandemi covid-19 justru bikin pertumbuhan ekonomi minus 2,07 persen. Terus jumlah pengangguran juga bertambah, dari awalnya 7,10 juta orang pada Agustus 2019 menjadi 9,77 juta orang pada Agustus 2020. Selain itu, jumlah penduduk miskin juga bertambah, dari 24,79 juta orang pada September 2019 menjadi 27,55 juta orang pada September 2020.
 
Nah kayaknya w lebih masuk ke kelompok yang ini deh…
Atau bisa juga kamu masuknya ke kelompok…kelas menengah. LOL. Karena sebenernya guys, Bank Dunia pernah loh mengkategorikan Indonesia ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas (upper-middle income). Tapi yhaaa cuma setahun karena kemudian negara api aka virus covid menyerang, dan Indonesia turun lagi ke menegah rendah (lower-middle income).
 
Got it. Anything else?
Masih menurut Awalil, data soal makin kaya-nya orang kaya di Indonesia bisa menjadi salah satu pertimbangan pemerintah dalam pengambilan kebijakan. Misalnya, terkait aturan soal tata cara perpajakan.

When your dog has been the only one who truly understands you…

You’re probably right.
Yep, buat kamu-kamu yang melihara anjing, ada kabar baik nih. Karena ternyata hasil penelitian terbaru menemukan bahwa setelah melewati masa belasan ribu tahun sebagai human’s bestfriend, dogs have literally become humans’ bestfriend, aka mereka bener-bener bisa memahami manusia.
 
Jadi dalam hasil studi yang dirilis oleh jurnal Current Biology Senin lalu, disebutkan bahwa para peneliti membandingkan kemampuan “pemahaman” hewan terhadap manusia, di mana pada penelitian ini, yang dibandingkan adalah anak anjing dan anak serigala. Hasilnya guys, dengan situasi kontak erat dengan manusia dalam jangka waktu dan intensitas yang sama, diketahui anak anjing lebih bisa “memahami” manusia dibandingkan anak serigala. Terus, kenapa bisa begini ya? Well, menurut para researchers, kemampuan para anak anjing itu nggak lepas dari fakta bahwa anjing emang udah turun temurun jadi peliharaan manusia aka didomestikasi sejak belasan ribu tahun lalu. Hasilnya, kemampuan memahami ini pun diwariskan pada para anak anjing. Meanwhile, kayak yang kita tahu, serigala lebih banyak menghabiskan waktunya di alam liar. Finally, penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa anak anjing peliharaan memiliki skill untuk bekerja sama dan berkomunikasi pada manusia sejak usia yang masih sangat muda.
 
Now you know who can understand you better than Siri…

“Jika kondisi belum terkendali, perpanjangan PPKM darurat mungkin dilakukan.”
 
Waduuuw gitu guys kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito kemarin, pas menjelaskan soal kemungkinan perpanjangan PPKM darurat sampe enam minggu ke depan. Menurut Pak Wiku, skenario ini mungkin aja dilakukan, mengingat ini untuk keselamatan warga juga.
 
Seriously guyz plz recommend us what else to binge-watch for the next few weeks here

Announcement

Thanks to have a nice day Kaysmir Nur Thaeban, Seseorang & Vina fadilla, for treating us coffee yesterday!
(Mau ikutan nraktir tim Catch Me Up! kopi? Here, here…just click here Dengan mendukung, kamu nggak cuma beliin kopi yang menemani kami nulis, namun kamu juga udah men-support kami untuk terus berkarya dan membuat konten-konten berkualitas yang imparsial dan bebas dari kepentingan. Thank you so much!)

Ajak-ajak yuk!

Yep, kamu bakal langsung dapet merchandise eksklusif dari Catch Me Up! kalo kamu ngajak teman-teman kamu berlangganan! Caranya gampang banget, kamu tinggal klik link di bawah ini dan mulai deh, sebar-sebar referral code kamu ke teman, sodara, gebetan, rekan kantor, pokoknya siapa aja boleee….
 

Atau, kamu juga bisa langsung nge-klik share button di bawah ini! Kumpulin terus referral kamu untuk dapetin merchandise-nya ya! Gratis!


Catch Me Up! recommendations

In these challenging times, we all could use some positivity. So, to start the day, read these mantras

Angel’s Stories

1. Ketika sedang liat-liat Instagram stories, ada salah satu kenalanku yang kesel karena dia pesan barang online dan tulisannya sudah diterima oleh dia, padahal dia belum terima. Akhirnya dia komplen ke penyedia kurir. Kurir yang mengantar barangnya pun ngechat kenalanku ini dan berkata kalo barang sudah diterima ibunya. Dia tanya kenapa komplen dan ternyata dia DIDENDA 500rb 🙁 yang hanya karena dia salah tulis nama penerima aja. Kenalanku juga balik marah karena merasa si bapak kurir ga nyantai sampai ngechat padahal dia yang salah tulis nama. Akhirnya aku minta nomor WA bapak kurir ke kenalanku ini karena khawatir dia hilang 500rb di masa seperti ini dengan gaji awal yang mungkin tidak besar juga. Kenalanku tetap tidak mau kasih nomornya karena merasa harusnya bapak kurir bisa ngomong lebih baik :’) maka pengen minta doa teman-teman aja semoga bapak kurir itu dan keluarganya sehat selalu. Emang kondisi sekarang stress banget, cuma semoga kita juga bisa tahan emosi dan ga mengeluarkannya dengan tidak tepat, apalagi ke para pekerja garis depan seperti si bapak kurir.
-cewek yang stress dengan kondisi ini-
 
2. Di gang rumahku banyak banget yangg positif Covid. Total sudah ada 10 rumah yang melakukan isolasi mandiri. Sedih banget si dengarnya. There is nothing I can do much for them. Berhubung di rumah, aku tinggal sendirian dan lagi belajar masak. Aku bikinin mereka ayam ungkep dan aku taruh di pagar rumah mereka.. tahu nggak? Selang beberapa waktu kemudian aku dapat pesan WA yang isinya bikin Hati hangat bangett.. Hatiku terasa adem pas tahu kalau masakanku katanya enak. Ya, setidaknya dengan begini pesan cintaku kepada mereka bisa sampai.. dan berdoa semoga mereka bisa segera sembuh.
-13K-
 
(We believe that angels, just like superheroes and cats, come in different costumes, but they’re here for the same reasons: to make our days brighter, our smiles wider, and our feelings happier. So during these uncertain times, we’ve decided to replace the love letter with stories about kindness, because now more than ever, our community needs that. Shoot us your kindness stories here (can be something you see or experience firsthand (or no), basically, anything!) and we will feature it here. You can also check our previous angel stories on our angel’s Instagram. Go go go!)
Advertisement